Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI MINGGU BIASA III (HARI MINGGU SABDA ALLAH & YUBILEUM KOMUNIKASI SEDUNIA) 26 Januari 2025 : LIMA TINDAKAN YANG MENJADI CIRI KHAS PERUTUSAN SANG MESIAS YANG UNIK DAN UNIVERSAL

Bacaan Ekaristi : Neh. 8:3-5a,6-7,9-11; Mzm. 19:8,9,10,15; 1Kor. 12:12-30; Luk 1:1-4; 4:14-21.

 

Bacaan Injil yang telah kita dengar menceritakan tentang penggenapan nubuat yang dipenuhi dengan Roh Kudus. Nubuat itu digenapi oleh Dia yang datang "dengan kuasa Roh" (Luk 4:14): Yesus, sang Juruselamat.

 

Sabda Allah hidup: sepanjang abad, ia menyertai kita dan melalui kuasa Roh Kudus, ia bekerja di setiap zaman. Karena Tuhan selalu setia pada janji-Nya, yang, dalam kasih-Nya kepada manusia, selalu Ia tepati. Inilah tepatnya yang dikatakan Yesus di rumah ibadat di Nazaret: "Pada hari ini genaplah nas ini ketika kamu mendengarkannya" (Luk 4:21).

 

Saudara-saudari, alangkah bahagianya suatu kebetulan! Pada Hari Minggu Sabda Allah, di awal Tahun Yubileum ini, kita mewartakan perikop Injil Lukas ini, di mana Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Mesias, "yang diurapi" (ayat 18) dan diutus untuk "memberitakan tahun rahmat Tuhan" (ayat 19)! Yesus adalah Sabda yang hidup, yang di dalam diri-Nya seluruh Kitab Suci menemukan penggenapannya. Dalam Liturgi suci hari ini, kita adalah orang-orang sezaman dengan-Nya; kita juga, yang dipenuhi dengan keheranan, membuka hati dan pikiran kita untuk mendengarkan-Nya, karena "Ia sendiri bersabda bila Kitab Suci dibacakan dalam Gereja" (Sacrosanctum Concilium, 7). Saya mengucapkan satu kata: keheranan. Mendengar Injil, sabda Allah, bukan sekadar masalah mendengarkan atau memahaminya, bukan. Sabda Allah harus menyentuh hati kita dan menghasilkan apa yang saya katakan, "keheranan". Sabda Allah selalu membuat kita heran; sabda Allah selalu memperbarui kita. Ia masuk ke dalam hati kita dan selalu memperbarui kita.

 

Dalam semangat iman yang penuh kegembiraan ini, kita diundang untuk menerima nubuat dahulu kala itu sebagai sesuatu yang datang dari hati Kristus sendiri, dan merenungkan lima tindakan yang menjadi ciri khas perutusan Sang Mesias yang unik dan universal. Perutusan yang unik, karena hanya Ia yang dapat menggenapinya; perutusan yang universal, karena Ia ingin melibatkan semua orang di dalamnya.

 

Pertama, Yesus diurapi “untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin” (ayat 18). Inilah “Injil”, kabar baik, yang diwartakan Yesus: Kerajaan Allah sudah dekat! Ketika Allah memerintah, kita diselamatkan. Tuhan datang mengunjungi umat-Nya, memperhatikan orang-orang yang hina dan malang. Injil adalah sabda bela rasa; Injil memanggil kita untuk menunjukkan amal kasih, mengampuni utang sesama kita dan bermurah hati dalam melayani sesama. Janganlah kita lupa bahwa Tuhan itu dekat, penuh belas kasihan dan berbela rasa. Gaya Allah adalah gaya kedekatan, belas kasihan dan bela rasa.

 

Tindakan Kristus yang kedua adalah “memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan” (ayat 18). Saudara-saudari, hari-hari kejahatan sudah dihitung, karena masa depan milik Allah. Dengan kuasa Roh, Yesus menebus kita dari segala kesalahan dan membebaskan hati kita dari segala hal yang membelenggu kita, karena Ia membawa pengampunan Bapa ke dunia. Injil adalah sabda belas kasihan, yang memanggil kita untuk menjadi saksi perdamaian, kesetiakawanan, dan rekonsiliasi yang penuh gairah.

 

Tindakan ketiga yang dilakukan Yesus untuk menggenapi nubuat adalah dengan memberikan “pemulihan penglihatan bagi orang-orang buta” (ayat 18). Sang Mesias membuka mata hati kita, yang terlalu sering terpesona oleh daya tarik kekuasaan dan hal yang sia-sia: penyakit jiwa yang menghalangi kita untuk mengakui kehadiran Allah dan menyembunyikan dari pandangan kita orang-orang yang lemah dan menderita. Injil adalah sabda terang, yang memanggil kita kepada kebenaran dan memanggil kita untuk menjadi saksi iman kita serta konsisten mengamalkannya.

