Bacaan Ekaristi : Yes 40:1-11; Mat 18:12-14
Ketika Yesus mendekati kita, Ia
selalu membuka pintu-pintu dan memberi kita harapan. Itulah pesan Paus
Fransiskus pada Misa Selasa pagi 10 Desember 2013 di Casa Santa Marta. Paus mengatakan kita harus tidak boleh takut akan
penghiburan Tuhan, melainkan harus
meminta dan mencari penghiburan itu yang membuat kita merasakan
kelembutan Allah.
“Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku”. Paus Fransiskus mengawali homilinya dengan
merenungkan bacaan dari kitab
Nabi Yesaya
(40:1-11), kitab penghiburan
Israel. Tuhan, beliau mencatat, mendekati umat-Nya untuk menghibur mereka, "untuk memberi mereka kedamaian". Dan "karya penghiburan"
ini begitu kuat sehingga “membawa segala sesuatu”. Tuhan sungguh-sungguh
menyelesaikan sebuah
penciptaan kembali :
"Ia menciptakan kembali segala hal. Dan Gereja tidak pernah lelah mengatakan bahwa penciptaan kembali ini lebih indah daripada penciptaan. Tuhan menciptakan kembali secara lebih mengagumkan. Dan Ia mengunjungi umat-Nya : menciptakan kembali, dengan kekuatan itu. Dan umat Allah selalu mempunyai gagasan ini, pemikiran ini, bahwa Tuhan akan datang mengunjungi mereka. Kita ingat kata terakhir Yusuf kepada saudara-saudaranya : "Ketika Tuhan berkehendak mengunjungi kamu, kamu harus mengambil tulangku bersama-sama kamu". Tuhan akan mengunjungi umat-Nya. Itulah harapan Israel. Tetapi Ia berkehendak mengunjungi mereka dengan penghiburan ini."
"Dan penghiburan", beliau melanjutkan, "adalah membawa semua hal
ini, tidak hanya sekali, tetapi berkali-kali,
bersama alam semesta dan
juga bersama kita".
"pembawaan Tuhan" ini, Paus mengatakan, memiliki dua dimensi yang penting untuk ditekankan. "Ketika
Tuhan mendekati", beliau berkata, "Ia memberi kita harapan; Tuhan membawa kita dengan
harapan. Ia selalu membuka
sebuah
pintu. Selalu".
Ketika Tuhan mendekati, Paus mengulangi, "Ia tidak menutup pintu-pintu, Ia membuka [mereka]”. Tuhan "dalam kedekatan-Nya memberi
kita harapan, harapan ini yang merupakan kekuatan sejati dalam kehidupan Kristiani. Merupakan sebuah
rahmat, merupakan
sebuah anugerah":
"Ketika seorang
Kristiani melupakan harapan - atau lebih buruknya, kehilangan harapan -
hidupnya tidak berarti. Seolah-olah hidupnya menabrak sebuah
dinding : hampa. Tetapi Tuhan menghibur kita dan
menarik kita ke depan dengan harapan. Dan Ia melakukannya dengan sebuah
kedekatan khusus untuk masing-masing orang, karena Tuhan menghibur umat-Nya dan
menghibur kita masing-masing. Betapa indahnya bacaan hari ini
berakhir : 'Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan
menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk
domba dituntun-Nya dengan hati-hati’. Gambaran membawa anak-anak domba di
dada-Nya ini, dan menuntun domba-domba dengan kepedulian :
itulah kelembutan. Tuhan menghibur kita dengan
kelembutan."
Beliau melanjutkan, "Allah yang kuat" tidak takut kelembutan". “Ia menjadi lembut, menjadi seorang anak, menjadi kecil. Dalam Injil
(Mat 18:12-14), beliau mencatat, Yesus mengatakan hal yang sama : "Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak
menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang”.
Di mata Tuhan, beliau menambahkan, "kita masing-masing sangat, sangat
penting. Dan Ia memberi dengan kelembutan". Dan maka Ia membuat kita
"maju, memberikan kita harapan". ini, beliau mengatakan lagi, "adalah prinsip kerja Yesus" dalam empat puluh hari antara kebangkitan dan kenaikan : menghibur para murid, menjadi dekat dengan mereka dan memberi
mereka penghiburan" :
"Ia dekat dengan mereka dan memberi harapan, Ia mendekati dengan kelembutan. Tetapi kita memikirkan kelembutan yang Ia miliki bersama para Rasul, bersama Maria Magdalena, bersama orang-orang Emaus. Ia mendekati dengan kelembutan : "Beri Aku sesuatu untuk dimakan". Bersama Tomas : "Cucukkanlah jarimu di sini". Tuhan selalu dengan cara ini. Inilah penghiburan Tuhan. Semoga Tuhan memberikan kepada kita semua rahmat untuk tidak takut penghiburan Tuhan, untuk menjadi terbuka: memintanya, mencarinya, karena merupakan sebuah penghiburan yang akan memberi kita harapan, dan membuat kita merasakan kelembutan Allah Bapa."
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.