Bacaan Ekaristi
: Keb 2:23-3:9; Luk 17:7-10
Merenungkan bacaan pertama dari kitab Kebijaksanaan
(2:23-3:9) selama homilinya pada Misa Selasa pagi 12 November
2013 di kapel Casa Santa Marta, Paus Fransiskus meminta umat untuk mempercayakan diri mereka ke dalam tangan Allah, seperti yang dilakukan seorang
anak kecil dengan ayahnya.
"Sebab
Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar
hakekat-Nya sendiri”, bacaan dari Kitab Kebijaksanaan
mengawali. "Tetapi karena
dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari
maut itu”.
Bapa Suci menekankan bahwa sementara semua orang harus berjalan melalui
kematian, satu hal berjalan melalui pengalaman ini dengan suatu
pertalian dengan setan dan hal lain berjalan melalui pengalaman ini dari tangan Allah.
"Saya ingin mendengar hal
ini : "Kita berada dalam tangan Allah sejak awal’, kata Paus. "Kitab Suci menjelaskan kepada kita tentang
Penciptaan, menggunakan sebuah gambaran yang indah: Allah yang dengan tangan-Nya menjadikan kita dari tanah, dari bumi dalam gambar dan rupa-Nya. Itu adalah tangan Allah yang menciptakan kita : Allah pengrajin! Seperti seorang pengrajin Ia menjadikan kita. Inilah tangan Tuhan ... Tangan Allah, yang tidak meninggalkan kita".
Bapa Suci melanjutkan dengan menjelaskan bahwa tangan Allah, seperti seorang ayah
memegang tangan anaknya, mengajarkan kita bagaimana berjalan di jalan keselamatan. Tangan Allahlah yang menghibur kita dan
membelai kita dalam saat-saat tergelap kita. Tangan ini, beliau melanjutkan, adalah tangan Kristus yang
sama dengan tangan Kristus yang disalibkan bagi dosa-dosa kita.
"Yesus, Allah, membawa luka-luka-Nya : Ia menunjukkan luka-luka tersebut kepada Bapa. Inilah harganya : tangan Allah adalah tangan yang terluka karena kasih! Dan hal ini sangat menghibur kita”, Paus mengatakan. Menempatkan diri dalam tangan Allah, beliau
menegaskan, adalah menempatkan
diri kita dalam
tempat yang paling aman, dalam tangan Dia yang sangat mengasihi kita.
"Mari kita berpikir tentang tangan Yesus, ketika Ia menjamah orang sakit dan menyembuhkan mereka", kata Paus. "Tangan itu adalah tangan Allah : tangan itu menyembuhkan kita! Saya
tidak membayangkan Allah memberi kita sebuah tamparan! Saya tidak membayangkannya. Menegur kita, ya saya bisa membayangkan hal itu, karena Dia melakukan hal itu. Tetapi tidak pernah, tidak pernah Dia menyakiti kita. Tidak pernah!
Dia membelai kita.
Bahkan ketika Ia harus menegur kita, Ia melakukannya dengan belaian, karena Dia adalah seorang Bapa."
Menyimpulkan homilinya, Paus Fransiskus meminta umat untuk merenungkan tangan Allah ini, tangan Kristus yang terluka yang menyertai semua orang pada jalan kehidupan.
Sumber : Radio Vatikan
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.