Bacaan Ekaristi : Yes 11:1-10; Luk
10:21-24
Selama Misa paginya
3 Desember 2013 di Casa Santa
Marta, Paus Fransiskus mengatakan kepada umat bahwa Gereja harus selalu bersukacita seperti Yesus. Mengomentari bacaan pertama dari nabi Yesaya (11:1-10), yang berbicara
tentang perdamaian yang akan dibawa Mesias, Bapa Suci mengatakan bahwa itu memberikan
pandangan sekilas ke dalam jiwa
Yesus yang penuh sukacita. Gereja, beliau
mengatakan, dipanggil untuk meneruskan sukacita ini bagi semua
orang.
"Kita tidak begitu terbiasa memikirkan
tentang
Yesus yang tersenyum, bersukacita”, beliau berkata. “Yesus penuh sukacita - penuh sukacita.
Dalam keintiman dengan Bapa-Nya : "Ia bersukacita dalam
Roh Kudus dan memuji Bapa". Merupakan misteri batin Yesus, hubungan
dengan Bapa dalam Roh
tersebut. Merupakan sukacita batin-Nya, sukacita sanubari-Nya yang Ia berikan kepada kita.”
Sukacita Kristiani, beliau melanjutkan, adalah sukacita Kristus
yang sama. Kristus juga
menginginkan mempelai-Nya, Gereja, memiliki
sukacita yang sama.
"Kita tidak dapat memikirkan tentang sebuah Gereja tanpa sukacita dan sukacita Gereja adalah ini : memaklumkan nama Yesus. Katakan : ‘Dialah Tuhan’, kata Paus. "'Mempelaiku adalah Tuhan. Adalah Allah. Dia menyelamatkan kita, Dia berjalan bersama kita’. Dan itu adalah sukacita Gereja, yang dalam sukacita seorang istri ini menjadi seorang ibu."
Berbicara tentang Injil hari itu (Luk
10:21-24),
yang mengingatkan Yesus memuji Allah karena mewahyukan diri-Nya bukan bagi
orang-orang bijak tetapi bagi orang-orang kecil, Paus mengatakan bahwa doa
Kristus adalah sebuah "pernyataan dogmatis" tentang damai sejahtera
dan sukacita yang datang dari berdoa dan evangelisasi.
"Semoga Tuhan memberi kita seluruh sukacita ini, sukacita Yesus ini, memuji Bapa dalam Roh. Sukacita Gereja ibu kita dalam evangelisasi ini, dalam memaklumkan Mempelainya", Paus mengakhiri.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.