Bacaan Ekaristi : Kej 49:2,8-10; Mat 1:1-17
Angelo
Kardinal Sodano, ketua Dewan Kardinal, berkonselebrasi dengan Bapa Suci. Juga
hadir adalah Uskup Agung Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan, yang
memberikan ucapan selamat kepada Paus dari Sekretariat Negara.
Bapa Suci
merenungkan Injil hari itu (Mat 1:1-17), yang
menceritakan silsilah Yesus Kristus. Meskipun beberapa orang mungkin berpikir
bahwa bagian itu dibaca seperti sebuah buku telepon, Paus Fransiskus mengatakan
bahwa silsilah itu membangkitkan sebuah alasan penting.
"Ini sejarah
semata, karena Allah, seperti yang dikatakan Paus Santo Leo, Allah telah
mengutus Putra-Nya", kata Bapa Suci. "Dan Yesus sehakekat dengan
Bapa, Allah, tetapi juga sehakekat dengan Bunda, seorang perempuan. Dan ini kesehakekatan
Bunda tersebut. Allah telah menjadikan diri-Nya sejarah. Allah telah berharap menjadikan
diri-Nya sejarah. Ia bersama kita. Ia telah melangkah di jalan bersama kita."
Setelah
dosa Adam dan Hawa di Taman Firdaus, beliau melanjutkan, Allah memutuskan untuk
memulai jalan ini melalui sejarah bersama kita, dimulai bersama Abraham. Allah telah berharap membuat
sejarah ini bersama kita, sebuah sejarah yang memiliki baik kekudusan maupun kedosaan.
Daftar orang-orang dalam silsilah Kristus tidak hanya berisi orang-orang kudus,
tetapi juga "para pendosa tingkat tinggi – para pendosa", beliau
mencatat, "yang tidak menanggapi segala sesuatu yang Allah pikirkan bagi
mereka".
"Mari
kita berpikir tentang Salomo, begitu besar, begitu cerdas, dan dia akhirnya
miskin, di sana, di mana dia tidak tahu namanya sendiri! Tetapi Allah bersamanya.
Ini indah, bukan?", beliau berkata.
"Allah sehakikat dengan kita. Ia menjadi sejarah bersama kita. Dan lagi : ketika Allah ingin mengatakan siapa Dia, Ia mengatakan 'Akulah Allah
Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub’. Tetapi apa nama belakang Allah? Nama itu adalah kita, kita masing-masing. Ia mengambil dari kita nama kita, menjadikannya nama belakang-Nya. 'Akulah Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, Allah Pedro, Allah Marietta, Allah Armony, Allah Marisa, Allah Simone, Allah semua orang! "Dari kita Ia mengambil nama belakang-Nya. Nama belakang Allah adalah masing-masing dan setiap orang dari kita."
Paus melanjutkan dengan mengatakan bahwa Allah, dalam kerendahan hati, kesabaran dan kasih-Nya, telah memungkinkan kita untuk menulis sejarah rahmat dan dosa ini, namun selalu hadir bersama kita. Sukacita Allah, beliau mengatakan, adalah berbagi hidup-Nya bersama kita.
"Sebagai
pendekatan Natal", beliau mengakhiri, "Anda sampai berpikir : 'jika
Ia telah membuat sejarah bersama kita, jika Ia telah mengambil nama belakang-Nya
dari kita, jika Ia membiarkan kita menulis sejarah-Nya, mari kita setidaknya
membiarkan-Nya menulis sejarah kita’. Dan ini adalah sebuah sapaan Natal untuk
kita semua. Bahwa Tuhan menulis sejarah Anda dan bahwa Anda membiarkan-Nya
menulis sejarah Anda."
Setelah misa, Paus Fransiskus menyambut semua yang menghadiri Misa. Uskup Agung Konrad Krajewski, Almoner bagi Bapa Suci, menghadirkan empat orang gelandangan yang tinggal di dekat Vatikan kepada Bapa Suci. Semua yang hadir mengucapkan ulang tahun kepada Paus dan tak lama setelah Misa, bergabung dengan beliau untuk sarapan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.