Liturgical Calendar

PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 Desember 2013 : MENDORONG UMAT MESIR UNTUK KUAT MENGHADAPI PENGANIAYAAN


Bacaan Ekaristi : Yes 35:1-10; Luk 5:17-26

Pada Misa pagi Senin 9 Desember 2013, Paus Fransiskus menyerukan diakhirinya perpecahan dan kebencian di Tanah Suci dan Timur Tengah. Bapa Suci merayakan Misa secara konselebrasi dengan Patriark Gereja Katolik Koptik Alexandria (Mesir), Ibrahim Isaac Sidrak, pada kesempatan pengejawantahan umum "persekutuan gerejawi" antara Patriark dan Penerus Petrus. Paus berbicara tentang kedekatannya dengan umat Kristen Mesir yang mengalami ketidakamanan dan kekerasan, kemudian memperbarui seruannya untuk kebebasan beragama di seluruh Timur Tengah.


Dalam homilinya pada Misa tersebut, Paus Fransiskus mengarahkan pikirannya segera untuk umat Koptik, mengingat sabda Nabi Yesaya dalam Bacaan Pertama (35:1-10), yang berbicara tentang kebangkitan kembali hati dalam pengharapan akan Tuhan :

"Kita merasa bahwa dorongan untuk 'hati yang lemah' diarahkan kepada begitu banyak orang di negeri Mesir Anda yang terkasih yang sedang mengalami ketidakamanan dan kekerasan, kadang-kadang oleh  karena iman Kristiani mereka. ‘Jadilah kuat, jangan takut!’ Ini adalah kata-kata menghibur yang menemukan peneguhannya dalam solidaritas persaudaraan. Saya bersyukur kepada Allah atas perjumpaan ini yang memberi saya suatu cara untuk memperkuat pengharapan Anda dan pengharapan kita, karena mereka adalah sama."

Injil (Luk 5:17-26), beliau melanjutkan, memaparkan "Kristus yang menaklukkan kelumpuhan manusia". Tetapi, beliau mencatat, "kelumpuhan hati nurani mudah menular". "Dengan keterlibatan kemelaratan sejarah dan dosa kita", beliau mengatakan, "hal itu dapat meluas dan masuk ke dalam struktur sosial dan ke dalam masyarakat untuk menghalangi seluruh orang". Tetapi, beliau mengatakan, "perintah Kristus : 'Bangunlah, berjalanlah!' dapat membalikkan keadaan" :

"Mari kita berdoa dengan keyakinan bahwa di Tanah Suci dan seluruh Timur Tengah perdamaian mungkin bisa bangkit dari istirahat (dalam proses perdamaian) yang sering berulang dan kadang-kadang dramatis. Sebaliknya, biarkan kebencian dan perpecahan berakhir selamanya! Biarkan perjanjian perdamaian, yang sering dilumpuhkan oleh kepentingan yang bertentangan dan tidak jelas, cepat didapat kembali. Biarkan jaminan nyata kebebasan beragama diberikan kepada semua orang, bersama-sama dengan hak-hak orang Kristiani untuk hidup dengan damai di tempat-tempat di mana mereka dilahirkan, di negara asal yang mereka cintai sebagai warga negara lebih dari dua ribu tahun, agar mereka bisa berkontribusi selalu untuk kebaikan semua orang."

Paus Fransiskus kemudian mengingatkan bahwa Yesus mengalami pelarian ke Mesir bersama Keluarga Kudus, dan disambut ke dalam "tanah yang murah hati" itu. Dan oleh karena itu beliau memohon kepada Tuhan, berdoa agar Ia sudi "menjaga orang-orang Mesir, sepanjang jalan-jalan dunia itu di mana mereka mungkin mencari martabat dan keamanan" :

"Dan marilah kita selalu maju, mencari Tuhan, mencari jalan-jalan baru, cara-cara baru untuk datang lebih dekat kepada Tuhan. Dan jika perlu membuka lubang di atap agar kita membawa setiap orang lebih dekat kepada Tuhan, semoga daya khayal amal kasih kita yang kreatif membawa kita melakukan hal ini : menemukan dan membuat jalan-jalan perjumpaan baru, jalan-jalan persaudaraan, jalan-jalan perdamaian."

Pada gilirannya, Patriark Sidrak mengungkapkan sukacitanya pada kesempatan merayakan liturgi ilahi bersama Paus. Beliau menekankan bahwa saat sulit ini dalam sejarah, Gereja di Mesir membutuhkan "dukungan kebapaan" Penerus Petrus. Dan, seperti Paus Fransiskus, beliau juga berdoa untuk karunia perdamaian : "Sehingga terang Kelahiran Kudus boleh menjadi bintang yang mengungkapkan jalan kasih, jalan kesatuan, jalan rekonsiliasi, dan jalan perdamaian, karunia-karunia yang padanya Tanah saya memiliki kebutuhan besar tersebut. Memohonkan berkat Anda, Bapa Suci, dengan hasrat besar kami menantikannya di Mesir."

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.