Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA BERSAMA KAUM MUDA DI KATEDRAL SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA, BANGKOK (THAILAND) 22 November 2019 : BERAKARLAH DALAM IMAN MELALUI PERSAHABATAN DENGAN YESUS


Marilah kita pergi menemui Kristus, Tuhan, karena ia akan datang!

Injil yang baru saja kita dengar mengundang kita untuk berangkat, memandang masa depan untuk menemukan hal yang paling indah yang dapat membawa kita : kedatangan Kristus yang pasti ke dalam kehidupan dan dunia kita. Marilah kita menyambut-Nya di tengah-tengah kita dengan sukacita dan kasih yang sangat besar, karena hanya kalian kaum muda yang bisa melakukannya! Bahkan sebelum kita berangkat untuk mencari-Nya, kita tahu bahwa Tuhan sedang mencari kita; Ia keluar untuk menemui kita dan memanggil kita untuk membuat, menciptakan, dan membentuk masa depan. Kita berangkat dengan penuh sukacita, karena kita tahu Ia sedang menanti kita di sana.


Tuhan tahu bahwa melalui kalian, kaum muda, masa depan akan datang ke negeri ini dan dunia, serta Ia mengandalkan kalian untuk melaksanakan perutusan kalian dewasa ini (bdk. Christus Vivit, 174). Sama seperti Allah mempunyai sebuah rencana untuk Umat Pilihan, demikian juga Ia mempunyai sebuah rencana untuk kalian masing-masing. Ia pertama kali bermimpi mengundang kita semua ke sebuah perjamuan yang harus kita persiapkan bersama-sama, bersama-Nya, sebagai sebuah komunitas : perjamuan kerajaan-Nya, yang daripadanya tidak seorang pun bisa dikecualikan.

Injil hari ini berbicara tentang sepuluh perempuan yang dipanggil untuk memandang ke depan dan ambil bagian dalam perjamuan Tuhan. Masalahnya adalah beberapa dari mereka tidak siap, bukan karena mereka tertidur, tetapi karena mereka tidak memiliki minyak yang mereka butuhkan untuk pelita mereka, bahan bakar batin untuk menjaga api kasih tetap menyala. Mereka memiliki kegairahan dan motivasi yang luar biasa; mereka ingin ambil bagian dalam pesta yang telah diundangkan oleh Sang Guru kepada mereka. Tetapi seiring berjalannya waktu, mereka menjadi lelah, kehilangan energi dan antusiasme, serta mereka datang sangat terlambat. Perumpamaan ini berkenaan dengan apa yang bisa terjadi pada umat Kristiani manapun. Penuh dengan kegairahan dan minat, kita mendengar panggilan Tuhan untuk menjadi bagian kerajaan-Nya dan ambil bagian dalam sukacita-Nya bersama dengan yang lainnya. Tetapi seringkali, seperti kalian masing-masing sadari dengan baik, dalam menghadapi berbagai masalah dan hambatan seperti penderitaan orang-orang yang kita kasihi, atau ketidakberdayaan kita sendiri menghadapi berbagai situasi yang tampaknya tanpa harapan, ketidakpercayaan dan kepahitan dapat mengambil alih dan secara diam-diam meresap ke dalam impian kita, menjadikan hati kita dingin, menyebabkan kita kehilangan sukacita dan datang terlambat.

Lalu saya ingin mengajukan tiga pertanyaan kepada kalian. Apakah kalian ingin tetap menyalakan api yang membuat diri kalian menyala terang di tengah-tengah kegelapan dan kesulitan? Apakah kalian ingin dipersiapkan untuk menjawab panggilan Tuhan? Apakah kalian ingin siap melakukan kehendak-Nya?

Bagaimana kalian dapat memperoleh minyak yang akan membuat kalian bergerak maju, yang mendorong kalian untuk mencari Tuhan dalam setiap situasi?

Kalian adalah para pewaris sejarah penginjilan yang berharga yang telah diturunkan kepada kalian sebagai harta yang sakral. Katedral yang indah ini adalah saksi iman leluhur kalian dalam Yesus Kristus. Kesetiaan mereka yang berakar dalam menuntun mereka untuk melakukan karya-karya yang baik, membangun bait Allah lainnya yang bahkan lebih indah, yang terbuat dari batu yang hidup, untuk membawa kasih Allah yang rahim kepada semua orang di zaman mereka. Mereka dapat melakukan hal ini karena mereka yakin akan apa yang diwartakan nabi Hosea dalam Bacaan Pertama hari ini : Allah telah berbicara kepada mereka dengan lembut; Ia telah memeluk mereka dengan kasih yang teguh selamanya (bdk. Hos 2:14.19).

