Bacaan Ekaristi : Yes 26:1-6; Mat 7:21,24-27
Selama homilinya pada Misa pagi 5 Desember 2013 di Casa Santa Marta, Paus Fransiskus memperingatkan terhadap mereka yang tidak menerapkan apa yang mereka wartakan. Bapa Suci mengatakan mereka tidak hanya merusak diri mereka sendiri tetapi orang lain.
Mengulas perumpamaan Yesus tentang orang yang membangun rumahnya di atas batu (Mat 7:21,24-27), Bapa Suci menjelaskan bahwa Yesus menegur orang-orang Farisi karena mengetahui perintah-perintah, tetapi tidak menerapkannya dalam kehidupan mereka. Perintah-perintah itu adalah "kata-kata yang baik", beliau mengatakan, tetapi jika perintah-perintah itu tidak diterapkan "perintah-perintah itu tidak hanya tidak melayani kita, tetapi perintah-perintah itu melukai, perintah-perintah itu menipu kita, perintah-perintah itu membuat kita percaya bahwa kita memiliki sebuah rumah yang indah, tetapi tanpa sebuah pondasi".
“Gunung batu yang kekal" yang disebutkan dalam bacaan pertama dari Yesaya (Yes 26:1-6) adalah Yesus Kristus, beliau mengatakan. "Ini adalah sebuah kata yang kuat, ini memberikan kehidupan, Anda dapat bergerak maju, Anda dapat menahan semua serangan jika kata ini memiliki akarnya dalam Yesus Kristus".
"Sebuah kata Kristiani", beliau melanjutkan, "yang tidak memiliki akar vitalnya dalam kehidupan seseorang, dalam Yesus Kristus,
adalah sebuah
kata Kristiani tanpa Kristus! Dan
kata-kata Kristiani tanpa Kristus menipu, kata-kata itu
melukai! Seorang penulis Inggris pernah berkata, berbicara tentang bidaah, bidaah itu adalah sebuah
kebenaran, sebuah kata, satu kebenaran yang telah menjadi gila. Ketika kata-kata
Kristiani tanpa Kristus, kata-kata itu mulai pergi menuju jalan kegilaan.
"
Bapa Suci juga memperingatkan bahwa kata-kata Kristiani tanpa Kristus menyebabkan
kesombongan dan kebanggaan. Tuhan memanggil kita untuk
membangun hidup kita di
atas-Nya, Batu
Karang sejati, beliau mengatakan.
Menutup homilinya, Paus meminta umat beriman untuk melakukan sebuah pemeriksaan batin untuk memahami apakah kata-kata dan tindakan-tindakan kita seturut Yesus Kristus. "Semoga Tuhan memberi kita kasih karunia kerendahan hati ini untuk mengucapkan kata-kata bersama Yesus Kristus, yang bersendikan pada Yesus Kristus", beliau mengatakan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.