Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 18 Mei 2018 : JANGAN MEMBUANG-BUANG WAKTU DENGAN MENJADI ORANG YANG SIBUK MENCAMPURI URUSAN ORANG LAIN

Bacaan Ekaristi : Kis 25:13-21; Mzm 103:1-2.11-12.19-20ab; Yoh 21:15-19

Dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 18 Mei 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengingatkan para uskup dan seluruh gembala untuk “mengasihi, menggembalakan domba-dombanya, dan mempersiapkan diri untuk salib”, tidak membuang-buang waktu dengan mencampuri kehidupan orang lain. Beliau mengacu homilinya pada Bacaan Injil liturgi hari itu (Yoh 21:15-19) yang menceritakan perjumpaan terakhir antara Yesus dan Petrus. Paus Fransiskus mengatakan Yesus menuntun Petrus dalam perjalanan rohani melalui hubungan mereka. Yesus, kata Paus Fransiskus, ingin melakukan hal yang sama untuk kita masing-masing, sehingga kita “mengingat perjalanan bersama kita”.


Bapa Suci mengubah kata-kata terakhir Yesus kepada Petrus - “Ikutilah Aku”, memberikan tiga arahan kepada Petrus : “kasihilah Aku, gembalakanlah domba-domba-Ku, dan persiapkanlah dirimu", menjadi sikap dan perilaku nyata.

Langkah pertama untuk menjadi murid Sang Putra Allah yang sesungguhnya, beliau mengatakan, adalah mengasihi. Lalu, Paus Fransiskus mengatakan, menggembalakan domba-domba Tuhan dan merawat mereka adalah bagian penting jatidiri seorang gembala. "Jatidiri seorang uskup dan seorang imam adalah menjadi seorang gembala", beliau mengatakan.

“Kasihilah Aku, gembalakanlah domba-domba-Ku, dan persiapkanlah dirimu. Kasihilah Aku lebih dari yang lain. Betapa pun juga kasihilah Aku sebisamu, hanya mengasihi Aku. Inilah apa yang diminta Tuhan dari para gembala dan dari kita semua. 'Kasihilah Aku'. Langkah pertama dalam berdialog dengan Tuhan adalah mengasihi".

Paus Fransiskus mengingatkan umat beriman bahwa mereka yang sepenuhnya merangkul Tuhan ditakdirkan untuk “kemartiran” dan “memikul salib”, yaitu, dituntun ke tempat mereka tidak ingin pergi. Tetapi inilah, beliau mengatakan, penunjuk haluan yang mengarahkan seorang gembala.

“Bersiaplah untuk menghadapi pencobaan; bersiaplah untuk meninggalkan segalanya, sehingga orang lain dapat datang dan melakukan berbagai hal. Persiapkanlah dirimu untuk pemusnahan dalam kehidupan ini. Dan mereka akan membawa kamu di sepanjang jalan yang dipenuhi dengan penghinaan, bahkan mungkin kemartiran. Mereka yang memujimu dan berbicara baik tentang kamu ketika kamu adalah seorang gembala sekarang akan berbicara buruk tentang kamu karena telah datang orang lain yang lebih mereka sukai. Persiapkanlah dirimu untuk salib ketika mereka membawa kamu ke tempat yang tidak kamu inginkan. Kasihilah, gembalakanlah, dan persiapkanlah dirimu. Inilah peta arah seorang gembala, penunjuk arahnya".

Sebagai penutup, Paus Fransiskus memusatkan perhatiannya pada satu pencobaan akhir, yang dapat menjalar : keinginan untuk ikut campur dalam kehidupan orang lain, tanpa merasa puas dengan mengurus urusannya sendiri.

“Tempatkanlah dirimu di dalam sepatumu sendiri, dan jangan ikut campur dalam urusan orang lain. Gembala mengasihi, menggembalakan, dan mempersiapkan diri untuk salib ... Jangan membuang-buang waktu untuk menjadi orang yang sibuk, bahkan perihal desas-desus gerejawi. Kasihilah, gembalakanlah domba-domba-Ku, dan persiapkan dirimu untuk tidak jatuh ke dalam pencobaan".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.