Karena menderita sakit linu panggul, homili Paus Fransiskus dibacakan oleh Sekretaris Negara Vatikan, Pietro Kardinal Parolin, yang memimpin Misa.
Bacaan Ekaristi : Bil. 6:22-27; Mzm.
67:2-3,5,6,8; Gal. 4:4-7; Luk. 2:16-21.
Dalam Bacaan-bacaan Misa hari ini,
tiga kata kerja menemukan penggenapannya dalam Bunda Allah : memberkati,
dilahirkan dan menemukan.
Memberkati. Dalam Kitab Bilangan, Tuhan memberitahu para
pelayan-Nya yang kudus untuk memberkati umat-Nya : “Beginilah harus kamu
memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka: Tuhan memberkati
engkau” (6:23-24). Ini bukan merupakan sebuah seruan yang saleh; merupakan
sebuah permintaan khusus. Dan, hari ini juga, para imam terus-menerus
memberkati umat Allah dan agar mereka menjadi pembawa berkat; agar mereka
memberkati, adalah penting. Tuhan tahu betapa kita perlu diberkati. Hal pertama
yang Ia perbuat setelah menciptakan dunia adalah mengatakan bahwa semuanya itu
baik (bene-dicere) dan mengatakan kepada kita bahwa kita sungguh amat
baik. Tetapi, sekarang, bersama Putra Allah kita menerima tidak hanya kata-kata
berkat, tetapi berkat itu sendiri : Yesus sendiri adalah berkat dari Bapa. Di
dalam Dia, Santo Paulus memberitahu kita, Bapa memberkati kita “dengan segala
berkat” (Ef 1: 3). Setiap kali kita membuka hati kita kepada Yesus, berkat
Allah memasuki hidup kita.
Hari ini kita merayakan Putra Allah,
yang "diberkati" secara alami, yang datang kepada kita melalui
Bunda-Nya, "diberkati" oleh kasih karunia. Dengan cara ini, Maria
memberikan berkat Allah kepada kita. Di mana pun ia berada, Yesus datang kepada
kita. Oleh karena itu, kita seharusnya menyambutnya seperti Santa Elisabet
yang, segera mengakui berkat tersebut, berseru : “Diberkatilah engkau di antara
semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu!” (Luk 1:42). Kita mengulangi
kata-kata itu setiap kali kita mendaraskan doa Salam Maria. Dengan menyambut
Maria, kita menerima berkat, tetapi kita juga belajar untuk memberkati. Bunda
Maria mengajari kita bahwa berkat diterima untuk diberikan. Ia, yang
terberkati, menjadi berkat bagi semua orang yang ia temui : bagi Elisabet, bagi
pengantin baru di Kana, bagi para Rasul di Ruang Atas … Kita juga dipanggil
untuk memberkati, untuk "berbicara dengan baik" dalam nama Allah.
Dunia kita sangat tercemar oleh cara kita "berbicara" dan berpikir
"buruk" tentang orang lain, tentang masyarakat, tentang diri kita
sendiri. Berbicara buruk merusak dan menghancurkan, sedangkan berkat memulihkan
kehidupan dan memberikan kekuatan yang dibutuhkan untuk memulai kembali setiap
hari. Marilah kita memohon rahmat kepada Bunda Allah agar menjadi pembawa
berkat Allah yang penuh sukacita bagi orang lain, sebagaimana ia bagi kita.
Kata kerja yang kedua adalah dilahirkan.
Santo Paulus menunjukkan bahwa Putra Allah “lahir dari seorang perempuan” (Gal
4:4). Dalam beberapa kata ini, ia memberitahu kita sesuatu yang luar biasa :
bahwa Tuhan dilahirkan seperti kita. Ia tidak muncul di panggung sebagai orang
dewasa, tetapi sebagai seorang anak. Ia datang ke dunia bukan dengan
sendirinya, tetapi dari seorang perempuan, setelah sembilan bulan di dalam
rahim ibu-Nya, yang daripadanya Ia memperkenankan kemanusiaannya dibentuk. Hati
Tuhan mulai berdetak di dalam diri Maria; Allah Sang Empunya Kehidupan
mengambil oksigen darinya. Sejak saat itu, Maria telah mempersatukan kita
dengan Allah karena di dalam dirinya Allah mengikatkan diri pada daging kita,
dan Ia tidak pernah meninggalkannya. Santo Fransiskus suka mengatakan bahwa
Maria “menjadikan Tuhan yang Mahaluhur saudara kita” (SANTO BONAVENTURA, Legenda
Maior, 9, 3). Maria bukan hanya jembatan yang menghubungkan kita dengan
Allah; ia lebih dari itu. Ia adalah jalan yang dilalui Allah untuk mencapai
kita, dan jalan yang harus kita lalui untuk mencapai-Nya. Melalui Maria, kita
berjumpa Allah dengan cara yang diinginkan-Nya terhadap kita : dalam kasih yang
lembut, dalam keintiman, dalam daging. Karena Yesus bukanlah gagasan yang
abstrak; Ia nyata dan menjelma; Ia "lahir dari seorang perempuan",
dan tumbuh dengan teduh. Para perempuan tahu tentang jenis pertumbuhan yang
teduh ini. Kita para laki-laki cenderung abstrak dan menginginkan sesuatu
dengan segera. Para perempuan nyata dan tahu bagaimana menjalin benang
kehidupan dengan kesabaran yang teduh. Berapa banyak perempuan, berapa banyak
ibu, yang melahirkan dan melahirkan kembali kehidupan, menawarkan sebuah masa
depan kepada dunia!
