Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI KAMIS PUTIH DI KOMPLEK PENJARA BARU CIVITAVECCHIA (ROMA) 14 April 2022

Bacaan Ekaristi : Kel. 12:1-8,11-14; Mzm. 116:12-13,15-16bc,17-18; 1Kor. 11:23-26; Yoh. 13:1-15.

 

Setiap Hari Kamis Putih kita membaca Bacaan Injil ini : hal yang sederhana. Yesus, bersama sahabat-sahabat-Nya, murid-murid-Nya sedang santap malam, perjamuan Paskah; Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya - Ia melakukan hal yang tidak biasa : pada masa itu para hamba membasuh kaki mereka di pintu masuk rumah. Dan kemudian, Yesus - dengan gerakan yang juga menyentuh hati - membasuh kaki sang pengkhianat, orang yang menjual-Nya.

 

Seperti itulah Yesus dan Ia mengajarkan kita hal ini, dengan sederhana : di antara kamu, kamu harus membasuh kakimu. Membasuh kaki adalah lambang : di antara kamu, kamu harus melayani dirimu; yang satu melayani yang lain, tanpa kepentingan.

 

Alangkah baiknya jika hal ini dapat dilakukan setiap hari dan oleh semua orang : tetapi selalu ada kepentingan, seperti ular yang masuk. Dan kita terkejut ketika kita mengatakan, "Aku pergi ke pelayanan umum itu, mereka menjadikanku membayar tips". Ini menyakitkan, karena itu tidak baik. Dan berkali-kali, dalam kehidupan kita mengusahakan kepentingan kita, seolah-olah kita sedang membayar tips di antara kita.

 

Justru penting melakukan segala sesuatu tanpa kepentingan : saling melayani, saling bersaudara, saling bertumbuh, saling mengoreksi, jadi kamu harus terus berjalan. Melayani! Dan kemudian, hati Yesus, yang kepada sang pengkhianat mengatakan : "Sahabat" dan Ia juga menunggunya, sampai akhir : Ia mengampuni segalanya.

 

Hari ini saya ingin meletakkan hal ini dalam hati kita semua, bahkan dalam hati saya : Allah mengampuni sampai akhir. Allah mengampuni segalanya dan selalu mengampuni! Kitalah yang lelah memohon pengampunan.

 

Dan kita masing-masing, mungkin, memiliki sesuatu di dalam hati kita, yang telah kita bawa selama beberapa waktu, yang membuat kita menjadi "ron-ron", semacam kerangka yang tersembunyi di dalam lemari. Tetapi, mohonlah pengampunan dari Yesus: Ia mengampuni segalanya. Ia hanya menginginkan kepercayaan diri kita untuk memohon pengampunan. Kamu dapat melakukannya ketika kamu sendirian, ketika kamu bersama sahabat-sahabat lain, ketika kamu bersama imam.

 

Inilah doa yang indah untuk hari ini : “Tetapi, Tuhan, ampunilah aku. Aku akan berusaha melayani orang lain, tetapi Engkau melayaniku dengan pengampunan-Mu”. Jadi Ia membayar dengan pengampunan. Inilah pemikiran yang ingin saya tinggalkan kepadamu. Melayani, saling menolong, dan pastikan Tuhan mengampuni. Dan seberapa banyak Ia mengampuni kita? Semua! Dan sampai di mana? Sepanjang waktu! Ia tidak pernah lelah mengampuni : kitalah yang lelah memohon pengampunan.

 

Dan sekarang, saya akan mencoba melakukan gerakan yang sama seperti yang dilakukan Yesus : membasuh kaki. Saya melakukannya dari hati karena kita para imam harus menjadi yang pertama melayani orang lain, bukan mengeksploitasi orang lain. Klerikalisme terkadang membawa kita ke jalan ini. Tetapi kita harus melayani. Ini adalah tanda, juga tanda kasih untuk saudara-saudari ini dan untuk kamu semua di sini; sebuah tanda yang artinya : “Aku tidak menghakimi siapa pun. Aku mencoba melayani semua orang”. Ada Dia yang menghakimi, tetapi Dia adalah Hakim yang agak aneh, Tuhan : Dia menghakimi dan mengampuni. Kita mengikuti upacara ini dengan keinginan untuk melayani dan mengampuni diri kita.

______

 

(Peter Suriadi - Bogor, 15 April 2022)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.