Bacaan
Ekaristi : Yes 65:17-21; Yoh 4:43-54
Di
mana Anda berada pada perjalanan rohani Anda? Apakah Anda mengembara tanpa
tujuan seperti seorang pelancong? Apakah Anda telah berhenti atau
kehilangan jalan Anda? Atau apakah sedang
Anda menuju langsung tujuan Anda? Pertanyaan-pertanyaan ini
merupakan pusat permenungan Paus Fransiskus selama homilinya pada Misa harian
Senin pagi 31 Maret 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan.
Merenungkan
bacaan-bacaan hari itu dari Kitab Yesaya (65:17-21)
dan Injil Santo Yohanes (4:43-54), Paus
Fransiskus menggolongkan tiga jenis orang Kristiani dan bagaimana mereka
menjalani kehidupan rohani mereka. Sebelum Allah meminta sesuatu
dari kita, Paus mengatakan, Ia selalu menjanjikan kita sebuah kehidupan
sukacita baru, sehingga esensi kehidupan Kristiani kita selalu merupakan melakukan
perjalanan dengan harapan dan kepercayaan terhadap janji-janji tersebut.
Jenis pertama, ada banyak orang Kristiani yang harapannya lemah dan sementara mereka percaya dan mengikuti perintah-perintah, mereka telah tiba pada sebuah kemandegan dalam kehidupan rohani mereka. Paus Fransiskus mengatakan Allah tidak dapat menggunakan mereka sebagai ragi di antara umat-Nya karena mereka telah berhenti dan mereka tidak lagi bergerak maju. Jenis kedua, beliau berkata, ada orang-orang di antara kita yang telah mengambil pembalikkan yang salah dan tersesat. Tentu saja, Paus melanjutkan, kita semua kadang-kadang mengambil jalan yang salah, tetapi masalah sebenarnya muncul jika kita tidak berbalik lagi ketika kita menyadari bahwa kita telah melakukan kesalahan. Teladan orang beriman sejati yang mengikuti janji-janji iman, Paus Fransiskus mengatakan, adalah pegawai istana dalam Bacaan Injil hari ini, yang meminta Yesus untuk menyembuhkan anaknya dan tidak ragu-ragu ketika Sang Guru memberitahukannya bahwa anaknya telah sembuh. Tetapi tidak seperti orang itu, Paus mengatakan, ada banyak orang Kristiani yang menipu diri mereka sendiri dan mengembara tanpa tujuan tanpa bergerak maju. Inilah jenis ketiga.
Orang-orang
ini, Paus Fransiskus mengatakan mungkin merupakan kelompok yang paling
berbahaya karena mereka mengembara melalui kehidupan seperti para pelancong tanpa
sebuah tujuan dan tanpa membawa janji-janji Allah secara sungguh-sungguh.
Tetapi Tuhan meminta kita untuk tidak berhenti, tidak kehilangan jalan kita dan
tidak mengembarai kehidupan. Ia meminta kita untuk melakukan perjalanan menuju
janji-janji-Nya seperti pegawai istana yang percaya apa yang dikatakan Yesus kepadanya.
Meskipun keadaan manusiawi kita sebagai orang-orang berdosa yang mengambil pembalikkan yang salah, Paus mengakhiri, Tuhan selalu memberi kita rahmat berbalik lagi. Masa Prapaskah, beliau berkata, adalah saat yang tepat untuk memikirkan apakah kita sedang melakukan perjalanan ke depan atau apakah kita telah tiba pada sebuah kemandegan. Jika kita telah memilih jalan yang salah, kita harus pergi ke Pengakuan Dosa dan kembali ke jalan yang benar. Jika kita seorang pelancong teologis yang mengembara tanpa tujuan sepanjang hidup, kita harus meminta kepada Tuhan rahmat memintas langkah pada perjalanan menuju janji-janji iman kita.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.