Bacaan
Ekaristi : Yes 62:1-5; Kis 13:16-17,22-25; Mat 1:1-25
Nubuat Yesaya ini tidak pernah
berhenti menyentuh kita, terutama
ketika kita mendengarnya dikumandangkan dalam liturgi malam Natal. Ini tidak hanya sebuah perkara keharuan atau menyentuh perasaan. Ini menggerakkan
kita karena menyatakan kenyataan mendalam tentang apakah kita : suatu umat yang berjalan, dan
seluruhnya di sekitar kita - dan di
dalam diri kita juga - ada
kegelapan dan terang. Dalam malam ini, ketika roh kegelapan menyelubungi dunia, di sana terjadi sekali lagi peristiwa yang selalu menakjubkan dan mengejutkan kita : umat yang berjalan melihat sebuah terang besar. Sebuah terang yang membuat kita merenungkan misteri ini : misteri berjalan dan melihat.
Berjalan. Kata kerja ini membuat kita merenungkan perjalanan sejarah, perjalanan panjang itu
yang merupakan sejarah keselamatan,
dimulai dengan Abraham, bapa kita dalam iman, yang
kepadanya suatu hari Tuhan memanggil untuk berangkat, untuk pergi
dari negerinya menuju tanah yang Ia akan tunjukkan kepadanya. Sejak saat itu, jati
diri kita sebagai orang-orang percaya telah
menjadi suatu umat yang membuat jalan peziarahannya menuju
tanah terjanji. Sejarah ini selalu disertai oleh
Tuhan! Ia sesungguhnya setia akan perjanjian-Nya dan akan
janji-janji-Nya. "Allah adalah
terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan" (1 Yoh 1:5). Namun pada sebagian
orang ada saat-saat baik terang
maupun kegelapan, kesetiaan maupun ketidaksetiaan, ketaatan, dan pemberontakan; saat-saat menjadi suatu umat peziarah maupun
saat-saat menjadi suatu umat yang
terombang-ambing.
Dalam sejarah pribadi kita juga, ada baik saat-saat cerah maupun gelap, terang maupun bayang-bayang. Jika kita mengasihi Allah serta saudara dan saudari kita, kita berjalan dalam terang; tetapi jika hati kita tertutup, jika
kita dikuasai oleh kesombongan, kebohongan, mementingkan diri sendiri, maka kegelapan jatuh
di dalam diri kita dan di sekitar kita. "Barangsiapa
membenci saudaranya, - tulis Rasul Yohanes - ia berada di dalam kegelapan dan hidup di
dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah
membutakan matanya"
(1 Yoh 2:11).
2. Pada malam ini, seperti sebuah
ledakan terang yang berkilau, ada suara keras pengumuman Rasul : "Kasih
karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata" (Tit 2:11).
Kasih karunia yang terungkap dalam dunia kita adalah Yesus, yang lahir dari Perawan Maria, sungguh manusia dan sungguh Allah. Ia telah memasuki sejarah kita; Ia telah berbagi perjalanan kita. Ia datang untuk membebaskan kita dari kegelapan dan memberikan kita terang. Dalam Dia terungkap kasih karunia, belas kasih, dan kelembutan kasih Bapa : Yesus adalah Kasih yang menjelma. Ia bukan hanya seorang guru kebijaksanaan, ia bukanlah
idaman yang baginya
kita usahakan saat mengetahui bahwa kita dengan putus asa berada jauh darinya. Ia adalah makna hidup dan sejarah, yang telah mendirikan kemah-Nya di tengah-tengah kita.
3. Para gembala adalah yang pertama melihat "kemah" ini, menerima berita kelahiran Yesus. Mereka adalah yang pertama karena mereka termasuk di antara yang terakhir, yang terbuang. Dan mereka yang pertama karena mereka terjaga, berjaga-jaga di malam hari, menjaga ternak mereka. Bersama-sama dengan mereka, mari kita berhenti sejenak di hadapan
Sang Bayi, mari kita berhenti sejenak dalam keheningan. Bersama-sama dengan mereka, mari kita bersyukur kepada Tuhan karena telah memberikan Yesus kepada kita, dan dengan mereka mari kita membangkitkan dari lubuk hati kita pujian akan kesetiaan-Nya : Kami memberkati
Engkau, Tuhan Allah yang Mahatinggi, yang merendahkan diri-Mu demi kami. Engkau sangat besar, dan Engkau menjadikan diri-Mu kecil; Engkau kaya dan Engkau menjadikan diri-Mu miskin; Engkau Mahakuasa dan Engkau menjadikan diri-Mu rentan.
Pada malam ini mari kita berbagi sukacita Injil : Allah mengasihi kita, Ia begitu mengasihi kita sehingga Ia telah mengaruniakan Putra-Nya menjadi saudara kita, menjadi terang dalam kegelapan kita. Kepada kita Tuhan mengulangi
: "Jangan takut!"
(Luk 2:10). Dan saya juga mengulangi : Jangan takut! Bapa kita sabar, Ia mengasihi kita, Ia memberi kita Yesus untuk membimbing kita di jalan yang mengarah ke tanah terjanji. Yesus adalah terang yang menyinari kegelapan. Dialah damai sejahtera kita. Amin.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.