Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 1 April 2014 : KEENGGANAN DAN FORMALITAS MELUMPUHKAN SEMANGAT KERASULAN


Bacaan Ekaristi : Yeh 47:1-9,12; Yoh 5:1-16

Dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 1 April 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus memperingatkan kerusakan yang bisa dilakukan oleh "orang-orang Kristiani yang terbius" yang tidak memiliki semangat kerasulan bagi Injil. Paus Fransiskus merenungkan Bacaan Injil hari itu (Yoh 5:1-16) yang menceritakan Yesus menyembuhkan seorang lumpuh di kolam Betesda pada hari Sabat. Bapa Suci mencatat bahwa sikap orang lumpuh, yang menyerah pada penyakitnya, dan orang-orang Farisi yang mengkritik penyembuhan pada hari Sabat, mengejawantahkan dua "penyakit rohani".


Berkenaan penyakit rohani pertama, Paus memikirkan banyak orang Kristiani, banyak orang Katolik, yang hidup tanpa antusiasme, dan kadang-kadang menyakitkan hati. Itulah penyakit keengganan, penyakit kemalasan orang-orang Kristiani. Sikap ini sedang melumpuhkan semangat kerasulan, menjadikan orang-orang Kristiani suatu umat pada sebuah kemandegan, tetapi tidak dalam arti kata yang baik. Mereka tidak repot-repot untuk pergi keluar memberikan pemberitaan Injil! Umat yang terbius. Keengganan rohani, beliau melanjutkan dengan mengatakan, menyedihkan karena menyebabkan orang-orang Kristiani memiliki pandangan negatif terhadap kehidupan. Orang-orang Kristiani yang tidak memiliki semangat kerasulan, tidak berguna dan tidak baik bagi Gereja. "Ini adalah dosa keengganan, yang bertentangan dengan semangat kerasulan, bertentangan dengan keinginan untuk memberikan kabar tentang Yesus kepada orang lain, kabar yang telah diberikan secara cuma-cuma itu", beliau berkata.

Penyakit rohani kedua, Bapa Suci melanjutkan, adalah dosa formalitas. Penyakit ini tidak meninggalkan ruang bagi rahmat Allah untuk bertindak. Orang-orang yang menghidupi formalitas ini, beliau berkata, adalah "orang-orang Kristiani yang munafik". "Itukah hari Sabat? Tidak, Anda tidak dapat melakukan mukjizat pada hari Sabat, rahmat Allah tidak bekerja pada hari Sabat. Mereka menutup pintu bagi rahmat Allah. Kita memiliki begitu banyak [seperti ini] dalam Gereja : kita memiliki begitu banyak! Inilah dosa yang lain"”, beliau berkata.

Kedua sikap ini harus diketahui dalam rangka mempertahankan diri kita dari kejatuhan ke dalam mentalitas itu. Di depan penyakit-penyakit rohani ini, beliau berkata, Yesus hanya meminta apakah kita ingin disembuhkan. "Dua kata Kristiani : "vuoi guarire? (Apakah Anda ingin disembuhkan)", Paus berkata. "Pertama-tama Ia menyembuhkan dia, kemudian mengatakan 'jangan berbuat dosa lagi’. Kata-kata yang dikatakan dengan kelembutan, dengan kasih".

Paus Fransiskus, mengakhiri homilinya, mengajak umat yang hadir melanjutkan sepanjang jalan Kristiani. Jalan semangat kerasulan ini, beliau berkata, memungkinkan kita "menjadi dekat dengan banyak orang, yang terluka di rumah sakit darurat ini, dan juga sering kali yang terlukai oleh pria dan wanita Gereja".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.