Bacaan Ekaristi : 1Raj 11:4-13; Mzm 106:3-4.35-36.37.40; Mrk 7:24-30
Daud adalah orang kudus, bahkan meskipun ia orang berdosa; Salomo yang agung dan bijaksana, di sisi lain, ditolak oleh Tuhan karena ia telah menyimpang. Paus Fransiskus memusatkan homilinya pada kenyataan paradoks ini. Bacaan Pertama dalam liturgi hari itu (1Raj 11:4-13), berbicara tentang Salomo dan ketidaktaatannya. "Kita telah mendengar tentang sesuatu yang agak janggal", kata Paus Fransiskus. "Hati Salomo tidak sepenuhnya berada bersama Tuhan, Allahnya, seperti hati Daud, ayahnya, dulu".
Paus Fransiskus menjelaskan bahwa sangatlah janggal karena kita tidak tahu bahwa Salomo telah melakukan dosa-dosa besar, ia selalu sangat menutup-nutupi; Sementara kita tahu bahwa Daud memiliki kehidupan yang sulit, bahwa ia adalah orang berdosa. Tetapi Daud adalah orang kudus, sementara dikatakan tentang Salomo, yang telah dipuji oleh Tuhan karena mencari hikmat dan bukan kekayaan, bahwa hatinya "telah menyimpang dari Tuhan". Bagaimana kita bisa menjelaskan hal ini?, tanya Paus Fransiskus. Karena Daud, karena mengetahui bahwa ia telah berdosa, selalu memohon pengampunan, sementara Salomo, yang dipuji di seluruh dunia, menjauhkan diri dari Tuhan untuk mengikuti allah-allah lain, tetapi ia tidak mengenali kesalahannya.
Dan di sinilah masalah "kelemahan hati". Ketika hati mulai melemah, ini tidak seperti situasi dosa: kalian berbuat dosa, dan kalian segera menyadarinya. "Saya telah melakukan dosa ini"; itu sudah jelas. Kelemahan hati adalah sebuah perjalanan yang lambat, yang meluncur selangkah demi selangkah, selangkah demi selangkah, selangkah demi selangkah ... Dan Salomo, yang menghiasi kemuliaannya, dalam ketenarannya, mulai menempuh jalan ini.
Paradoksnya, "kejernihan dosa lebih baik daripada kelemahan hati", kata Paus Fransiskus. "Raja Salomo yang agung akhirnya menyimpang : penyimpangan yang tenang, karena hatinya melemah" :
Dan seorang pria dan seorang wanita dengan hati yang lemah, atau hati yang melemah, adalah seorang wanita yang kalah, seorang pria yang kalah. Inilah proses kebanyakan umat kristiani, proses kebanyakan dari kita. 'Tidak, saya tidak melakukan dosa berat'. Tetapi bagaimana hati kalian? Apakah hati yang kuat? Apakah hati yang tetap setia kepada Tuhan, atau apakah hati yang perlahan-lahan meluncur menjauh?
Drama kelemahan hati bisa terjadi pada kita semua dalam kehidupan. Lalu apa yang harus kita lakukan? Jawabannya, kata Paus Fransiskus, adalah kewaspadaan: "Waspadalah. Jagalah hatimu. Waspadalah. Setiap hari, berhati-hatilah dengan apa yang sedang terjadi di dalam hati kalian. Beliau menyimpulkan : Daud adalah orang kudus. Ia adalah orang berdosa. Orang berdosa, dan ia menjadi orang kudus. Salomo ditolak karena ia menyimpang. Seseorang yang menyimpang tidak bisa menjadi orang kudus. Dan kita menjadi menyimpang dengan mengikuti jejak kelemahan hati. Kewaspadaan! Jagalah hatimu setiap saat. Bagaimana hatiku melakukannya? Bagaimanakah hubunganku dengan Tuhan? Dan nikmatilah keindahan dan sukacita kesetiaan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.