Kita ada di dunia ini bukan untuk
mati, tetapi untuk memberikan kehidupan. Santa Bunda Allah mengajarkan kita
bahwa langkah pertama dalam memberikan kehidupan kepada orang-orang di sekitar
kita adalah dengan menghargainya di dalam diri kita sendiri. Injil hari ini
memberitahu kita bahwa Maria "menyimpan segala perkara itu di dalam
hatinya" (bdk. Luk 2:19). Dan kebaikan berasal dari hati. Betapa
pentingnya untuk menjaga hati kita tetap murni, untuk mengembangkan kehidupan
batin kita dan bertekun dalam doa kita! Betapa pentingnya mendidik hati kita
untuk peduli, menghargai orang dan hal-hal di sekitar kita. Semuanya dimulai
dari hal ini : dari menghargai orang lain, dunia dan ciptaan. Apa gunanya
mengenal banyak orang dan hal jika kita gagal menghargainya? Tahun ini, seraya
kita mengharapkan permulaan yang baru dan penyembuhan yang baru, marilah kita
tidak mengabaikan kepedulian. Bersama dengan vaksin untuk tubuh kita, kita
membutuhkan vaksin untuk hati kita. Vaksin itu kepedulian. Ini akan menjadi
suatu tahun yang baik jika kita peduli terhadap orang lain, seperti yang
dilakukan Bunda Maria dengan kita.
Kata kerja yang ketiga adalah menemukan.
Injil memberitahu kita bahwa para gembala "menemukan Maria dan Yusuf dan
bayi itu" (ayat 16). Mereka tidak menemukan tanda-tanda yang ajaib dan
spektakuler, tetapi sebuah keluarga yang sederhana. Namun di sana mereka
benar-benar menemukan Allah, yang adalah keagungan dalam kekecilan, kekuatan
dalam kelembutan. Tetapi bagaimana para gembala dapat menemukan tanda yang
tidak mencolok ini? Mereka dipanggil oleh malaikat. Kita juga tidak akan
menemukan Allah jika kita tidak dipanggil oleh kasih karunia. Kita tidak pernah
bisa membayangkan Allah yang semacam itu, lahir dari seorang perempuan, yang
merevolusi sejarah dengan kasih yang lembut. Namun oleh kasih karunia kita
menemukan-Nya. Dan kita menemukan bahwa pengampunan-Nya membawa kelahiran baru,
penghiburan-Nya membangkitkan harapan, kehadiran-Nya melimpahkan sukacita yang
tak tertahankan. Kita menemukan-Nya, tetapi kita tidak boleh tak
mengindahkan-Nya. Sungguh, Tuhan tidak pernah ditemukan sekali untuk selamanya
: setiap hari Ia harus ditemukan kembali. Jadi Injil menggambarkan para gembala
sebagai orang-orang yang terus-menerus mengawasi, terus bergerak : "mereka
cepat-cepat berangkat, mereka menemukan, mereka memberitahukan, mereka kembali,
mereka memuji dan memuliakan Allah" (ayat 16-17.20). Mereka tidak pasif,
karena untuk menerima kasih karunia kita harus aktif.
Bagaimana dengan diri kita sendiri?
Kita dipanggil untuk menemukan apa di awal tahun ini? Menemukan waktu untuk
seseorang akan sangat baik. Waktu adalah harta yang kita semua miliki, namun
kita menjaganya dengan cemburu, karena kita ingin menggunakannya hanya untuk
diri kita sendiri. Marilah kita memohon rahmat untuk meluangkan waktu bagi
Allah dan sesama kita - bagi mereka yang sendirian atau sedang menderita, bagi
mereka yang membutuhkan seseorang untuk mendengarkan dan menunjukkan perhatian
kepada mereka. Jika kita dapat menemukan waktu untuk memberi, kita akan takjub
dan dipenuhi dengan sukacita, seperti para gembala. Semoga Bunda Maria, yang
membawa Allah ke dunia waktu, membantu kita untuk bermurah hati dengan waktu
kita. Santa Bunda Allah, kepada engkau kami mempersembahkan Tahun Baru ini.
Engkau, yang tahu bagaimana menghargai berbagai hal di dalam hatimu, pedulikan
kami, berkati waktu kami, dan ajari kami untuk menemukan waktu bagi Allah dan
sesama. Dengan sukacita dan keyakinan, kami menobatkan engkau : Santa Bunda
Allah! Amin.
______
(Peter Suriadi - Bogor, 1 Januari
2021)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.