Liturgical Calendar

PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 4 JULI 2003 : KETEGUHAN ANAK-ANAK ALLAH

Kita adalah anak-anak Allah berterima kasih kepada Yesus: tak seorang pun bisa mengambil "kartu identitas" ini. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam Misa Kamis 4 Juli 2013 di Casa Santa Marta.
Homili Paus berpusat pada Injil tentang penyembuhan seorang lumpuh (Mat 9:1-8). Pada awal Injil hari ini, Yesus berkata kepadanya: "Teguhlah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni". Mungkin, Paus Fransiskus berkata, orang ini masih "gelisah" karena ia ingin sembuh secara fisik. Kemudian, berhadapan dengan kritik para ahli Taurat - yang di antara mereka telah menuduh-Nya menghujat, "karena hanya Allah yang dapat mengampuni dosa" - Yesus menyembuhkan kondisi fisiknya. Pada kenyataannya, Paus menjelaskan, penyembuhan, pengajaran, kata-kata yang kuat terhadap kemunafikan "hanya sebuah tanda, sebuah tanda dari sesuatu melebihi yang sedang Yesus lakukan", yaitu pengampunan dosa: Dalam Yesus dunia diperdamaikan dengan Allah. Inilah "mukjizat yang paling mendalam":

"Rekonsiliasi ini adalah penciptaan kembali dunia: inilah perutusan Yesus yang paling mendalam. Penebusan kita semua orang-orang berdosa; dan Yesus melakukan hal ini bukan dengan kata-kata, bukan dengan sikap, bukan berjalan di sepanjang jalan. Bukan! Ia melakukannya dengan daging-Nya! Diri-Nya sendiri, Allah yang menjadi salah satu dari kita, seorang manusia, untuk menyembuhkan kita dari dalam, [Ia datang] kepada kita orang-orang berdosa."

Yesus membebaskan kita dari dosa dengan membuat diri-Nya "berdosa", menanggung atas diri-Nya "seluruh dosa" dan ini, Paus berkata, "adalah penciptaan baru". Yesus "turun dari kemuliaan, merendahkan diri-Nya, bahkan sampai mati, mati di Salib", bahkan sampai berteriak dengan suara nyaring : "Bapa, mengapa Engkau meninggalkan Daku?". Inilah "kemuliaan-Nya, dan inilah keselamatan kita":

"Inilah mukjizat terbesar. Dan apa yang Yesus capai dengan ini? Ia menjadikan kita anak-anak, dengan kebebasan anak-anak. Oleh karena apa yang telah dilakukan Yesus, kita dapat mengatakan 'Bapa'. [Jika Ia tidak melakukannya] kita tidak akan pernah bisa mengatakan ini: 'Bapa!'. Dan untuk mengatakan 'Bapa' dengan begitu baik dan begitu indah suatu sikap, dengan kebebasan! Inilah mukjizat Yesus terbesar. Kita, yang adalah budak dosa - Ia telah membuat kita semua bebas, Ia telah menyembuhkan kita pada pokok terdalam keberadaan kita. Kita akan melakukan dengan baik memikirkan tentang hal ini, dan memikirkan betapa indahnya menjadi anak-anak, dan betapa indah 'kebebasan anak-anak' ini, karena anak berada di rumah, dan Yesus telah membuka pintu-pintu rumah bagi kita . . . Sekarang kita berada di rumah!"

Sekarang, Paus menyimpulkan, kita bisa memahami ketika Yesus berkata "Teguhlah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni": Itulah akar keteguhan kita: Aku bebas, aku seorang anak. . . Bapa mengasihiku, dan aku mengasihi Bapa! Marilah kita mohon kepada Tuhan rahmat untuk benar-benar memahami karya-Nya ini, apa yang telah Allah lakukan dalam Dia: Allah telah mendamaikan dunia dengan diri-Nya di dalam Kristus, mempercayakan kepada kita sabda rekonsiliasi dan rahmat menyandang sabda rekonsiliasi ini ke depan, dengan kuat, dengan kebebasan anak-anak. Kita diselamatkan dalam Yesus Kristus! Dan tak seorang pun bisa mengambil dari kita 'kartu identitas' ini. Inilah bagaimana aku mengenali diriku sendiri: sebagai anak Allah! Alangkah indah identitas tersebut! Status kependudukan: kita bebas! Amin.

Telesphore Placidus Kardinal Toppo, Uskup Agung Ranchi di India, merayakan Misa secara konselebrasi bersama Bapa Suci.

Sumber : Radio Vatikan

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.