Pada
perjamuan malam kali ini, ada dua peristiwa yang menarik perhatian kita.
Pembasuhan kaki yang dilakukan oleh Yesus: Yesus merendahkan diri-Nya, dan dengan
sikap ini Ia membuat kita memahami apa yang telah Ia katakan: “Aku datang bukan
untuk dilayani, melainkan untuk melayani” (bdk Mrk 10:45). Ayat ini mengajarkan
kita jalan pelayanan.
Peristiwa
lainnya – menyedihkan – adalah pengkhianatan Yudas yang tidak mampu mengamalkan
kasih, dan kemudian uang, keegoisan membawanya kepada hal buruk ini. Tetapi
Yesus mengampuni segala sesuatu. Yesus senantiasa mengampuni. Ia hanya meminta
kita memohon pengampunan.
Suatu
ketika, saya mendengar seorang wanita tua yang bijaksana, seorang nenek tua,
dari kalangan umat… Ia mengatakan hal ini: “Yesus tidak pernah lelah mengampuni:
kitalah yang lelah memohon pengampunan.” Hari ini kita memohon rahmat Tuhan
agar kita tidak lelah memohon pengampunan.
Kita
semua selalu saja mengalami kegagalan kecil maupun kegagalan besar: setiap
orang mempunyai kisahnya masing-masing. Tetapi Tuhan selalu menantikan kita,
dengan tangan terbuka, dan tak kenal lelah dalam mengampuni.
Sekarang
kita akan melakukan tindakan yang sama seperti yang dilakukan Yesus: membasuh
kaki kita. Tindakan ini adalah sikap yang menarik perhatian dalam panggilan
pelayanan. Kita memohon kepada Tuhan agar kita bertumbuh, kita semua, dalam
panggilan pelayanan.
Terima
kasih.
_____
(Peter Suriadi - Bogor, 29 Maret 2024)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.