 

Tindakan keempat Yesus adalah “membebaskan orang-orang yang tertindas” (ayat 18). Tidak ada bentuk perbudakan yang dapat menahan karya Sang Mesias, yang menjadikan kita saudara-saudari dalam nama-Nya. Penjara penganiayaan dan ruang bawah tanah kematian dibuka lebar-lebar oleh kuasa Allah yang penuh gairah. Injil adalah sabda kebebasan, memanggil kita untuk bertobat, berpikir utuh, dan bertekun dalam pencobaan.

 

Terakhir, tindakan kelima: Yesus diutus "untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan" (ayat 19). Tahun itu adalah zaman baru, zaman yang tidak melahap kehidupan, tetapi memperbaruinya. Sebuah "Yobel", dan dalam pengertian ini, seperti yang sekarang kita rayakan sebagai cara mempersiapkan diri dengan pengharapan untuk perjumpaan definitif kita dengan Sang Penebus. Injil adalah sabda sukacita, yang memanggil kita untuk saling menerima dan bersekutu, saat kita melakukan perjalanan ziarah menuju Kerajaan Allah.

 

Dengan kelima tindakan ini, Yesus bahkan sekarang menggenapi nubuat Yesaya. Dengan membebaskan kita dari tawanan, Ia memberitahu kita bahwa Allah mendekati kita dalam kemiskinan kita, menebus kita dari kejahatan, menerangi mata kita, mematahkan kuk penindasan, dan membawa kita ke dalam sukacita suatu masa dan sejarah yang lebih besar di mana Ia senantiasa hadir, berjalan di samping kita dan membimbing kita menuju kehidupan kekal. Memang, keselamatan yang Ia berikan kepada kita belum sepenuhnya terwujud. Kita tahu ini. Namun, perang, ketidakadilan, penderitaan, dan kematian tidak akan menjadi akhir cerita. Injil tidak pernah mengecewakan.

 

Saudara-saudari, pada hari Minggu yang dikhususkan untuk sabda Allah, marilah kita bersyukur kepada Bapa karena telah berbicara kepada kita melalui Sabda-Nya, yang menjadi manusia demi keselamatan dunia. Seluruh Kitab Suci, yang ditulis oleh manusia dan Roh Kudus sebagai penulisnya yang sejati (bdk. Dei Verbum, 11), menunjuk kepada peristiwa ini. Seluruh Kitab Suci berbicara tentang Kristus dan karya-Nya, yang dihadirkan dan diaktifkan oleh Roh Kudus dalam kehidupan kita dan dalam sejarah. Ketika kita membaca Kitab Suci, ketika kita berdoa dan mempelajarinya, kita tidak hanya menerima informasi tentang Allah; kita menerima Roh-Nya, yang mengingatkan kita akan semua yang dikatakan dan dilakukan Yesus (bdk. Yoh 14:26). Dengan cara ini, hati kita, yang berkobar-kobar oleh iman, menantikan dengan penuh pengharapan kedatangan Allah. Saudara-saudari, kita harus lebih membiasakan diri membaca Kitab Suci. Saya ingin menyarankan agar kita semua memiliki salinan kecil Injil atau Perjanjian Baru berukuran saku. Kita dapat selalu membawanya di dalam tas sehingga kita dapat membacanya di berbagai waktu sepanjang hari. Satu ayat, dua ayat agar kita dapat berhubungan dengan Tuhan sepanjang hari. Cukup dengan satu salinan kecil Injil.

 

Marilah kita menanggapi kabar baik Kristus dengan antusias! Karena Tuhan tidak berbicara kepada kita sebagai pendengar yang bisu, tetapi sebagai saksi-saksi-Nya, yang dipanggil untuk mewartakan Injil di segala waktu dan di setiap tempat. Hari ini, empat puluh saudara-saudari dari berbagai belahan dunia telah datang untuk menerima pelayanan Lektor. Terima kasih! Kita berterima kasih kepada mereka dan mendoakan mereka. Kita semua mendoakanmu. Marilah kita berkomitmen untuk membawa kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan kepada para tawanan dan pemulihan penglihatan bagi orang-orang buta, membebaskan orang-orang yang tertindas dan memberitakan tahun rahmat Tuhan. Maka ya, saudara-saudari, kita akan mengubah dunia sesuai dengan kehendak Allah, yang menciptakannya dan menebusnya dalam kasih-Nya yang tak terbatas. Terima kasih!

_____

(Peter Suriadi - Bogor, 26 Januari 2025)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.