Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 10 September 2018 : KEBARUAN INJIL TIDAK MENGIZINKAN KEHIDUPAN GANDA

Bacaan Ekaristi : 1Kor. 5:1-8; Mzm. 5:5-6,7,12; Luk. 6:6-11.

Dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 10 September 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus menunjukkan bahwa dalam Bacaan Pertama (1Kor 5:1-8) Rasul Paulus sangat marah dengan mereka yang menyombongkan diri sebagai "orang-orang kristiani yang terbuka", tetapi di dalam dirinya "pengakuan akan Yesus Kristus berjalan seiring dengan percabulan yang dibiarkan” : “Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah”. Kata-kata teguran keras tersebut dialamatkan Santo Paulus kepada jemaat kristiani di Korintus karena kebanyakan dari mereka menjalani kehidupan ganda. Paulus mengingatkan bahwa “ragi mengkhamirkan seluruh adonan”, dan dibutuhkan ragi yang baru untuk adonan yang baru.

Yesus telah menyarankan 'anggur yang baru, kantong kulit yang baru' kepada murid-murid-Nya. Paus Fransiskus mengatakan, "Kebaruan Injil, kebaruan Kristus tidak hanya sedang mengubah rupa jiwa kita; kebaruan tersebut sedang mengubah rupa seluruh keberadaan kita : jiwa, roh dan tubuh, semuanya itu, segalanya : yaitu, mengubah rupa anggur - ragi - ke dalam kantong kulit yang baru, juga segalanya. Kebaruan Injil adalah mutlak, secara tuntas; kebaruan tersebut membutuhkan kita semua, karena ia mengubah rupa dari dalam ke luar : roh, tubuh, dan kehidupan sehari-hari".

Paus Fransiskus mencatat bahwa jemaat di Korintus tidak memahami keseluruhan cakupan kebaruan Injil, yang bukan merupakan sebuah ideologi atau sebuah sarana kehidupan sosial yang hidup berdampingan dengan warga yang tidak mengenal Allah. Kebaruan Injil adalah kebangkitan Kristus, dan Roh yang telah Ia utus “agar Ia dapat menyertai kita dalam kehidupan”. Kita orang-orang kristiani adalah pria dan wanita dari kebaruan, Paus Fransiskus menegaskan, bukan hal-hal baru.

Dan begitu banyak orang berusaha menjalani kekristenan mereka "pada hal-hal baru" : [Mereka berkata,] "Tetapi hari ini, kekristenan bisa dilakukan dengan cara ini; tidak hari ini kita dapat menjalaninya seperti ini”. Dan orang-orang yang menjalani hal-hal baru yang ditawarkan oleh dunia ini bersifat duniawi; mereka tidak menerima seluruh kebaruan [Injil]. Ada perbedaan antara "kebaruan" Yesus Kristus, dan "hal-hal baru" yang ditawarkan dunia kepada kita sebagai sebuah cara hidup.

Orang-orang yang dikecam Paulus, kata Paus Fransiskus, "adalah orang-orang yang suam-suam kuku, orang-orang tidak bermoral ... orang-orang yang berpura-pura, orang-orang yang kaku, orang-orang yang munafik". Dan beliau mengulangi, "Panggilan Yesus adalah panggilan terhadap kebaruan".

Seseorang dapat berkata, “Tetapi Bapa, kita lemah, kita adalah orang-orang berdosa ...” “Ah, ini adalah hal lain”. Jika kamu menerima bahwa kamu adalah orang berdosa dan lemah, Ia mengampunimu, karena bagian kebaruan Injil adalah mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang untuk mengampuni dosa. Tetapi jika kamu yang mengatakan bahwa kamu adalah orang kristiani hidup dengan hal-hal baru duniawi ini - tidak, ini adalah kemunafikan. Itulah perbedaannya. Dan Yesus telah memberitahu kita di dalam Injil : “Waspadalah ketika mereka memberitahu kamu : 'Kristus ada di sini, Ia ada di sana, Ia ada di sana ... Hal-hal baru adalah ini : “Tidak, keselamatan ada bersama ini, bersama ini…”. Kristus adalah satu-satunya. Dan Kristus jelas dalam pesan-Nya.

Tetapi Yesus tidak memperdaya mereka yang ingin mengikuti-Nya. Paus Fransiskus mengajukan pertanyaan, “Tetapi apakah jalan orang-orang yang menjalani 'kebaruan', dan tidak ingin menjalani 'hal-hal baru'?”. Beliau mengingatkan bagaimana Injil hari itu berakhir dengan keputusan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat untuk membunuh Yesus, "untuk menyingkirkan-Nya".

“Jalan orang-orang yang menerima kebaruan Yesus Kristus adalah sama seperti jalan Yesus: jalan menuju kemartiran”. kata Paus Fransiskus memperingatkan. Kemartiran tidak selalu berdarah, tetapi kemartiran harian. "Kita berada di sebuah jalan, dan kita diawasi oleh penuduh besar yang menciptakan para penuduh hari ini guna menangkap kita dalam perbantahan". Tetapi, beliau mengakhiri homilinya, tidak perlu berkompromi dengan "hal-hal baru"; tidak perlu "menyirami pemberitaan Injil".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.