Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 7 Februari 2019 : KITA SEMUA MEMILIKI KUASA UNTUK MENYEMBUHKAN

Bacaan Ekaristi : Ibr. 12:18-19,21-24; Mzm. 48:2-3a,3b-4,9,10,11; Mrk. 6:7-13.

Kita semua membutuhkan kesembuhan. Lakukanlah demikian : bertobat, sembuh dan jadilah baru. Paus Fransiskus menekankan hal ini dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 7 Februari 2019 di Casa Santa Marta, Vatikan, ketika beliau merenungkan pertobatan dan penyembuhan yang dibutuhkan kita semua.


Bacaan Injil hari itu (Mrk. 6:7-13), Paus Fransiskus mengingatkan, menceritakan tentang bagaimana Yesus mengutus murid-murid-Nya ke dunia untuk membawa kesembuhan, sama seperti Ia sendiri datang ke dunia untuk menyembuhkan, "untuk menyembuhkan akar dosa di dalam diri kita", "dosa asal".

Penyembuhan, kata Paus Fransiskus, sedikit mirip dengan "menciptakan kembali". “Yesus menciptakan kita kembali dari akarnya dan kemudian memungkinkan kita untuk bergerak maju dengan pengajaran-Nya, dengan ajaran-Nya, sebuah ajaran yang menyembuhkan”. Namun, syarat pertamanya yakni adanya pertobatan.

"Pertobatan", beliau mengatakan, "adalah langkah pertama penyembuhan dalam arti pertobatan membuka hati sehingga sabda Allah dapat masuk". Paus Fransiskus membandingkannya dengan upaya untuk disembuhkan dari dokter medis yang mengatakan bahwa "jika seseorang sakit dan menolak untuk pergi ke dokter ia tidak akan disembuhkan".

Sebagai umat Kristiani, kata Paus Fransiskus, kita mungkin melakukan banyak hal yang baik, tetapi jika hati kita tertutup, hati hanya tampak luar. Untuk “memberitakan agar orang-orang bisa bertobat", Bapa Suci mengingatkan, kita membutuhkan otoritas” yang berasal dari menjadi seperti Yesus.

Dalam Injil, beliau mengatakan, Yesus memerintahkan para Rasul untuk "jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan". Intinya, beliau mencatat : kemiskinan.

Rasul harus menjadi seorang gembala, beliau mengatakan, “yang tidak mencari susu domba, yang tidak mencari wol domba” mengacu pada konsep seperti diungkapkan oleh Santo Agustinus yang menjelaskan bahwa “gembala yang mencari susu mencari uang, dan gembala yang mencari wol bagaikan mengenakan pakaian kesombongan".

Paus Fransiskus mengundang umat Kristen - seperti yang dikatakan Yesus kepada para Rasul - untuk mengikuti jalan "kemiskinan, kerendahan hati, kelemahlembutan".

"Jika seorang rasul, seorang utusan, salah seorang dari kita pergi, dengan hidung terangkat, meyakini bahwa dirinya lebih unggul daripada orang lain atau oleh karena kepentingan diri sendiri mencari kepentingan manusiawi", Paus Fransiskus menjelaskan, "ia tidak akan pernah menyembuhkan siapa pun, ia tidak akan pernah berhasil membuka hati siapa pun, karena kata-katanya tidak akan memiliki otoritas".

Ketika para Rasul menyerukan pertobatan, “Kelompok Dua Belas mengusir banyak setan”, mereka dapat melakukannya karena mereka memiliki otoritas. Otoritas ini berasal dari tertarik pada orang-orang, bukan dengan berbicara kepada mereka, kata Paus Fransiskus.

Karena iblis "tidak tahan menanggung dosa yang disembuhkan," kata Paus Fransiskus, mereka "melarikan diri berhadapan dengan kerendahan hati, berhadapan dengan kuasa nama Kristus yang dengannya rasul melaksanakan perutusannya".

Seluruh umat Kristiani, kata Paus Fransiskus, dapat membawa kesembuhan, tidak hanya para imam dan para uskup, karena: "kita masing-masing memiliki kuasa untuk menyembuhkan saudara atau saudari kita".


Paus Fransiskus mengakhiri homilinya, mengingatkan, "Kita semua perlu disembuhkan, dan kita semua dapat menyembuhkan orang lain jika kita rendah hati dan lemah lembut: dengan kata yang baik, dengan kesabaran, dengan pandangan sekilas".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.