Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA MALAM NATAL 24 Desember 2013 : YESUS ADALAH TERANG YANG MENYINARI KEGELAPAN


Bacaan Ekaristi : Yes 62:1-5; Kis 13:16-17,22-25; Mat 1:1-25


1. “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar” (Yes 9:1)
Nubuat Yesaya ini tidak pernah berhenti menyentuh kita, terutama ketika kita mendengarnya dikumandangkan dalam liturgi malam Natal. Ini tidak hanya sebuah perkara keharuan atau menyentuh perasaan. Ini menggerakkan kita karena menyatakan kenyataan mendalam tentang apakah kita : suatu umat yang berjalan, dan seluruhnya di sekitar kita - dan di dalam diri kita juga - ada kegelapan dan terang. Dalam malam ini, ketika roh kegelapan menyelubungi dunia, di sana terjadi sekali lagi peristiwa yang selalu menakjubkan dan mengejutkan kita : umat yang berjalan melihat sebuah terang besar. Sebuah terang yang membuat kita merenungkan misteri ini : misteri berjalan dan melihat.

Berjalan. Kata kerja ini membuat kita merenungkan perjalanan sejarah, perjalanan panjang itu yang merupakan sejarah keselamatan, dimulai dengan Abraham, bapa kita dalam iman, yang kepadanya suatu hari Tuhan memanggil untuk berangkat, untuk pergi dari negerinya menuju tanah yang Ia akan tunjukkan kepadanya. Sejak saat itu, jati diri kita sebagai orang-orang percaya telah menjadi suatu umat yang membuat jalan peziarahannya menuju tanah terjanji. Sejarah ini selalu disertai oleh Tuhan! Ia sesungguhnya setia akan perjanjian-Nya dan akan janji-janji-Nya. "Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan" (1 Yoh 1:5). Namun pada sebagian orang ada saat-saat baik terang maupun kegelapan, kesetiaan maupun ketidaksetiaan, ketaatan, dan pemberontakan; saat-saat menjadi suatu umat peziarah maupun saat-saat menjadi suatu umat yang terombang-ambing.

Dalam sejarah pribadi kita juga, ada baik saat-saat cerah maupun gelap, terang maupun bayang-bayang. Jika kita mengasihi Allah serta saudara dan saudari kita, kita berjalan dalam terang; tetapi jika hati kita tertutup, jika kita dikuasai oleh kesombongan, kebohongan, mementingkan diri sendiri, maka kegelapan jatuh di dalam diri kita dan di sekitar kita. "Barangsiapa membenci saudaranya, - tulis Rasul Yohanes - ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya" (1 Yoh 2:11).

2. Pada malam ini, seperti sebuah ledakan terang yang berkilau, ada suara keras pengumuman Rasul : "Kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata" (Tit 2:11).
Kasih karunia yang terungkap dalam dunia kita adalah Yesus, yang lahir dari Perawan Maria, sungguh manusia dan sungguh Allah. Ia telah memasuki sejarah kita; Ia telah berbagi perjalanan kita. Ia datang untuk membebaskan kita dari kegelapan dan memberikan kita terang. Dalam Dia terungkap kasih karunia, belas kasih, dan kelembutan kasih Bapa : Yesus adalah Kasih yang menjelma. Ia bukan hanya seorang guru kebijaksanaan, ia bukanlah idaman yang baginya kita usahakan saat mengetahui bahwa kita dengan putus asa berada jauh darinya. Ia adalah makna hidup dan sejarah, yang telah mendirikan kemah-Nya di tengah-tengah kita.

3. Para gembala adalah yang pertama melihat "kemah" ini, menerima berita kelahiran Yesus. Mereka adalah yang pertama karena mereka termasuk di antara yang terakhir, yang terbuang. Dan mereka yang pertama karena mereka terjaga, berjaga-jaga di malam hari, menjaga ternak mereka. Bersama-sama dengan mereka, mari kita berhenti sejenak di hadapan Sang Bayi, mari kita berhenti sejenak dalam keheningan. Bersama-sama dengan mereka, mari kita bersyukur kepada Tuhan karena telah memberikan Yesus kepada kita, dan dengan mereka mari kita membangkitkan dari lubuk hati kita pujian akan kesetiaan-Nya : Kami memberkati Engkau, Tuhan Allah yang Mahatinggi, yang merendahkan diri-Mu demi kami. Engkau sangat besar, dan Engkau menjadikan diri-Mu kecil; Engkau kaya dan Engkau menjadikan diri-Mu miskin; Engkau Mahakuasa dan Engkau menjadikan diri-Mu rentan.

Pada malam ini mari kita berbagi sukacita Injil : Allah mengasihi kita, Ia begitu mengasihi kita sehingga Ia telah mengaruniakan Putra-Nya menjadi saudara kita, menjadi terang dalam kegelapan kita. Kepada kita Tuhan mengulangi : "Jangan takut!" (Luk 2:10). Dan saya juga mengulangi : Jangan takut! Bapa kita sabar, Ia mengasihi kita, Ia memberi kita Yesus untuk membimbing kita di jalan yang mengarah ke tanah terjanji. Yesus adalah terang yang menyinari kegelapan. Dialah damai sejahtera kita. Amin.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.