Bacaan
Ekaristi : Kis 5:34-42; Yoh 6:1-15
Dalam homilinya pada Misa
harian
Jumat pagi 2 Mei 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus meratapi
bahwa di
dunia saat ini masih ada "para
tuan atas hati nurani" dan
di beberapa negara, Anda masih bisa dijebloskan ke penjara karena
memiliki Injil atau mengenakan salib. Beliau juga mengakui
kepada mereka yang hadir bahwa beliau telah menangisi berita bahwa beberapa orang Kristiani disalibkan, karena saat ini masih
ada orang-orang yang membunuh
orang-orang lain atas nama Allah.
Paus Fransiskus menarik homilinya dari Injil tentang penggandaan roti dan ikan (Yoh 6:1-15) dan bacaan dari Kisah Para Rasul (Kis 5:34-42), yang di dalamnya murid-murid Kristus disesah oleh Mahkamah Agama. Paus Fransiskus mengemukakan tiga ikon : ikon pertama adalah kasih Yesus bagi orang-orang,
perhatian-Nya kepada
masalah-masalah
orang-orang. Beliau
mengatakan bahwa Tuhan tidak peduli dengan berapa banyak orang mengikuti-Nya, Ia "bahkan tidak pernah berpikir melakukan cacah
jiwa" untuk melihat apakah "Gereja telah berkembang ... tidak! Ia berbicara, berkhotbah, mengasihi, mendampingi, melakukan perjalanan dengan orang-orang, lemah lembut dan rendah hati". Ia berbicara
dengan otoritas, yaitu, dengan "kekuatan
kasih".
Ikon kedua adalah “kecemburuan”
otoritas religius waktu itu : “Mereka tidak tahan fakta bahwa orang-orang mengikuti Yesus! Mereka tidak tahan. Mereka cemburu. Ini
adalah sikap yang benar-benar buruk yang
dimiliki. Kecemburuan dan iri hati, dan kita tahu bahwa bapa dari kedengkian adalah setan. Melalui kedengkiannya maka kejahatan datang ke dalam dunia".
Paus Fransiskus melanjutkan : "Orang-orang ini tahu siapa Yesus : mereka tahu! Orang-orang ini sama dengan orang yang telah membayar penjaga untuk
mengatakan bahwa para murid telah mencuri tubuh Kristus!".
"Mereka telah membayar untuk membungkam kebenaran. Orang-orang kadang-kadang
dapat benar-benar jahat! Karena ketika kita membayar untuk menyembunyikan kebenaran, kita sedang melakukan sebuah kejahatan
yang sangat besar. Dan itulah sebabnya orang-orang tahu siapa mereka. Mereka
tidak akan mengikuti mereka, tetapi
mereka harus mentolerir mereka karena mereka memiliki otoritas : otoritas kultus,
otoritas disiplin gerejawi pada waktu itu, otoritas orang-orang ... dan orang-orang mengikuti. Yesus mengatakan
bahwa mereka membebani orang-orang dengan beban yang menindas dan membuat mereka membawa
beban itu di pundak mereka. Orang-orang ini tidak bisa mentolerir kelemahlembutan
Yesus, mereka tidak
bisa mentolerir kelemahlembutan Injil,
mereka tidak bisa mentolerir kasih. Dan mereka membayarkan kedengkian, membayarkan kebencian".
Dalam pertemuan Mahkamah Agama itu ada "seorang bijak", Gamaliel, yang meminta para pemimpin agama untuk membebaskan para rasul. Dengan demikian, Paus menegaskan, ada dua ikon pertama : Yesus yang tergerak melihat orang-orang "tanpa gembala" dan otoritas agama ...
"Ini, dengan manuver politik mereka, dengan manuver gerejawi mereka terus menguasai orang-orang ... Jadi, mereka melahirkan para rasul, setelah orang bijak ini telah berbicara, mereka disebut para rasul dan telah menyesah mereka serta memerintahkan mereka untuk tidak berbicara dalam nama Yesus. Kemudian mereka membebaskan mereka. ‘Kita harus melakukan sesuatu, kita akan membungkam mereka dan mengirim mereka di jalan mereka! Tidak adil! Tetapi mereka melakukannya. Mereka adalah para tuan atas hati nurani [polisi pikiran], dan merasa mereka memiliki kekuatan untuk melakukan hal demikian. Para tuan atas hati nurani ... Bahkan di dunia saat ini, ada begitu banyak".
Kemudian Paus Fransiskus mengakui : "Saya menangis ketika saya melihat laporan berita tentang orang-orang Kristiani yang disalibkan di negara tertentu, yang bukan Kristiani. Saat ini masih - beliau menunjukkan - ada orang-orang tersebut yang membunuh dan menganiaya, dalam nama Allah. Saat ini masih, "kita melihat banyak orang yang" seperti para rasul "bersukacita karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan dalam nama Kristus". Ini – beliau berkata - "adalah ikon ketiga hari ini. Sukacita bersaksi".
"Ikon pertama :
Yesus dengan orang-orang, kasih-Nya, jalan yang telah Ia ajarkan kepada kita,
yang kita harus ikuti. Ikon kedua : kemunafikan para pemimpin agama dari
orang-orang ini, yang telah memenjarakan orang-orang dengan banyak perintah ini,
dengan legalitas yang kaku, yang beku ini, dan yang juga membayar untuk
menyembunyikan kebenaran. Ikon Ketiga : sukacita para martir Kristiani,
sukacita begitu banyak saudara dan saudari kita yang telah merasakan sukacita
ini dalam sejarah, sukacita ini sehingga mereka telah dianggap layak menderita untuk memuliakan nama Kristus.
Dan saat ini masih ada begitu banyak! Cobalah berpikir bahwa di beberapa
negara, Anda dapat dijebloskan ke penjara hanya karena membawa Injil. Anda
tidak dapat memakai salib atau Anda akan didenda. Tetapi hati bersukacita. Tiga
ikon : mari kita memandang
mereka saat ini. Ini adalah bagian dari sejarah keselamatan kita".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.