Bacaan
Ekaristi : Kis 6:8-15; Mzm 119:23-24.26-27.29-30; Yoh 6:22-29
Dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 16 April 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan ada dua cara untuk mengikuti Yesus : demi kepentingan diri sendiri dalam mukjizat-mukjizat-Nya atau melalui iman dalam sabda-Nya. Paus Fransiskus memperingatkan agar tidak mengikuti Yesus demi kepentingan pribadi dalam mukjizat-mukjizat-Nya ketimbang melalui iman dalam sabda-Nya. Beliau juga mengundang kita untuk menyegarkan ingatan kita akan hal-hal luar biasa yang telah dilakukan Allah dalam kehidupan kita, agar menanggapinya dengan kasih.
Paus
Fransiskus merenungkan Bacaan Injil hari itu (Yoh 6:22-29) yang menceritakan
orang banyak ingin menjadikan Yesus sebagai raja setelah mukjizat penggandaan
roti dan ikan. Yesus menolak mereka, kata-Nya, “Sesungguhnya kamu mencari Aku,
bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan
roti itu dan kamu kenyang”.
Paus
Fransiskus menunjukkan duaunsur tanggapan Yesus. Di satu sisi, beliau
mengatakan, mereka sedang mencari Yesus untuk merasakan sabda-Nya di dalam hati
mereka, yaitu karena iman. Di sisi lain, mereka hanya ingin melihat
mukjizat-mukjizat-Nya. Bapa Suci mengatakan bahwa inilah orang-orang yang baik
tetapi iman mereka sedikit terlalu sukar dipahami dan bersifat mementingkan
diri sendiri.
Paus Fransiskus kemudian berbicara tentang teladan iman kepada Yesus lainnya, yaitu teladan iman Stefanus dalam Bacaan Pertama (Kis. 6:8-15). Stefanus berbicara sangat gamblang, kata Paus Fransiskus, agar para lawan bicaranya di Mahkamah Agama tidak sanggup melawan hikmatnya.
“Ia mengikuti Yesus tanpa menimbang-nimbang akibat-akibatnya : 'ini berguna untukku; itu tidak ... Ia tidak mementingkan diri sendiri. Ia mengasihi. Jadi ia mengikuti Yesus dengan keyakinan iman. Mereka meletakkan jebakan fitnah, dan mereka membawa dia ke dalam jebakan tersebut. Maka ia dirajam sampai mati, memberikan kesaksian bagi Yesus”.
Paus Fransiskus mengundang kita untuk mempertimbangkan bagaimana kita mengikuti Yesus. Beliau menasehati kita untuk menyegarkan ingatan kita tentang bagaimana Yesus bertindak dalam kehidupan kita.
“Kita
akan menemukan begitu banyak hal besar yang telah diberikan Yesus kepada kita
secara cuma-cuma, karena Ia mengasihi kita masing-masing. Segera setelah aku
telah mempertimbangkan hal-hal yang telah dilakukan Yesus bagiku, aku dapat
mengajukan pertanyaan kedua : "Apa yang seharusnya kulakukan bagi Yesus?'
Dengan dua pertanyaan ini, barangkali kita dapat memurnikan iman kita dari
kepentingan diri sendiri. Ketika aku melihat semua yang diberikan Yesus
kepadaku, hatiku dengan murah hati mengatakan : 'Ya, Tuhan, aku akan memberikan
segalanya. Aku tidak akan membuat kesalahan-kesalahan ini dan melakukan
dosa-dosa ini lagi. Aku akan mengubah hidupku dengan cara ini ...’ [Inilah] jalan
menuju pertobatan dengan kasih : ‘Engkau telah memberiku begitu banyak kasih,
maka aku akan memberi Engkau kasihku’".
Akhirnya,
Paus Fransiskus mengatakan dua pertanyaan ini dapat membantu kita untuk
memurnikan iman kita dari kepentingan diri sendiri.
“Ini adalah ujian yang bagus untuk melihat bagaimana kita mengikuti Yesus : 'Apakah aku mementingkan diri sendiri atau tidak?' ... 'Apakah yang telah dilakukan Yesus bagiku dalam hidupku karena kasih?' Dan melihat hal ini, 'apakah yang seharusnya kulakukan bagi Yesus ?', 'Bagaimanakah aku menanggapi kasih-Nya?' Itulah bagaimana kita dapat memurnikan iman kita dari seluruh kepentingan diri. Semoga Tuhan membantu kita di sepanjang jalan ini”.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.