Bacaan
Ekaristi : Hos 14:2-10; Mrk 12:28b-34
"Bertobatlah, hai
Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena
kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada
TUHAN!”, bacaan menyatakan. Kata-kata
ini, Paus mengatakan, merupakan sebuah seruan dari seorang Bapa kepada anak
laki-lakinya. "Dengan kata-kata ini saja,
kita dapat melewati doa berjam-jam".
"Inilah hati Bapa
kita, Allah adalah seperti ini : Ia tidak lelah, Ia tidak lelah!", kata
Paus. "Dan selama berabad-abad Ia
telah melakukan ini, dengan begitu banyak kemurtadan, begitu banyak kemurtadan umat.
Dan Ia selalu kembali, karena
Allah kita adalah Allah yang menanti. Sejak sore dalam Firdaus duniawi
itu, Adam meninggalkan Firdaus dengan hukuman dan janji. Dan Ia setia, Tuhan setia pada
janji-Nya, karena Ia tidak dapat menyangkal diri-Nya. Ia
setia. Dan juga Ia menanti kita semua, sepanjang
sejarah. Ia adalah Allah yang menanti
kita, selalu".
Paus mengalihkan
pikirannya ke arah perumpamaan anak yang hilang, di mana sang ayah saat melihat
anaknya kembali, berlari kepadanya dan memeluknya. Membandingkan bacaan pertama dan
perumpamaan tersebut, Bapa Suci mengatakan bahwa Allah melakukan cara yang
sama, dan mengajak mereka yang hadir untuk melihat bagi diri mereka sendiri
kelembutan Allah".
"Tuhan menanti dan juga Allah
mengampuni", kata Paus. "Ia adalah Allah belas kasih : Ia tidak lelah
mengampuni kita. Kitalah yang lelah memohon pengampunan, tetapi Ia tidak pernah
lelah. Tujuh puluh kali tujuh; majulah dengan pengampunan. Dan dari sudut
pandang bisnis, neraca negatif. Ia selalu rugi : Ia rugi dalam neraca berbagai hal,
tetapi mengatasi dalam kasih".
Allah "adalah yang
pertama yang menggenapi perintah kasih", beliau melanjutkan. "Ia mengasihi dan tidak
tahu bagaimana melakukan sebaliknya". "Mukjizat-mukjizat yang Yesus
lakukan dengan banyak orang sakit juga merupakan sebuah tanda mukjizat besar yang
setiap hari Tuhan lakukan dengan kita ketika kita memiliki keberanian untuk bangkit
dan pergi kepada-Nya", beliau menambahksn. Ketika umat kembali kepada
Allah, Allah merayakan "tidak seperti perjamuan orang kaya, yang memiliki
Lazarus yang miskin di pintunya", beliau berkata. "Ia mengadakan perjamuan,
seperti ayah dari anak yang hilang".
Mengakhiri
homilinya, Paus Fransiskus mendorong umat beriman untuk mencari pengampunan Allah, yang merayakan pesta ketika seseorang kembali kepada-Nya. "Ia akan
membuat pesta bagi Anda", beliau berkata. "Semaraknya akan seperti
pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon". Kehidupan setiap pribadi,
kehidupan setiap laki-laki, kehidupan setiap perempuan, yang memiliki
keberanian untuk mendekat kepada Tuhan, akan menemukan sukacita pesta Allah. Maka, semoga mungkin kata ini
membantu kita untuk memikirkan Bapa kita, Bapa yang menanti kita selalu, yang
selalu mengampuni kita dan yang memestakan ketika kita kembali".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.