Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 10 Desember 2018 : MEMPERSIAPKAN NATAL DENGAN KETEGUHAN IMAN

Bacaan Ekaristi : Yes. 35:1-10; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; Luk. 5:17-26.

Paus Fransiskus mengatakan bahwa iman memberi kita keteguhan dan menunjukkan kepada kita cara menjamah hati Tuhan. Hal tersebut disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 10 Desember 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan.


Berkaca pada Bacaan Injil hari itu (Luk 5:17-26) yang menceritakan Yesus menyembuhkan seorang lumpuh, Bapa Suci mencatat betapa Tuhan “melihat iman” dari mereka yang membawa orang lumpuh itu dan meletakkannya di hadapan-Nya. Naik ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya dari langit-langit "membutuhkan keteguhan". Orang-orang itu memiliki iman : “mereka tahu bahwa jika orang sakit itu diletakkan di hadapan Yesus, ia akan disembuhkan”.

Paus Fransiskus juga mengingatkan kisah-kisah lainnya yang menceritakan kekaguman Yesus akan iman orang-orang. Seperti kisah seorang perwira yang meminta hambanya disembuhkan, seorang perempuan Siro-Fenesia yang menjadi perantara anak perempuannya yang kerasukan setan, dan seorang perempuan yang menderita pendarahan yang disembuhkan setelah menjamah jumbai jubah Yesus. “Yesus, kata Paus Fransiskus, mencela orang-orang yang kecil imannya”, seperti Petrus yang ragu, tetapi Ia berkata; "Dengan iman segalanya mungkin".

Pada Pekan Adven II ini, Paus Fransiskus melanjutkan, “kita mohon rahmat untuk mempersiapkan diri kita dengan iman untuk merayakan Natal”. Beliau mencatat bahwa Natal sering kali diperingati secara duniawi atau bercorak kafir. Tuhan meminta kita melakukannya dengan iman. Tetapi, Paus Fransiskus mengatakan, “menjaga iman tidaklah mudah, mempertahankan iman tidaklah mudah ... itu tidak mudah!”

Paus Fransiskus mengakhiri permenungannya dengan mengulas kisah dalam Injil Yohanes yang menceritakan penyembuhan seorang anak laki-laki yang buta sejak lahir : “ada baik kita hari ini, dan juga besok, selama sepekan, mengambil Injil Yohanes bab 9 dan membaca kisah yang indah mengenai anak laki-laki yang buta sejak lahir tersebut”. “Dari lubuk hati kita, ungkapkanlah tindakan iman dengan mengucapkan : Aku percaya kepada Tuhan. Tolonglah aku dalam imanku. Jagalah imanku dari keduniawian, dari takhayul, dari semua yang bukan iman. Jauhkanlah imanku dari hanya sekedar teori, baik secara teologi maupun moral ... Beriman kepada-Mu, Tuhan”.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.