Liturgical Calendar

PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 21 Januari 2014 : ALLAH SELALU MEMILIH ORANG-ORANG KECIL


Bacaan Ekaristi :  1Sam 16:1-13; Mrk 2:23-28

Paus Fransiskus mengatakan kita harus menjadi kecil dan rendah hati untuk berdialog dengan Allah. Pada saat yang sama Ia selalu memilih orang-orang yang kecil dan yang memiliki sedikit kuasa. Inilah pesan pokok homili Paus Fransiskus selama Misa Selasa pagi 21 Januari 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Kita perlu menjaga kekecilan kita untuk melakukan dialog pribadi dengan Allah. Dalam homilinya Paus Fransiskus merenungkan tentang hubungan pribadi antara Allah dan umat-Nya – orang-orang kecil dan rendah hati. Beliau mengatakan Allah selalu berbicara kepada kita pada sebuah taraf pribadi, menggunakan nama-nama kita. "Tidak pernah merupakan sebuah dialog antara penguasa dan rakyat jelata". Hubungan ini dibuktikan dalam kisah Penciptaan.

"Kisah penciptaan adalah gambaran yang menjadikan kita melihat hal ini :  Tuhan yang sama yang dengan tangan-Nya, membentuk manusia dan memberinya sebuah nama : 'Namamu Adam'", beliau berkata. "Dan maka mulailah hubungan antara Allah dan orang itu. Dan ada satu hal lagi, ada suatu hubungan antara Allah dan kita orang-orang kecil : Allah, Sang Keagungan, dan kita orang-orang kecil. Allah, ketika Ia harus memilih seseorang, maupun umat-Nya, selalu memilih orang-orang kecil".

Dalam memilih Israel karena ia memiliki sedikit kuasa di antara bangsa-bangsa di dunia, Paus Fransiskus melanjutkan, Tuhan menunjukkan kesukaan-Nya terhadap orang-orang kecil. Merenungkan bacaan pertama (1Sam 16:1-13), yang menceritakan pengurapan Daud sebagai Raja Israel, Bapa Suci berfokus pada pemilihan Allah yang didasarkan pada hati manusia dan bukan perawakannya. Allah memiliki kriteria sendiri. "Allah memilih Daud, yang terkecil, yang diabaikan oleh ayahnya dan yang telah disuruh ke luar rumah untuk menggembalakan domba", beliau berkata.

"Kita semua melalui baptisan telah dipilih oleh Tuhan. Kita semua dipilih. Ia telah memilih kita satu per satu. Ia telah memberi kita sebuah nama dan menatap kita. Ada sebuah dialog, karena itu adalah bagaimana Tuhan mengasihi. Bahkan Daud kemudian menjadi raja dan membuat sebuah kesalahan. Dia mungkin membuat banyak kesalahan, tetapi Kitab Suci memberitahu kita dua kesalahan besar, dua kesalahan yang benar-benar berat. Apa yang dilakukan Daud? Ia menistakan dirinya. Ia kembali pada kekecilannya dan berkata : ‘Aku orang berdosa'. Dan ia memohon pengampunan serta melakukan penebusan dosa".

Kekecilan Daud juga tercermin setelah ia melakukan kesalahan kedua, ketika ia mengakui dosanya dan memohon kepada Tuhan untuk menghukumnya dan jangan menghukum rakyatnya. "Daud menjaga kekecilannya, dengan pertobatan, dengan doa, dengan tangisan", Paus mengamati. Ini, beliau menegaskan, adalah tanda kesetiaan Kristiani yang sejati. "Kesetiaan Kristiani, kesetiaan kita, adalah hanya menjaga kekecilan kita, sehingga kita bisa berdialog dengan Tuhan. Menjaga kekecilan kita", kata Paus. 
"Karena alasan ini kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kelembutan begitu penting dalam kehidupan orang Kristiani, karena merupakan suebuah wadah kekecilan yang Tuhan suka melihatnya. Dan akan selalu ada sebuah dialog antara kekecilan kita dan kebesaran Tuhan". Mengakhiri homilinya, Paus Fransiskus memohonkan pengantaraan Daud dan Perawan Maria sehingga Tuhan sudi "memberi kita rahmat untuk menjaga kekecilan kita di hadapan-Nya".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.