Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 4 Mei 2014 : MISA SYUKUR ATAS KANONISASI PAUS YOHANES PAULUS II


Bacaan Ekaristi : Kis 2:14,22-33; 1Ptr 1:17-21; Luk 24:13-35

Paus Fransiskus mengunjungi Gereja Santo Stanislaus di pusat kota Roma pada hari Minggu pagi 4 Mei 2014. Gereja Santo Stanislaus adalah gereja nasional Polandia di Roma, dan melayani penduduk Polandia yang cukup banyak di kota Roma. Bapa Suci melakukan kunjungan dalam rangka merayakan misa syukur bagi kanonisasi Paus Santo Yohanes Paulus II, yang adalah orang asli Polandia dan Kardinal Uskup Agung Krakow sebelum terpilih sebagai paus pada bulan Oktober 1978. Berikut adalah homili Paus Fransiskus dalam Misa tersebut.

**************

Dalam perikop dari Kisah Para Rasul (Kis 2:14,22-33) kita mendengar suara Petrus, yang mewartakan dengan kuasa kebangkitan Yesus. Petrus adalah seorang saksi dari pengharapan yang ada di dalam Kristus. Dan dalam bacaan kedua (1Ptr 1:17-21) kembali Petrus yang meneguhkan umat beriman dalam Kristus, menulis : "Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati ..... sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah" (1Ptr 1:21).

Petrus adalah titik acuan tetap jemaat karena landasan Petrus adalah Batu Karang yang adalah Kristus.

Seperti inilah Yohanes Paulus II, sebuah batu karang ("pietra") sejati yang berlabuh pada Batu Karang besar ("Roccia").

Seminggu setelah kanonisasi Yohanes XXIII dan Yohanes Paulus II, kita berkumpul di gereja Polandia di Roma ini untuk bersyukur kepada Tuhan atas karunia Uskup Roma yang kudus, yang adalah seorang putra bangsa Anda. [Kita berkumpul] di gereja ini di mana beliau datang lebih dari 80 kali! Beliau selalu datang ke sini pada waktu yang berbeda dalam hidupnya dan dalam kehidupan Polandia.

Pada saat-saat kesedihan dan patah hati, ketika segalanya tampak hilang, beliau tidak pernah kehilangan harapan, karena iman dan harapannya diarahkan pada Allah (bdk. 1Ptr 1:21). Dan maka beliau adalah sebuah batu karang, sebuah batu karang bagi jemaat ini yang berdoa di sini, yang mendengarkan Sang Sabda di sini, mempersiapkan bagi Sakramen-sakramen dan memberikan sakramen-sakramen tersebut, menyambut mereka yang membutuhkan, bernyanyi dan merayakan, dan dari sini kembali ke pinggiran kota Roma.

Anda, saudara dan saudari, adalah bagian dari sekelompok orang yang telah banyak dicobai dalam sejarahnya. Orang-orang Polandia tahu benar bahwa untuk masuk ke dalam kemuliaan kita harus melalui sengsara dan salib (bdk. Luk 24:26). Dan orang-orang ini tahu tentang hal-hal ini bukan dari studi tetapi dengan menghayati terus hal-hal tersebut. Santo Yohanes Paulus II, sebagai putra tanah air duniawinya yang pantas dihormati, mengikuti jalan ini. Beliau mengikutinya dengan sebuah cara keteladanan, menerima perampasan lengkap dari Allah. Oleh karena ini "tubuhnya beristirahat dalam pengharapan" (bdk. 24:26; Mzm 16:9).

Dan bagaimana dengan kita? Apakah kita siap untuk mengikuti jalan ini?

Anda, saudara-saudara terkasih, yang hari ini membentuk jemaat Kristiani Polandia di Roma, apakah Anda ingin mengikuti jalan ini?

Santo Petrus, bersama-sama dengan suara Santo Yohanes Paulus II, berkata kepada Anda : "Hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini" (1Ptr 1:17). Memang benar, kita adalah para musafir, tetapi bukan para gelandangan! Kita berada di sebuah perjalanan tetapi kita tahu ke mana kita sedang pergi! Para gelandangan tidak tahu ini. Seperti dikatakan Santo Yohanes Paulus II, kita adalah para peziarah tetapi bukan para gelandangan!

Dua murid Emaus adalah para gelandangan ketika mereka meninggalkan Yerusalem, mereka tidak tahu akan ke mana mereka jadinya, tetapi tidak demikian ketika mereka datang kembali! Ketika mereka kembali mereka adalah para saksi dari pengharapan yang adalah Kristus! Karena mereka menjumpai-Nya, Sang Musafir yang telah bangkit. Yesus ini adalah Sang Musafir yang telah bangkit yang bepergian bersama kita. Yesus ada di sini hari ini, Dia ada di sini bersama kita. Dia di sini dalam Sabda-Nya, Dia ada di sini di altar, melakukan perjalanan bersama kita, Dia adalah Sang Musafir yang telah bangkit.

Kita juga dapat menjadi "para musafir yang telah bangkit", jika Sabda-Nya berkobar dalam hati kita, dan Ekaristi-Nya membuka mata kita kepada iman dan memelihara kita dengan pengharapan dan amal. Kita juga dapat melakukan perjalanan bersama saudara dan saudari kita yang sedih dan putus asa, dan kita dapat menghangatkan hati mereka dengan Injil, dan kita dapat memecah-mecah roti persaudaraan bersama mereka.

Santo Yohanes Paulus II membantu kita untuk menjadi "para musafir yang telah bangkit". Amin.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.