Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS (YANG DIBACAKAN OLEH PIETRO KARDINAL PAROLIN) DALAM MISA HARI RAYA SANTA MARIA BUNDA ALLAH DI BASILIKA SANTO PETRUS, VATIKAN, 1 Januari 2021 : MEMBERKATI, DILAHIRKAN DAN MENEMUKAN


Karena menderita sakit linu panggul, homili Paus Fransiskus dibacakan oleh Sekretaris Negara Vatikan, Pietro Kardinal Parolin, yang memimpin Misa.

 

Bacaan Ekaristi : Bil. 6:22-27; Mzm. 67:2-3,5,6,8; Gal. 4:4-7; Luk. 2:16-21.

 

Dalam Bacaan-bacaan Misa hari ini, tiga kata kerja menemukan penggenapannya dalam Bunda Allah : memberkati, dilahirkan dan menemukan.

 

Memberkati. Dalam Kitab Bilangan, Tuhan memberitahu para pelayan-Nya yang kudus untuk memberkati umat-Nya : “Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka: Tuhan memberkati engkau” (6:23-24). Ini bukan merupakan sebuah seruan yang saleh; merupakan sebuah permintaan khusus. Dan, hari ini juga, para imam terus-menerus memberkati umat Allah dan agar mereka menjadi pembawa berkat; agar mereka memberkati, adalah penting. Tuhan tahu betapa kita perlu diberkati. Hal pertama yang Ia perbuat setelah menciptakan dunia adalah mengatakan bahwa semuanya itu baik (bene-dicere) dan mengatakan kepada kita bahwa kita sungguh amat baik. Tetapi, sekarang, bersama Putra Allah kita menerima tidak hanya kata-kata berkat, tetapi berkat itu sendiri : Yesus sendiri adalah berkat dari Bapa. Di dalam Dia, Santo Paulus memberitahu kita, Bapa memberkati kita “dengan segala berkat” (Ef 1: 3). Setiap kali kita membuka hati kita kepada Yesus, berkat Allah memasuki hidup kita.

 

Hari ini kita merayakan Putra Allah, yang "diberkati" secara alami, yang datang kepada kita melalui Bunda-Nya, "diberkati" oleh kasih karunia. Dengan cara ini, Maria memberikan berkat Allah kepada kita. Di mana pun ia berada, Yesus datang kepada kita. Oleh karena itu, kita seharusnya menyambutnya seperti Santa Elisabet yang, segera mengakui berkat tersebut, berseru : “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu!” (Luk 1:42). Kita mengulangi kata-kata itu setiap kali kita mendaraskan doa Salam Maria. Dengan menyambut Maria, kita menerima berkat, tetapi kita juga belajar untuk memberkati. Bunda Maria mengajari kita bahwa berkat diterima untuk diberikan. Ia, yang terberkati, menjadi berkat bagi semua orang yang ia temui : bagi Elisabet, bagi pengantin baru di Kana, bagi para Rasul di Ruang Atas … Kita juga dipanggil untuk memberkati, untuk "berbicara dengan baik" dalam nama Allah. Dunia kita sangat tercemar oleh cara kita "berbicara" dan berpikir "buruk" tentang orang lain, tentang masyarakat, tentang diri kita sendiri. Berbicara buruk merusak dan menghancurkan, sedangkan berkat memulihkan kehidupan dan memberikan kekuatan yang dibutuhkan untuk memulai kembali setiap hari. Marilah kita memohon rahmat kepada Bunda Allah agar menjadi pembawa berkat Allah yang penuh sukacita bagi orang lain, sebagaimana ia bagi kita.

 

Kata kerja yang kedua adalah dilahirkan. Santo Paulus menunjukkan bahwa Putra Allah “lahir dari seorang perempuan” (Gal 4:4). Dalam beberapa kata ini, ia memberitahu kita sesuatu yang luar biasa : bahwa Tuhan dilahirkan seperti kita. Ia tidak muncul di panggung sebagai orang dewasa, tetapi sebagai seorang anak. Ia datang ke dunia bukan dengan sendirinya, tetapi dari seorang perempuan, setelah sembilan bulan di dalam rahim ibu-Nya, yang daripadanya Ia memperkenankan kemanusiaannya dibentuk. Hati Tuhan mulai berdetak di dalam diri Maria; Allah Sang Empunya Kehidupan mengambil oksigen darinya. Sejak saat itu, Maria telah mempersatukan kita dengan Allah karena di dalam dirinya Allah mengikatkan diri pada daging kita, dan Ia tidak pernah meninggalkannya. Santo Fransiskus suka mengatakan bahwa Maria “menjadikan Tuhan yang Mahaluhur saudara kita” (SANTO BONAVENTURA, Legenda Maior, 9, 3). Maria bukan hanya jembatan yang menghubungkan kita dengan Allah; ia lebih dari itu. Ia adalah jalan yang dilalui Allah untuk mencapai kita, dan jalan yang harus kita lalui untuk mencapai-Nya. Melalui Maria, kita berjumpa Allah dengan cara yang diinginkan-Nya terhadap kita : dalam kasih yang lembut, dalam keintiman, dalam daging. Karena Yesus bukanlah gagasan yang abstrak; Ia nyata dan menjelma; Ia "lahir dari seorang perempuan", dan tumbuh dengan teduh. Para perempuan tahu tentang jenis pertumbuhan yang teduh ini. Kita para laki-laki cenderung abstrak dan menginginkan sesuatu dengan segera. Para perempuan nyata dan tahu bagaimana menjalin benang kehidupan dengan kesabaran yang teduh. Berapa banyak perempuan, berapa banyak ibu, yang melahirkan dan melahirkan kembali kehidupan, menawarkan sebuah masa depan kepada dunia!