Sahabat-sahabat yang terkasih, agar api Roh dapat terus menyala, sehingga kalian dapat mencerahkan mata kalian dan menyalakan hati kalian, kalian harus berakar mendalam pada iman leluhur kalian : orangtua, kakek-nenek dan guru kalian. Bukan terjebak di masa lalu, tetapi belajar menemukan keberanian yang dapat membantu kita menanggapi situasi-situasi yang sungguh baru. Mereka harus menanggung banyak cobaan dan banyak penderitaan dalam hidup mereka. Namun di sepanjang jalan, mereka menemukan bahwa rahasia hati yang bahagia adalah jaminan yang kita temukan ketika kita berlabuh, berakar dalam Yesus : dalam kehidupan Yesus, dalam sabda-Nya, dalam wafat dan kebangkitan-Nya.

“Sering kali saya melihat pohon-pohon muda yang indah, ranting-rantingnya menjulang ke langit, tumbuh semakin tinggi, tampak seperti sebuah nyanyian harapan. Lalu, setelah badai datang, saya menemukan pohon-pohon itu mati, tanpa kehidupan. Karena pohon-pohon itu hanya memiliki sedikit akar, mereka memanjangkan ranting-rantingnya tanpa membenamkan akar-akarnya dengan kuat di tanah, sehingga mereka menyerah pada kekuatan alam. Itulah sebabnya, saya sedih melihat orang orang muda yang sering didorong untuk membangun masa depan tanpa akar, seolah-olah dunia baru saja dimulai saat ini. Karena ‘tidak mungkin seseorang tumbuh tanpa memiliki akar-akar yang kuat yang membantunya berdiri dengan baik dan menancap ke tanah. Mudah tumbanglah ketika seseorang tidak memiliki tempat untuk menancapkan dirinya, untuk berpegangan’” (Christus Vivit, 179).

Tanpa rasa akar yang kuat ini, kita dapat terombang-ambing oleh "suara-suara" dunia ini yang bersaing untuk mendapatkan perhatian kita. Banyak dari suara-suara itu menarik dan dikemas dengan baik; pada awalnya suara-suara itu tampak menarik dan menggairahkan, namun seiring berjalannya waktu akan meninggalkan kalian hampa, lelah, sendirian dan kecewa belaka (bdk. Christus Vivit, 277), dan perlahan-lahan memadamkan percikan kehidupan yang pernah dinyalakan Tuhan di hati kita masing-masing.

Kaum muda yang terkasih, kalian adalah generasi baru, dengan harapan baru, impian baru, dan pertanyaan baru, dan tentunya beberapa keraguan juga, namun berakar kuat dalam Kristus. Saya mendorong kalian untuk memelihara sukacita kalian dan memandang masa depan dengan percaya diri. Berakar dalam Kristus, lihatlah segala hal dengan sukacita dan keyakinan yang timbul karena mengetahui bahwa Tuhan telah mencari-cari kita, menemukan kita dan mengasihi kita tanpa batas. Persahabatan yang dibudidayakan dengan Yesus adalah minyak yang dibutuhkan untuk menerangi jalan kalian dalam kehidupan dan jalan semua orang di sekitar kalian : sahabat-sahabat dan sesama kalian, sejawat kalian di sekolah dan tempat kerja, termasuk orang-orang yang tidak sepaham dengan kalian.

Marilah kita pergi menemui Kristus, Tuhan, karena Ia akan datang! Jangan takut akan masa depan atau membiarkan diri kalian ditakut-takuti. Sebaliknya, ketahuilah bahwa Tuhan sedang menanti kalian di sana, di masa depan itu, untuk mempersiapkan dan merayakan perjamuan kerajaan-Nya.

[Sambutan Paus Fransiskus pada akhir Misa]

Pada akhir perayaan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah memungkinkan kunjungan saya ke Thailand, dan orang-orang yang bekerja bersama untuk mewujudkannya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia Raja Rama X, pemerintah dan pihak berwenang lainnya di negara ini, atas sambutan hangat mereka. Saya mengucapkan terima kasih yang tulus kepada para uskup saudara-saudara saya dan, khususnya, kepada Kardinal Fransiskus Xaverius, serta para imam, para pelaku hidup bakti, dan umat awam, serta terutama kepada kalian kaum muda.

Saya mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada para sukarelawan yang bekerja bersama-sama dengan sungguh murah hati, dan kepada semua orang yang menyertai saya dengan doa dan pengorbanan mereka, terutama orang-orang sakit dan orang-orang yang meringkuk di dalam penjara.

Semoga Tuhan mengganjar kalian dengan penghiburan dan kedamaian yang hanya dapat diberikan oleh-Nya. Saya meninggalkan kalian dengan sebuah tugas : jangan lupa untuk mendoakan saya. Terima kasih!

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.