Bacaan
Ekaristi : Kis. 13:14,43-52; Mzm. 100:2,3,5; Why. 7:9,14b-17; Yoh. 10:27-30.
Saudara
dan saudari terkasih,
Putra-putra
kita ini telah dipanggil untuk jenjang presbiterat. Ada baiknya kita
merenungkan dengan seksama pelayanan yang untuknya mereka akan diangkat dalam
Gereja. Seperti yang kalian ketahui dengan baik, saudara-saudara, Tuhan Yesus
adalah satu-satunya Imam tertinggi Perjanjian Baru; Namun, di dalam diri-Nya,
segenap umat Allah yang kudus merupakan sebuah umat imami. Meskipun demikian,
di antara semua murid-Nya, Tuhan Yesus akan memilih beberapa orang, khususnya,
sehingga, di depan umum melaksanakan jabatan imami dalam Gereja dengan dukungan
semua orang, perutusan pribadi-Nya sebagai guru, imam dan gembala akan terus
berlanjut. Sebagaimana, pada kenyataannya, Ia diutus untuk hal ini oleh Bapa,
sehingga Ia pada gilirannya diutus ke dunia, pertama-tama para Rasul dan
kemudian para uskup dan para pengganti mereka, kepada mereka akhirnya diberikan
para imam sebagai rekan kerja yang, dipersatukan dengan mereka dalam pelayanan
imamat, dipanggil untuk melayani Umat Allah.
Setelah
bertahun-tahun permenungan - permenungan mereka, permenungan para superior,
para superior yang menemani mereka dalam perjalanan ini -, mereka diajukan hari
ini sehingga saya memberikan tahbisan imamat kepada mereka. Mereka,
sesungguhnya, akan diserupakan dengan Kristus, Sang Imam Besar dan Kekal,
yaitu, mereka akan dikuduskan sebagai imam sejati Perjanjian Baru, dan untuk
gelar ini, yang mempersatukan mereka dalam imamat dengan uskup mereka, mereka
akan menjadi para pewarta Injil, para gembala Umat Allah, dan mereka akan
memimpin berbagai tindakan ibadat, terutama dalam perayaan pengorbanan Tuhan,
yaitu dalam Ekaristi.
Bagi
kalisn, saudara-saudara dan putra-putra terkasih, yang akan diangkat ke jenjang
presbiterat, pertimbangkanlah bahwa menjalankan pelayanan pengajaran suci
kalian akan menjadi peserta dalam perutusan Kristus, satu-satunya Guru. Jenjang
presbiterat bukan lembaga budaya; jenjang presbiterat bukan gabungan
perusahaan. Kalian akan menjadi peserta dalam pelayanan Kristus. Sampaikan
Sabda Allah itu kepada semua orang, yang kalian sendiri terima dengan sukacita.
Dan untuk tujuan ini, baca dan renungkan dengan tekun Sabda Allah untuk
memercayai apa yang telah kalian baca, untuk mengajarkan apa yang telah kalian
pelajari dalam iman dan untuk hidup sesuai dengan apa yang telah kalian
ajarkan. Homili dan khotbah tidak akan pernah bisa dibuat tanpa banyak doa,
dengan empedu di tangan. Jangan melupakan hal ini.
Semoga
ajaran kalian, karenanya, memupuk Umat Allah; ketika ajaran tersebut berasal
dari hati dan lahir dari doa, ajaran itu akan jauh lebih berhasil. Semoga
sukacita dan dukungan umat menjadi pewangi kehidupan kalian : manusia doa,
manusia pengorbanan, karena dengan Sabda dan teladan kalian membangun bait
Allah, yaitu Gereja. Dan dengan demikian kalian akan melanjutkan karya
pengudusan Kristus. Melalui pelayanan kalian, pengorbanan rohani umat Allah
disempurnakan, karena digabungkan dengan pengorbanan Kristus, yang, atas nama
seluruh Gereja dipersembahkan oleh tangan kalian secara tak berdarah di atas
altar dalam perayaan Misteri-misteri Suci. Bersikaplah penuh perhatian dalam
perayaan Ekaristi. Oleh karena itu, kenali apa yang kalian lakukan. Teladanilah
apa yang kalian rayakan karena, dengan mengambil bagian dalam misteri wafat dan
kebangkitan Tuhan, kalian menanggung wafat Kristus di dalam para anggota kalian
dan berjalan bersama-Nya dalam kebaruan hidup. Tuhan berkehendak untuk
menyelamatkan kita secara cuma-cuma. Ia sendiri telah mengatakan kepada kita :
"Berikanlah secara cuma-cuma apa yang telah kamu terima secara cuma-cuma".
Perayaan Ekaristi adalah puncak kerendahan hati Tuhan. Tolong, jangan
mencemarinya dengan berbagai kepentingan yang dangkal.
Dengan
Sakramen Baptis, kalian akan menambahkan umat baru kepada umat Allah. Dengan
Sakramen Tobat, kalian akan mengampuni dosa dalam nama Allah, Kristus dan
Gereja. Dan di sini, saya memohon kepada kalian, jangan bosan bermurah hati.
Bermurah hati seperti Bapa, seperti Yesus bermurah hati dengan kita, dengan
kita semua. Dengan minyak suci, kalian akan memberikan bantuan kepada orang
lemah karena usia. Luangkanlah waktu untuk mengunjungi orang sakit dan orang
yang lemah karena usia. Dengan merayakan upacara-upacara suci serta memanjatkan
doa pujian dan permohonan dalam jam-jam tertentu setiap hari, kalian akan
menjadikan diri kalian suara umat Allah dan segenap umat manusia.
Menyadari
telah dipilih di antara orang-orang dan berdasarkan keinginan mereka untuk
memperhatikan perkara Allah, melaksanakan dalam sukacita dan amal kasih
<serta> dengan tulus karya imami Kristus, semata-mata bermaksud untuk
menyenangkan Allah dan bukan diri kalian. Sukacita imami hanya ditemukan dengan
cara ini, berusaha menyenangkan Allah yang telah memilih kita. Akhirnya,
mengambil bagian dalam perutusan Kristus, Sang Kepala, dan Sang Gembala, dalam persekutuan
bakti dengan uskup kalian, berketetapan hati untuk mempersatukan umat dalam
satu keluarga yang tunggal. Di sinilah selayaknya kedekatan imam : dekat dengan
Allah dalam doa; dekat dengan uskup yang adalah Bapa kalian, dekat dengan para
pelayan Gereja, dengan para imam lainnya, sebagai saudara, tanpa saling
"menguliti” [saling berbicara buruk], dan dekat dengan umat Allah. Di
hadapan kalian selalu ada teladan Sang Gembala yang baik, yang tidak datang
untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan berusaha menyelamatkan apa yang
hilang.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.