Bacaan
Ekaristi : Ibr. 12:18-19,21-24; Mzm. 48:2-3a,3b-4,9,10,11; Mrk. 6:7-13.
Kita
semua membutuhkan kesembuhan. Lakukanlah demikian : bertobat, sembuh dan
jadilah baru. Paus Fransiskus menekankan hal ini dalam homilinya selama Misa
harian Kamis pagi 7 Februari 2019 di Casa Santa Marta, Vatikan, ketika beliau
merenungkan pertobatan dan penyembuhan yang dibutuhkan kita semua.
Bacaan
Injil hari itu (Mrk. 6:7-13), Paus Fransiskus mengingatkan, menceritakan
tentang bagaimana Yesus mengutus murid-murid-Nya ke dunia untuk membawa
kesembuhan, sama seperti Ia sendiri datang ke dunia untuk menyembuhkan,
"untuk menyembuhkan akar dosa di dalam diri kita", "dosa
asal".
Penyembuhan,
kata Paus Fransiskus, sedikit mirip dengan "menciptakan kembali".
“Yesus menciptakan kita kembali dari akarnya dan kemudian memungkinkan kita
untuk bergerak maju dengan pengajaran-Nya, dengan ajaran-Nya, sebuah ajaran
yang menyembuhkan”. Namun, syarat pertamanya yakni adanya pertobatan.
"Pertobatan",
beliau mengatakan, "adalah langkah pertama penyembuhan dalam arti
pertobatan membuka hati sehingga sabda Allah dapat masuk". Paus Fransiskus
membandingkannya dengan upaya untuk disembuhkan dari dokter medis yang
mengatakan bahwa "jika seseorang sakit dan menolak untuk pergi ke dokter
ia tidak akan disembuhkan".
Sebagai
umat Kristiani, kata Paus Fransiskus, kita mungkin melakukan banyak hal yang
baik, tetapi jika hati kita tertutup, hati hanya tampak luar. Untuk
“memberitakan agar orang-orang bisa bertobat", Bapa Suci mengingatkan,
kita membutuhkan otoritas” yang berasal dari menjadi seperti Yesus.
Dalam
Injil, beliau mengatakan, Yesus memerintahkan para Rasul untuk "jangan
membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan,
bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan". Intinya, beliau
mencatat : kemiskinan.
Rasul
harus menjadi seorang gembala, beliau mengatakan, “yang tidak mencari susu
domba, yang tidak mencari wol domba” mengacu pada konsep seperti diungkapkan
oleh Santo Agustinus yang menjelaskan bahwa “gembala yang mencari susu mencari
uang, dan gembala yang mencari wol bagaikan mengenakan pakaian
kesombongan".
Paus
Fransiskus mengundang umat Kristen - seperti yang dikatakan Yesus kepada para
Rasul - untuk mengikuti jalan "kemiskinan, kerendahan hati,
kelemahlembutan".
"Jika
seorang rasul, seorang utusan, salah seorang dari kita pergi, dengan hidung
terangkat, meyakini bahwa dirinya lebih unggul daripada orang lain atau oleh
karena kepentingan diri sendiri mencari kepentingan manusiawi", Paus
Fransiskus menjelaskan, "ia tidak akan pernah menyembuhkan siapa pun, ia
tidak akan pernah berhasil membuka hati siapa pun, karena kata-katanya tidak
akan memiliki otoritas".
Ketika
para Rasul menyerukan pertobatan, “Kelompok Dua Belas mengusir banyak setan”,
mereka dapat melakukannya karena mereka memiliki otoritas. Otoritas ini berasal
dari tertarik pada orang-orang, bukan dengan berbicara kepada mereka, kata Paus
Fransiskus.
Karena
iblis "tidak tahan menanggung dosa yang disembuhkan," kata Paus
Fransiskus, mereka "melarikan diri berhadapan dengan kerendahan hati,
berhadapan dengan kuasa nama Kristus yang dengannya rasul melaksanakan
perutusannya".
Seluruh
umat Kristiani, kata Paus Fransiskus, dapat membawa kesembuhan, tidak hanya
para imam dan para uskup, karena: "kita masing-masing memiliki kuasa untuk
menyembuhkan saudara atau saudari kita".
Paus
Fransiskus mengakhiri homilinya, mengingatkan, "Kita semua perlu
disembuhkan, dan kita semua dapat menyembuhkan orang lain jika kita rendah hati
dan lemah lembut: dengan kata yang baik, dengan kesabaran, dengan pandangan
sekilas".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.