Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PENGENANGAN ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN DI PEMAKAMAN PERANG, ROMA, 2 November 2023 : KENANGAN DAN HARAPAN

Bacaan Ekaristi : 2Mak. 12:43-46; Mzm. 143:1-2,5-6,7ab,8ab.10; 1Kor. 15:20-24a.25-28; Yoh. 6:37-40.

 

Perayaan seperti hari ini membawa kita kepada dua pemikiran : kenangan dan harapan.

 

Kenangan akan orang-orang yang telah mendahului kita, yang menghabiskan kehidupan mereka, yang telah mengakhiri kehidupan ini; kenangan akan begitu banyak orang yang telah berbuat baik kepada kita : di dalam keluarga, di antara teman-teman ... Dan juga kenangan akan orang-orang yang tidak berbuat banyak kebaikan, tetapi diterima dalam kenangan Allah, dalam kemurahan Allah. Sebuah misteri kemurahan Tuhan yang besar.

 

Dan kemudian, harapan. Hari ini adalah kenangan untuk melihat ke depan, untuk melihat jalan kita, jalur kita. Kita sedang berjalan menuju perjumpaan dengan Tuhan dan dengan semua orang. Dan kita harus memohonkan kepada Tuhan rahmat harapan ini : harapan yang tidak pernah menipu; harapan itulah keutamaan sehari-hari yang menuntun kita maju, yang membantu kita menyelesaikan masalah dan mencari jalan keluar. Tetapi selalu maju, maju. Harapan yang berbuah itu, harapan teologis setiap hari, setiap saat itu : saya akan menyebutnya sebagai keutamaan teologis “dapur,” karena keutamaan tersebut ada di tangan dan selalu membantu kita. Harapan yang tidak menipu : kita hidup dalam ketegangan antara kenangan dan harapan.

 

Saya ingin berhenti sejenak pada sesuatu yang terjadi pada saya di pintu masuk. Saya melihat usia para prajurit yang gugur ini. Kebanyakan berusia antara 20 dan 30 tahun. Kehidupan yang terpenggal, kehidupan tanpa masa depan. Dan saya memikirkan para ayah, para ibu yang menerima surat itu: “Nyonya, saya mendapat kehormatan untuk memberitahumu bahwa kamu memiliki seorang putra yang menjadi pahlawan”. “Ya, pahlawan, tetapi mereka telah mengambilnya dariku!” Berapa banyak air mata dalam kehidupan yang terpenggal itu. Dan saya tidak dapat menghindari memikirkan peperangan yang terjadi saat ini. Hal yang sama terjadi saat ini: begitu banyak kaum muda, dan kaum yang tidak terlalu muda. Dalam peperangan di dunia, termasuk peperangan yang paling dekat dengan kita, di Eropa dan sekitarnya: berapa banyak yang tewas! Hidup dihancurkan tanpa disadari.

 

Hari ini, dengan memikirkan orang yang meninggal, memelihara kenangan terhadap orang yang meninggal dan memelihara harapan, kita memohon perdamaian kepada Tuhan, agar manusia tidak lagi saling membunuh dalam peperangan. Begitu banyak orang tak berdosa yang tewas, begitu banyak tentara yang kehilangan nyawa. Tetapi ini, mengapa? Peperangan selalu merupakan kekalahan, selalu. Tidak ada kemenangan sepenuhnya, tidak. Ya, yang satu mengalahkan yang lain, tetapi dibalik itu selalu ada kekalahan dengan harga yang harus dibayar. Marilah kita berdoa kepada Tuhan untuk orang mati kita, untuk semua orang. Semoga Tuhan menerima semuanya. Dan marilah kita juga berdoa agar Tuhan mengasihani kita dan memberi kita harapan : harapan untuk maju dan agar kita semua menyertai Dia ketika Dia memanggil kita. Semoga.

_______

(Peter Suriadi - Bogor, 4 November 2023)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.