Bacaan Ekaristi : Dan 9:4b-10; Luk 6:36-38
"Pria dan wanita yang bermurah hati memiliki hati yang terbuka", kata Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 17 Maret 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan. "Mereka selalu memaafkan orang lain dan memikirkan dosa-dosa mereka sendiri". Bapa
Suci merenungkan Injil Santo Lukas
(6:36-38), yang menceritakan panggilan
Yesus untuk "bermurah hati, sama
seperti Bapamu adalah murah hati".
Paus mengatakan bahwa sikap ini sulit karena banyak kali kita terbiasa menghakimi orang lain. "Menjadi bermurah
hati, dua sikap yang diperlukan", beliau
mengatakan. Yang pertama adalah pengetahuan tentang diri sendiri : memahami bahwa kita telah
melakukan banyak hal yang tidak baik, sehingga kita adalah orang-orang berdosa".
Hal ini, beliau melanjutkan, hanya mungkin jika kita benar-benar merasa malu akan dosa-dosa
kita".
"Memang benar, tak seorang pun dari kita telah membunuh siapa pun, tetapi [ada] banyak hal kecil, banyak dosa harian, dosa sehari-hari ... Dan ketika orang berpikir : ‘Tetapi apa, apa hati yang kecil : Saya melakukan ini terhadap Tuhan! Ini adalah hal yang memalukan! Menjadi malu di hadapan Allah dan rasa malu ini adalah rahmat : rahmat menjadi orang berdosa. Saya orang berdosa dan saya malu di hadapan Engkau dan saya mohon kepada Engkau pengampunan’. Hal ini sederhana, tetapi sulit untuk dikatakan : "Saya telah berdosa". Bapa Suci melanjutkan dengan mengatakan bahwa berkali-kali, kita membenarkan diri kita dengan menyalahkan orang lain. Jika orang, sebaliknya, benar-benar bertobat, orang dapat memberikan kemurahan hati yang sama yang diterima.
Sikap kedua dalam rangka bermurah hati, Paus melanjutkan, adalah kebutuhan untuk membuka hati seseorang. Hati kecil, beliau berkata, "adalah egois dan tidak mampu bermurah hati". "Bukalah hati Anda! ‘Tetapi saya orang berdosa’. ‘Tetapi lihatlah apa yang orang ini lakukan, atau orang itu ... Saya tidak melakukan begitu banyak!'", beliau berkata. “’Siapakah aku menghakimi dia?’ Frasa ini: ‘Siapakah aku menghakimi dia?’ Siapakah aku menggunjingkan tentang orang itu? Siapakah aku ...? Siapakah aku yang telah melakukan hal yang sama atau lebih buruk? Hati yang terbuka!".
"Dan Tuhan mengatakannya : 'Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak
akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum;
ampunilah dan kamu akan diampuni? Berilah dan kamu akan diberi!’ Ini adalah kemurahan hati! Dan apa yang akan diberikan kepada Anda? Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke
luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Dan gambar orang-orang yang akan pergi untuk mengumpulkan gandum dengan celemek dan akan memperluas celemek untuk menerima lebih banyak, lebih banyak gandum. Jika hati Anda luas, besar, Anda dapat menerima lebih
banyak".
Mengakhiri
homilinya, Paus Fransiskus mengajak umat yang hadir untuk melapangkan hati mereka, menjelaskan bahwa hati yang terbuka tidak
mengutuk, melainkan, mengampuni dan melupakan. "Ini adalah
jalan rahmat bermurah hati yang harus kita minta", beliau
berkata. Tetapi jika kita semua, jika
semua orang, pribadi-pribadi,
keluarga-keluarga, lingkungan-lingkungan, memiliki sikap ini, berapa banyak kedamaian
akan ada di dunia, kedamaian dalam
hati kita ini! Karena bermurah
hati membawa kita kepada
kedamaian. Ingatlah selalu : ‘Siapakah aku menghakimi?’ Jadilah malu dan lapangkan hati Anda. Semoga Tuhan memberi kita
rahmat ini".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.