Liturgical Calendar

PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 11 November 2013 : KORUPSI MERUPAKAN ‘PEMBUSUKAN YANG DIPERNIS’ DARI MAKAM BERCAT PUTIH


Bacaan Ekaristi : Keb 1:1-7; Luk 17:1-6



"Orang-orang berdosa ya, korup tidak". Pada Senin 11 November 2013 Paus Fransiskus kembali membahas tema korupsi - atau lebih baik tentang koruptor, yang "kehidupan ganda"-nya beliau sebut "pembusukan yang dipernis".

Paus mendasarkan homilinya pada bagian yang diambil dari Injil Santo Lukas : "Jika dosa saudaramu berdosa, tegorlah dia, dan jika ia bertobat, ampunilah dia, dan jika ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari, dan berbalik kepadamu tujuh kali, dan mengatakan, ‘Aku menyesal, kamu harus mengampuni dia" (bdk. Luk 17:1-6). "Ketika saya membaca bagian ini", beliau berkata, "Saya selalu melihat di dalamnya potret Yesus .... Ia tidak pernah lelah mengampuni. Dan Ia menasihati kita untuk melakukan hal yang sama". Sikap Yesus terhadap mereka yang berdosa dan sungguh-sungguh bertobat selalu merupakan sikap pengampunan. Namun, Paus Fransiskus menambahkan, ada bagian lain yang berbunyi : "Celakalah mereka olehnya perbuatan memalukan datang".


"Yesus", beliau berkata, "di sini tidak sedang berbicara tentang dosa tapi tentang perbuatan memalukan" dan Ia mengatakan : Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini. Jagalah dirimu!. Oleh karena itu Paus bertanya : "Tetapi apa perbedaan antara dosa dan perbuatan memalukan?". Bedanya, beliau mengatakan, adalah "barangsiapa  yang berbuat dosa dan bertobat memohon pengampunan, ia merasa lemah, ia melihat dirinya sebagai seorang anak Allah, ia merendahkan dirinya dan bertobat meminta Yesus untuk menyelamatkannya. Tetapi orang yang memberi perbuatan memalukan tidak bertobat dan terus berbuat dosa dan berpura-pura menjadi seorang Kristiani". Seolah-olah ia menjalani "kehidupan ganda", dan beliau menambahkan, "kehidupan ganda seorang Kristiani menyebabkan kerugian besar".

Bapa Suci mengedepankan contoh seseorang yang menempatkan satu tangan di sakunya dan menunjukkan bahwa ia membantu Gereja, sedangkan dengan tangan lainnya ia merampok "negara, dan orang miskin". Akan lebih baik untuknya jika sebuah batu kilangan diletakkan pada lehernya dan ia dilemparkan ke dalam laut, kata Paus Fransiskus, "dan itu bukan saya yang mengatakannya, tetapi Yesus".

"Orang yang menyesatkan ini", beliau melanjutkan, mengacu pada Bacaan Pertama hari itu yang diambil dari Kitab Kebijaksanaan (1:1-7) yang menyatakan : "roh yang mendidik dan suci akan menghindarkan tipu daya, serta akan bangkit dan terpisah dari pikiran pandir, dan akan malu pada pendekatan kejahatan".

"Di mana ada tipu daya, Roh Kudus tidak hadir", kata Paus Fransiskus. "Inilah perbedaan antara orang berdosa dan orang yang korup. Orang yang menjalani sebuah kehidupan ganda korup, sedangkan orang yang berdosa ingin tidak berbuat dosa, tetapi ia lemah atau ia menemukan dirinya dalam keadaan yang ia tidak bisa selesaikan, sehingga ia pergi kepada Tuhan dan memohon untuk diampuni. Tuhan mengasihi orang seperti itu, Ia menyertai dia, Ia tinggal bersama dia. Dan kita harus mengatakan, kita semua yang ada di sini : orang berdosa ya, korup tidak".

Mereka yang korup, Paus Fransiskus melanjutkan, tidak mengenal apa kerendahan hati. Yesus menyamakan mereka dengan kuburan bercat putih : mereka tampil cantik di luar, tetapi di dalam mereka penuh dengan tulang mati. "Dan seorang Kristiani yang bangga menjadi seorang Kristiani tetapi tidak menjalani kehidupan Kristiani adalah korup". Kita semua tahu orang-orang seperti itu, dan kita semua tahu "berapa banyak kerugian orang-orang Kristiani yang korup, dan para imam yang korup lakukan terhadap Gereja. Alangkah merugikan apa yang mereka lakukan bagi Gereja! Mereka tidak hidup dalam semangat Injil, tetapi dalam roh duniawi. Santo Paulus menyatakan dengan jelas kepada jemaat di Roma: Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini (bdk. Rm 12:2). Namun, sesungguhnya lebih kuat dalam teks aslinya : jangan masuk ke dalam skema dunia ini, ke dalam kerangka kerjanya, karena ini mengarah pada sebuah kehidupan ganda".

Paus Fransiskus menyimpulkan : "Sebuah pembusukan yang dipernis: ini adalah kehidupan seseorang yang korup. Dan Yesus tidak menyebut mereka hanya orang-orang berdosa. Ia menyebut mereka munafik. Namun Yesus selalu mengampuni, Ia tidak pernah lelah mengampuni. Satu-satunya hal yang Ia minta adalah jangan ada keinginan untuk menjalani kehidupan ganda ini. Mari kita mohon kepada Tuhan rahmat untuk menghindar dari segala bentuk penipuan dan melihat diri kita sebagai orang-orang berdosa. Orang-orang berdosa ya, korup tidak".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.