Bacaan
Ekaristi : Yes 60:1-6; Ef 3:2-3a,5-6; Mat 2:1-12
Nasib setiap orang dilambangkan
dalam perjalanan orang-orang Majus dari
Timur ini : hidup kita merupakan sebuah perjalanan, yang diterangi oleh terang-terang yang mencerahkan jalan kita, untuk menemukan kepenuhan kebenaran dan kasih yang kita orang-orang Kristiani kenali dalam Yesus, Terang Dunia. Seperti orang-orang Majus, setiap orang memiliki
dua "buku" besar yang
memberikan tanda-tanda untuk menuntun peziarahan ini : buku penciptaan dan buku Kitab Suci. Yang penting adalah bahwa kita penuh perhatian, waspada, dan mendengarkan Tuhan yang berbicara kepada kita, yang selalu berbicara kepada kita. Seperti
dikatakan Pemazmur dalam mengacu
pada Hukum Tuhan
: "Firman-Mu
itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku" (Mzm 119:105).
Mendengarkan Injil, membacanya, merenungkannya dan menjadikannya santapan
rohani kita terutama memungkinkan kita
berjumpa Yesus yang hidup, mengalami-Nya dan kasih-Nya.
Bacaan pertama bergema, dalam kata-kata nabi Yesaya, panggilan Allah kepada Yerusalem : "Bangkitlah, menjadi teranglah” (Yes 60:1). Yerusalem
disebut sebagai kota terang yang memantulkan terang Allah bagi dunia dan membantu manusia untuk berjalan di jalan-Nya. Ini
adalah panggilan dan perutusan umat Allah di dunia. Tetapi Yerusalem dapat gagal menanggapi panggilan Tuhan ini.
Injil
mengatakan kepada kita bahwa orang-orang Majus, ketika mereka tiba di Yerusalem,
kehilangan penglihatan bintang untuk sementara waktu. Mereka
tidak lagi melihatnya. Terangnya terutama berlalu dari istana Raja Herodes : kediamannya suram, dipenuhi dengan kegelapan, kecurigaan, ketakutan, iri hati. Herodes,
pada kenyataannya, membuktikan dirinya penuh curiga dan disibukkan dengan kelahiran seorang Anak yang lemah yang ia anggap sebagai saingan. Pada
kenyataannya Yesus datang bukan
untuk menggulingkannya, sebuah boneka yang malang, tetapi untuk menggulingkan Pangeran dunia ini! Meskipun
demikian, raja dan para penasihatnya merasa bahwa landasan kekuasaan mereka sedang runtuh. Mereka
takut bahwa aturan-aturan permainan sedang terbalik, sehingga penampilan-penampilan sedang tak berkedok. Sebuah
dunia yang seluruhnya dibangun di atas kekuasaan, keberhasilan, kepemilikan dan penyelewengan sedang mengalami krisis oleh seorang
anak kecil! Herodes pergi begitu
jauh membunuh anak-anak. Sebagaimana
ditulis Santo Quodvultdeus, "Kamu menghancurkan mereka yang kecil dalam tubuh karena ketakutan sedang menghancurkan hatimu" (Sermo 2 de Symbolo: PL
40, 655). Hal
ini sebenarnya terjadi : Herodes takut dan karena ketakutan ini, ia menjadi
gila.
Orang-orang Majus mampu mengatasi saat
kegelapan yang berbahaya
di hadapan Herodes, karena mereka
percaya Kitab Suci, kata-kata para
nabi yang menunjukkan bahwa Juruselamat akan lahir di Betlehem. Dan sehingga mereka melarikan diri dari kegelapan dan kesuraman malam dunia. Mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju Betlehem dan di sana mereka sekali lagi melihat bintang itu, dan Injil memberitahu
kita bahwa mereka mengalami
"sebuah
sukacita besar"
(Mat 2:10).
Mahabintang yang tidak bisa dilihat dalam istana yang
gelap dan duniawi
itu.
Salah satu segi
terang yang menuntun kita dalam
perjalanan iman adalah "kelicikan" kudus. "Kelicikan" kudus ini juga merupakan keutamaan. Terdiri dari sebuah kelihaian rohani yang memungkinkan kita mengenali bahaya dan
menghindarinya. Orang
Majus menggunakan terang "kelicikan" ini ketika, dalam perjalanan pulang, mereka memutuskan untuk tidak melewati istana suram
Herodes, tetapi
mengambil rute lain. Orang-orang
bijak dari Timur ini mengajarkan kita bagaimana untuk tidak jatuh ke dalam
jerat kegelapan dan bagaimana mempertahankan diri kita
dari bayang-bayang yang berusaha menyelubungi hidup kita.
Dengan
“kelicikan”
kudus ini, orang-orang Majus menjaga iman. Kita juga perlu
menjaga iman, menjaganya dari kegelapan. Banyak saat, bagaimanapun juga, merupakan sebuah kegelapan di bawah penyamaran terang. Ini karena setan, sebagaimana Santo Paulus, mengatakan, menyamarkan dirinya kadang
kala sebagai malaikat terang. Dan
ini adalah tempat sebuah “kelicikan” kudus diperlukan untuk melindungi iman, menjaganya dari
suara-suara para penggelisah itu yang berseru : "Dengar, hari ini kita harus
melakukan ini, atau itu ...". Iman bagaimanapun, merupakan sebuah rahmat , merupakan sebuah anugerah. Kita
dipercayakan dengan tugas menjaganya, dengan cara-cara "kelicikan" kudus ini dan dengan doa, kasih, amal. Kita
perlu menyambut terang Allah ke dalam hati kita dan, pada saat yang sama, menumbuhkan “kelicikan” rohani itu yang mampu menggabungkan kesederhanaan dengan kecerdikan, sebagaimana dikatakan Yesus kepada murid-murid-Nya : "cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati"
(Mat 10:16).
Pada Hari Raya Penampakan Tuhan, saat kita mengingat perwujudan Yesus bagi umat manusia dalam rupa
seorang Anak, semoga kita merasakan orang-orang Majus di sisi kita, sebagai sahabat-sahabat yang bijaksana di jalan. Teladan mereka membantu kita mengangkat pandangan kita terhadap
bintang dan mengikuti keinginan-keinginan besar hati kita. Mereka
mengajarkan kita untuk tidak berpuas dengan sebuah kehidupan yang biasa-biasa saja, sebuah
kehidupan "memainkannya
dengan aman", tetapi membiarkan diri kita selalu tertarik oleh apa yang baik, benar dan indah ... oleh Allah, yang adalah
semua ini, dan banyak lagi! Dan
mereka mengajarkan kita untuk tidak tertipu oleh penampilan-penampilan, oleh apa yang dunia anggap agung, bijaksana dan penuh kuasa. Kita
tidak harus berhenti pada hal itu. Hal ini diperlukan untuk menjaga
iman. Saat ini hal ini sangat penting : menjaga iman. Kita
harus menekan
lebih jauh, mengatasi
kegelapan, mengatasi
suara-suara yang membangkitkan kegelisahan, mengatasi keduniawian, mengatasi begitu banyak bentuk modernitas yang ada saat ini. Kita
harus maju
menuju Betlehem, di mana, dalam
kesederhanaan sebuah tempat tinggal di pinggiran, di samping
seorang
ibu dan ayah yang penuh kasih dan penuh
iman, di sana bersinar Matahari dari atas, Raja alam semesta. Oleh teladan orang-orang Majus, dengan terang-terang kecil kita, semoga kita mencari Terang dan menjaga iman. Semoga demikian.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.