Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI KAMIS PUTIH DI PENJARA ANAK CASAL DEL MARMO (ROMA) 6 APRIL 2023 : HIDUP ITU INDAH KETIKA KITA SALING MENOLONG

Bacaan Ekaristi :  Kel. 12:1-8,11-14; Mzm. 116:12-13,15-16bc,17-18; 1Kor. 11:23-26; Yoh. 13:1-15.

 

Yang menarik perhatian kita adalah bagaimana Yesus, sehari sebelum disalibkan, melakukan perbuatan ini. Membasuh kaki merupakan kebiasaan pada masa itu karena jalanan berdebu. Orang-orang yang berniat masuk dari luar dan, saat memasuki sebuah rumah, sebelum makan, sebelum berkumpul, mereka akan membasuh kaki mereka. Tetapi siapa yang akan membasuh kaki mereka? Para hamba, para budak – karena ini adalah pekerjaan yang diserahkan kepada para budak.

 

Marilah kita bayangkan bagaimana para murid terheran-heran ketika mereka melihat Yesus mulai melakukan tugas yang cocok untuk para budak ini … Ia ingin membuat mereka memahami pesan untuk hari berikutnya ketika Ia akan wafat seperti seorang budak demi membayar hutang kita semua. Jika kita mendengarkan hal-hal ini dari Yesus, hidup akan menjadi begitu indah karena kita akan bergegas untuk saling menolong alih-alih mendapatkan yang terbaik dari orang lain, saling mengambil keuntungan, seperti yang diajarkan oleh para penipu. Saling menolong, menolong sangat indah – ini adalah perilaku sejagat manusiawi yang lahir dari hati yang mulia. Dan dengan perayaan hari ini, Yesus ingin mengajarkan kita hal ini : keluhuran hati. Kita masing-masing kita dapat berkata : "Tetapi andaikan Paus hanya mengetahui hal-hal yang kumiliki di dalam hatiku…." Tetapi Yesus tahu itu, dan Ia mengasihi kita sama seperti kita mengasihi diri kita! Dan Ia membasuh kaki kita masing-masing. Yesus tidak pernah terkejut dengan kelemahan kita. Ia tidak pernah heran, karena Ia sudah membayarnya. Ia hanya ingin menemani kita; Ia ingin memegang tangan kita sehingga hidup kita tidak terlalu keras.

 

Saya juga akan melakukan perbuatan membasuh kaki, yang bukan merupakan cerita rakyat, bukan. Kita semua dapat menganggapnya sebagai perilaku yang memberitahu kita bagaimana kita harus memperlakukan satu sama lain. Dalam masyarakat, kita melihat betapa banyak orang memanfaatkan orang lain; berapa banyak orang yang terpojok dan tidak bisa keluar…. Berapa banyak ketidakadilan, berapa banyak orang yang tidak memiliki pekerjaan, berapa banyak orang yang bekerja dan dibayar setengahnya, berapa banyak orang yang tidak memiliki uang untuk membeli obat, berapa banyak keluarga yang hancur, begitu banyak hal yang mengerikan….

 

Dan tidak ada seorang pun di antara kita yang bisa berkata, “Syukur kepada Allah aku tidak seperti itu, lho”. “Jika aku tidak seperti itu, itu karena rahmat Allah!” Kita masing-masing bisa tergelincir, kita masing-masing. Dan kesadaran ini, kepastian bahwa kita masing-masing dapat tergelincir, inilah yang memberi kita martabat – dengarkanlah kata ini – “martabat” sebagai orang-orang berdosa. Dan Yesus menginginkan kita seperti ini, dan oleh karena hal ini Ia ingin membasuh kaki [murid-murid-Nya] dan berkata: "Aku datang untuk menyelamatkanmu, untuk melayanimu".

 

Sekarang, saya akan melakukan hal yang sama sebagai kenangan akan apa yang diajarkan Yesus kepada kita, saling menolong dan dengan cara ini, hidup menjadi lebih indah dan kita dapat melanjutkan seperti ini. Selama membasuh kaki – saya berharap saya berhasil melakukannya karena saya tidak dapat berjalan dengan baik – tetapi selama membasuh kaki, renungkan hal ini : “Yesus telah membasuh kakiku. Yesus telah menyelamatkanku, dan aku mengalami kesulitan ini sekarang”. Tetapi itu akan berlalu, tetapi Tuhan selalu di sampingmu, Ia tidak pernah meninggalkan, tidak pernah. Pikirkanlah semua ini.

_____

 

(Peter Suriadi - Bogor, 7 April 2023)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.