Bacaan Ekaristi : Yak 5:1-6;
Mrk 9:41-50
"Orang-orang
Kristiani yang tidak konsisten memberikan skandal". Inilah kata-kata Paus
Fransiskus selama homilinya pada Misa harian
Kamis pagi 27 Februari 2014 di Casa Santa
Marta, Vatikan. Bapa Suci juga menerimakan Sakramen Krisma selama Misa. Seseorang yang menerima Sakramen, beliau
mengatakan, mengejawantahkan suatu keinginan untuk menjadi seorang Kristiani. Agar menjadi
orang Kristiani, orang harus
menjadi saksi bagi Yesus.
"Seorang Kristiani adalah seseorang yang berpikir seperti seorang Kristiani, merasakan seperti seorang
Kristiani dan bertindak seperti seorang Kristiani. Dan ini adalah konsistensi dalam
kehidupan seorang Kristiani", beliau berkata. Namun, Bapa Suci mencatat jika salah
satu aspek tersebut hilang, maka "ada sebuah
inkonsistensi tertentu". Orang-orang yang tidak konsisten adalah orang-orang yang melakukan kerusakan.
Paus merenungkan bacaan pertama dari Rasul Yakobus (5:1-6)
yang mencela orang-orang
yang mengaku Kristiani tetapi yang memperdaya para pegawai mereka.
“Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu”, bacaan tersebut menyatakan.
"Jika seseorang mendengar hal ini, beberapa orang mungkin berpikir : ‘Tetapi seorang komunis telah mengatakan hal ini!', Paus berseru. "Bukan, bukan, Rasul Yakobus mengatakannya! Ini adalah Sabda Tuhan. Ini inkonsistensi. Dan ketika tidak ada konsistensi Kristiani, dan Anda hidup dengan inkonsistensi ini, Anda sedang memberikan skandal. Dan orang-orang Kristiani yang tidak konsisten sedang memberikan skandal".
Bapa Suci juga mengomentari Injil yang menceritakan
peringatan Kristus kepada mereka yang menyebabkan skandal. "Barangsiapa menyesatkan salah
satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu
kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut”,
kata Kristus.
"Seorang Kristiani yang konsisten melakukan begitu banyak kerusakan. Skandal membunuh”, Paus menekankan. "Sering kali kita telah mendengar ‘Tetapi Bapa, saya percaya pada Allah, tetapi tidak dalam Gereja, karena Anda orang-orang Kristiani mengatakan satu hal dan melakukan yang lain’. Dan juga, ‘Saya percaya pada Allah, tetapi bukan di dalam Anda'. Ini adalah karena inkonsistensi".
"Jika Anda menemukan diri
Anda di depan - bayangkan! -
di depan seorang ateis", Paus melanjutkan, "dan ia memberitahu Anda bahwa ia tidak percaya pada Allah, Anda bisa membacakannya seluruh
perpustakaan, di mana dikatakan bahwa Allah ada dan bahkan membuktikan bahwa Allah itu ada, dan ia tidak akan memiliki iman. Tetapi
jika di hadapan orang
ateis ini Anda dengan konsisten memberikan
kesaksian kehidupan Kristiani, sesuatu akan mulai bekerja dalam hatinya. Ini
akan menjadi kesaksian Anda bahwa ia akan
membawa kegelisahan ini yang
padanya Roh Kudus bekerja. Ini
adalah sebuah rahmat yang kita semua, seluruh Gereja harus mohonkan : 'Tuhan, [karuniakanlah] agar kami sudi konsisten'".
Mengakhiri homilinya, Paus Fransiskus meminta umat beriman berdoa untuk menjalani sebuah kehidupan Kristiani yang konsisten, yang merupakan sebuah karunia dari Allah. Jika orang jatuh oleh karena kelemahan, beliau mengatakan, mohonkanlah pengampunan. "Kita semua adalah orang-orang berdosa, kita semua, tetapi kita semua memiliki kemampuan untuk meminta pengampunan. Dan Ia tidak pernah lelah mengampuni! Miliki kerendahan hati untuk memohon pengampunan : " Tuhan, saya belum konsisten di sini. Ampuni saya!'", beliau berkata.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.