Bacaan
Ekaristi : 1Sam 8:4-7,10-22a; Mat 19:16-26
Rasa lumrah yang disalahpahami dapat menyebabkan kita melupakan sabda
Allah, menyebabkan
kita hidup seolah-olah Allah tidak ada.
Inilah titik pusat homili
Paus Fransiskus
dalam Misa Jumat pagi
17
Januari 2014 di Casa Santa Marta,
Vatikan.
Bacaan pertama dari kitab Samuel
(1Sam 8:4-7,10-22a) menceritakan
tentang orang-orang Israel yang meminta Samuel untuk mengangkat
seorang raja atas mereka agar menjadi seperti bangsa- bangsa lain. Godaan ingin menjadi "lumrah" ini bukannya menjadi
"anak-anak Allah", Paus mengatakan, membawa kita kepada
sebuah "keduniawian yang seragam". "Pada saat itu umat menolak Allah : mereka tidak hanya tidak mendengarkan sabda Allah, tetapi menolaknya", beliau berkata. "Mereka menolak
Tuhan dari kasih, mereka menolak pemilihan
dan mencari jalan keduniawian".
Bapa Suci mengatakan bahwa bahkan sekarang, godaan keduniawian
yang seragam ini ada, di mana banyak orang menolak sabda Allah apa pun macamnya. "Kemurtadan justru adalah dosa pemutusan hubungan dengan Tuhan, tetapi jelas : kemurtadan dapat terlihat dengan jelas. Ini lebih berbahaya, keduniawian, karena lebih halus", kata Paus.
Meskipun mengakui bahwa seorang Kristiani harus menjadi seorang yang "lumrah", Paus
mengatakan bahwa ada nilai-nilai yang
mana seorang Kristiani tidak dapat
memperolehnya sendiri. Menahan godaan menjadi "lumrah" dalam arti duniawi, adalah menahan godaan "memandang diri sebagai
korban dari suatu kompleks rendah diri".
Mengakhiri
homilinya, Paus Fransiskus mengundang umat beriman untuk bergabung dalam doa sehingga Allah dapat memberikan "rahmat mengatasi keegoisan kita : 'keegoisan untuk melakukan sesuatu untuk diri sendiri, jalan
yang saya inginkan'". "Mari kita mohon rahmat untuk mengatasinya
dan membiarkan kita memohon rahmat kepatuhan rohani, yaitu untuk membuka hati bagi sabda Allah untuk tidak melakukan seperti yang telah dilakukan saudara-saudara kita, yang telah menutup hati mereka karena mereka jauh dari
Allah dan dalam
waktu yang lama tidak mendengarkan atau memahami sabda Allah", beliau berkata.
"Semoga Tuhan memberi kita rahmat
sebuah hati yang
terbuka untuk
menerima sabda Allah dan selalu merenungkannya. Dan dari sana mengambil jalan yang benar".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.