Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA PENTAHBISAN USKUP 24 Oktober 2013

Untuk pertama kalinya dalam masa pontifikasinya, Paus Fransiskus mentahbiskan uskup. Hari Kamis, 24 Oktober 2013, bertempat di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Bapa Suci mentahbiskan Mgr. Jean-Marie Speich sebagai Uskup bagi Keuskupan Strasbourg (Perancis) dan Mgr. Giampiero Gloder sebagai Uskup bagi Keuskupan Padua (Italia). Berikut ini adalah homili Bapa Suci dalam Misa pentahbisan tersebut.

***********

Marilah kita merenungkan dengan penuh perhatian tanggung jawab gerejani yang luhur yang kepadanya saudara-saudara kita ini telah dipanggil. Tuhan kita Yesus Kristus diutus oleh Bapa untuk menebus manusia, pada gilirannya mengutus dua belas Rasul kepada dunia sehingga, penuh kuasa Roh Kudus, mereka akan memberitakan Injil kepada semua bangsa, mengumpulkan mereka di bawah satu Gembala, menguduskan mereka dan menuntun mereka kepada keselamatan.

Dalam rangka untuk melanggengkan pelayanan kerasulan ini dari generasi ke generasi, kelompok dua belas memanfaatkan rekan-rekan kerja kerasulan, menyalurkan kepada mereka dengan penumpangan tangan, karunia Roh yang diterima dari Kristus, yang menganugerahkan kepenuhan Sakramen Tahbisan Suci.  Dengan demikian, melalui suksesi para uskup yang terputus dalam tradisi Gereja yang hidup, pelayanan utama ini telah dilestarikan; merupakan karya Sang Juruselamat yang diikuti dan dikembangkan hingga zaman kita.

Dalam Uskup yang dikelilingi oleh para imamnya Tuhan kita Yesus Kristus sendiri hadir di tengah-tengahmu, sebagai Imam Besar dalam keabadian.

Adalah Kristus, pada kenyataannya, yang dalam pelayanan Uskup terus memberitakan Injil keselamatan dan menguduskan orang-orang percaya melalui sakramen-sakramen iman. Adalah Kristus yang melalui kebapaan Uskup menambahkan para anggota baru pada tubuh-Nya, yaitu Gereja. Adalah Kristus yang dalam hikmat dan kebijaksanaan Uskup memimpin Umat Allah dalam peziarahan duniawi menuju kebahagiaan abadi.

Menerima, oleh karena itu, dengan sukacita dan syukur saudara-saudara kita ini yang adalah para Uskup, dengan penumpangan tangan kami, mempersatukan kepada Dewan Keuskupan. Menjadikan mereka kehormatan yang disebabkan oleh pelayanan Kristus dan kepada mereka yang menyalurkan pelayanan Allah, yang kepadanya dipercayakan kesaksian Injil dan pelayanan Roh bagi pengudusan. Ingatlah kata-kata Yesus Kristus kepada para Rasul : "Barangsiapa yang mendengarkan kamu mendengarkan Aku, barangsiapa yang menghina kamu menghina Aku, dan barangsiapa yang menghina kamu menghina Dia yang mengutus Aku".

Mengenai Anda, Jean-Marie dan Gianpiero, yang dipilih oleh Tuhan, renungkanlah bahwa Anda telah dipilih di antara manusia dan bagi manusia, Anda telah dikuasakan dalam hal-hal yang merujuk kepada Allah. "Keuskupan" sebenarnya adalah nama sebuah pelayanan, bukan nama sebuah kehormatan. Bagi Uskup adalah melayani daripada menguasai, sesuai dengan perintah Sang Guru : dia yang terbesar di antara kamu harus menjadi yang terkecil, yang memerintah sebagai orang yang melayani, selalu dalam pelayanan, selalu pelayanan. Mewartakan sabda setiap saat, apakah menguntungkan atau tidak. Memperingatkan, menegur, menasehati dengan seluruh keluhuran hati dan ajaran, dan melalui doa dan mempersembahkan kurban bagi umat Anda, mencapai kepenuhan kesucian Kristus, kekayaan rahmat ilahi yang bermacam-macam, melalui doa. Ingatlah perselisihan pertama di Gereja Yerusalem, ketika para uskup telah begitu banyak bekerja untuk melindungi para janda dan anak yatim sehingga mereka memutuskan untuk menunjuk para diakon. Mengapa? Untuk berdoa dan memberitakan Sabda. Seorang Uskup yang tidak mau berdoa adalah seorang uskup setengah jalan, dan jika ia tidak berdoa kepada Tuhan ia berakhir di keduniawian. Dalam Gereja yang telah dipercayakan kepada Anda, menjadi penjaga dan penyalur yang setia dari misteri Kristus, yang ditempatkan oleh Bapa pada kepala keluarga-Nya. Ikuti selalu teladan Sang Gembala yang Baik yang mengenal domba-domba-Nya dan dikenal oleh mereka, dan yang tidak ragu-ragu untuk memberikan hidup-Nya bagi mereka. Kasih Uskup : mengasihi dengan kasih seorang bapa dan seorang saudara yang kepada mereka semua orang yang dipercayakan Allah kepada Anda. Terutama mengasihi para imam dan para diakon yang adalah rekan kerja Anda, mereka adalah orang-orang yang dekat dengan mereka yang dekat dengan Anda. Jangan pernah menjadi seorang imam menunggu sebuah audiensi. Jawablah mereka segera. Jadilah dekat dengan mereka. Kasihi, juga, orang-orang miskin dan rentan dan mereka yang membutuhkan keramahan dan pertolongan. Dan pergilah dengan kasih ke seluruh kawanan, yang di dalamnya Roh Kudus menempatkan Anda untuk memerintah Gereja Allah. Perhatikan dalam nama Bapa dalam nama-Nya Anda menerima rupa, dalam nama Yesus Kristus Putra-Nya yang daripada-Nya Anda adalah para guru, para imam dan para gembala yang diberi kuasa. Dan dalam nama Roh Kudus yang memberi hidup kepada Gereja dan dengan kuasa-Nya menopang kelemahan kita. Semoga.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.