 

Kita ada di dunia ini bukan untuk mati, tetapi untuk memberikan kehidupan. Santa Bunda Allah mengajarkan kita bahwa langkah pertama dalam memberikan kehidupan kepada orang-orang di sekitar kita adalah dengan menghargainya di dalam diri kita sendiri. Injil hari ini memberitahu kita bahwa Maria "menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya" (bdk. Luk 2:19). Dan kebaikan berasal dari hati. Betapa pentingnya untuk menjaga hati kita tetap murni, untuk mengembangkan kehidupan batin kita dan bertekun dalam doa kita! Betapa pentingnya mendidik hati kita untuk peduli, menghargai orang dan hal-hal di sekitar kita. Semuanya dimulai dari hal ini : dari menghargai orang lain, dunia dan ciptaan. Apa gunanya mengenal banyak orang dan hal jika kita gagal menghargainya? Tahun ini, seraya kita mengharapkan permulaan yang baru dan penyembuhan yang baru, marilah kita tidak mengabaikan kepedulian. Bersama dengan vaksin untuk tubuh kita, kita membutuhkan vaksin untuk hati kita. Vaksin itu kepedulian. Ini akan menjadi suatu tahun yang baik jika kita peduli terhadap orang lain, seperti yang dilakukan Bunda Maria dengan kita.

 

Kata kerja yang ketiga adalah menemukan. Injil memberitahu kita bahwa para gembala "menemukan Maria dan Yusuf dan bayi itu" (ayat 16). Mereka tidak menemukan tanda-tanda yang ajaib dan spektakuler, tetapi sebuah keluarga yang sederhana. Namun di sana mereka benar-benar menemukan Allah, yang adalah keagungan dalam kekecilan, kekuatan dalam kelembutan. Tetapi bagaimana para gembala dapat menemukan tanda yang tidak mencolok ini? Mereka dipanggil oleh malaikat. Kita juga tidak akan menemukan Allah jika kita tidak dipanggil oleh kasih karunia. Kita tidak pernah bisa membayangkan Allah yang semacam itu, lahir dari seorang perempuan, yang merevolusi sejarah dengan kasih yang lembut. Namun oleh kasih karunia kita menemukan-Nya. Dan kita menemukan bahwa pengampunan-Nya membawa kelahiran baru, penghiburan-Nya membangkitkan harapan, kehadiran-Nya melimpahkan sukacita yang tak tertahankan. Kita menemukan-Nya, tetapi kita tidak boleh tak mengindahkan-Nya. Sungguh, Tuhan tidak pernah ditemukan sekali untuk selamanya : setiap hari Ia harus ditemukan kembali. Jadi Injil menggambarkan para gembala sebagai orang-orang yang terus-menerus mengawasi, terus bergerak : "mereka cepat-cepat berangkat, mereka menemukan, mereka memberitahukan, mereka kembali, mereka memuji dan memuliakan Allah" (ayat 16-17.20). Mereka tidak pasif, karena untuk menerima kasih karunia kita harus aktif.

 

Bagaimana dengan diri kita sendiri? Kita dipanggil untuk menemukan apa di awal tahun ini? Menemukan waktu untuk seseorang akan sangat baik. Waktu adalah harta yang kita semua miliki, namun kita menjaganya dengan cemburu, karena kita ingin menggunakannya hanya untuk diri kita sendiri. Marilah kita memohon rahmat untuk meluangkan waktu bagi Allah dan sesama kita - bagi mereka yang sendirian atau sedang menderita, bagi mereka yang membutuhkan seseorang untuk mendengarkan dan menunjukkan perhatian kepada mereka. Jika kita dapat menemukan waktu untuk memberi, kita akan takjub dan dipenuhi dengan sukacita, seperti para gembala. Semoga Bunda Maria, yang membawa Allah ke dunia waktu, membantu kita untuk bermurah hati dengan waktu kita. Santa Bunda Allah, kepada engkau kami mempersembahkan Tahun Baru ini. Engkau, yang tahu bagaimana menghargai berbagai hal di dalam hatimu, pedulikan kami, berkati waktu kami, dan ajari kami untuk menemukan waktu bagi Allah dan sesama. Dengan sukacita dan keyakinan, kami menobatkan engkau : Santa Bunda Allah! Amin.

______

 

(Peter Suriadi - Bogor, 1 Januari 2021)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.