Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI PAROKI SANTO PAULUS DARI SALIB, CORVIALE (ROMA) 15 April 2018 : IMAN AKAN KEBANGKITAN MEMBUAT HATI BERTUMBUH MUDA

Bacaan Ekaristi : Kis. 3:13-15,17-19; Mzm. 4:2,4,7,9; 1Yoh. 2:1-5a; Luk. 24:35-48

Para murid mengetahui bahwa Yesus telah bangkit karena Maria Magdalena telah mengatakannya pagi itu; kemudian Petrus melihat-Nya; kemudian para murid yang telah kembali dari Emaus menceritakan tentang perjumpaan mereka dengan Yesus yang bangkit. Mereka mengetahuinya : Ia bangkit dan hidup. Tetapi kebenaran itu belum masuk ke hati. Kebenaran itu, ya, mereka mengetahuinya, tetapi mereka ragu. Mungkin mereka lebih suka menyimpan kebenaran itu dalam pikiran mereka. Menyimpan kebenaran dalam pikiran tidak terlalu berbahaya ketimbang menyimpannya di dalam hati. Tidak terlalu berbahaya.


Mereka semua berkumpul dan Tuhan muncul. Dan pada awalnya mereka takut dan percaya bahwa Ia adalah hantu. Tetapi Yesus sendiri berkata kepada mereka : “Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku". Tetapi mengapa mereka tidak percaya? Mengapa mereka ragu? Ada sebuah kata dalam Injil yang memberi kita penjelasan : "mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran...". Karena bersukacita mereka tidak bisa percaya. Sukacita itu begitu luar biasa! Jika ini adalah kebenaran, sukacita tersebut adalah sukacita yang sangat besar! “Ah, aku tidak mempercayainya. Aku tidak bisa". Mereka tidak percaya ada begitu banyak sukacita; sukacita yang menuntun kepada Kristus.

Hal ini juga terjadi pada kita ketika kita diberi kabar baik. Sebelum menerimanya di dalam hati kita, kita berkata : “Tetapi apakah itu benar? Tetapi bagaimana kamu tahu? Darimana kamu mendengarnya?”. Kita melakukannya untuk memastikan, karena, jika ini benar, itu adalah sukacita yang besar. Hal ini terjadi pada kita dengan cara sederhana kita sendiri; bayangkanlah para murid! Sukacita itu begitu besar sehingga lebih baik mengatakan : "Tidak, aku tidak mempercayainya". Tetapi Ia ada di sana! Ya, tetapi mereka tidak bisa. Mereka tidak bisa menerimanya; mereka tidak bisa membiarkan kebenaran yang mereka lihat masuk ke dalam hati mereka. Dan pada akhirnya, tentu saja, mereka percaya. Ini adalah “keawetmudaan yang diperbarui” yang diberikan Tuhan kepada kita. Dalam Doa Pembukaan kita mengatakan : "keawetmudaan yang diperbarui". Kita terbiasa dengan dosa yang menuakan kita .... Dosa menuakan hati, selalu. Dosa membuat hatimu keras, tua, lelah. Dosa membuat hati menjadi lelah dan kita agak kehilangan kepercayaan kepada Kristus yang bangkit : “Tidak, aku tidak berpikir demikian…. Ini akan menjadi sukacita yang begitu banyak …. Ya, ya, Ia hidup, tetapi di surga, karena urusan-Nya sendiri”. Tetapi aku adalah urusan-Nya! Kita masing-masing! Tetapi kita tidak dapat membuat hubungan ini.

Dalam Surat [Pertama] Rasul Yohanes dikatakan : “jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa”. Jangan takut; Ia mengampuni. Ia memperbarui kita. Dosa menuakan kita, tetapi Yesus, yang bangkit, hidup, memperbaharui kita. Inilah kuasa Yesus yang bangkit. Ketika kita mendekati Sakramen Tobat bertujuan agar diperbaharui, diremajakan. Dan Yesus yang bangkit melakukan hal ini. Yesus yang bangkit yang ada di tengah-tengah kita hari ini : Ia akan ada di sini di atas altar; Ia ada di dalam Sabda .... Dan Ia juga akan ada di altar: telah bangkit! Kristuslah, Sang Pengacara, yang ingin membela kita ketika kita telah berdosa, untuk meremajakan kita.

Saudara-saudari, marilah kita memohonkan rahmat untuk percaya bahwa Kristus hidup, bangkit! Inilah iman kita, dan jika kita mempercayai hal ini, hal-hal lain bersifat sekunder. Inilah kehidupan kita; inilah keawetmudaan kita yang sesungguhnya. Kemenangan Kristus atas maut, kemenangan Kristus atas dosa. Kristus hidup. "Ya, ya, sekarang aku akan menerima Komuni ...". Tetapi ketika kamu menerima Komuni, apakah kamu yakin bahwa Kristus hidup, di sana; Ia telah bangkit? "Ya, itu adalah sepotong roti yang diberkati ...". Tidak, itu adalah Yesus! Kristus hidup; Ia bangkit di antara kita, dan jika kita tidak mempercayai hal ini kita tidak akan pernah menjadi umat kristiani yang baik. Kita tidak bisa.

Tetapi “mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran”. Marilah kita memohonkan kepada Tuhan rahmat agar sukacita tidak menghalangi kita untuk percaya, rahmat untuk meraba Yesus yang bangkit : meraba-Nya dalam perjumpaan melalui doa; dalam perjumpaan melalui sakramen-sakramen; dalam perjumpaannya dengan pengampunan-Nya yang merupakan masa muda Gereja yang diperbarui; dalam perjumpaan dengan orang-orang sakit, ketika kita pergi mengunjungi mereka, dengan orang-orang yang dipenjara, dengan orang-orang yang paling membutuhkan, dengan anak-anak, dengan orang-orang lanjut usia. Jika kita merasakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang baik, Yesus yang bangkitlah yang mendorong kita untuk hal ini. Itu selalu merupakan sukacita, sukacita yang membuat kita awet muda.


Marilah kita memohonkan rahmat untuk menjadi jemaat yang penuh sukacita, karena kita masing-masing yakin, memiliki iman, telah berjumpa Yesus Kristus.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.