Bacaan
Ekaristi : Kis 6:8-15; Yoh 6:22-29
Kesombongan, haus kekuasaan dan kekayaan adalah tiga sikap yang harus dihindari orang yang
mau mengikuti Kristus. Inilah pokok
permenungan Paus Fransiskus selama homilinya pada Misa harian Senin pagi 5 Mei 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan. Homili Paus
Fransiskus mengacu pada bacaan Injil hari
itu (Yoh 6:22-29)
yang menceritakan sekelompok orang yang sedang mencari Yesus setelah mukjizat penggandaan roti dan ikan. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari
Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah
makan roti itu dan kamu kenyang", kata Yesus kepada orang-orang ketika mereka menemukan-Nya.
Sikap
pertama adalah kesombongan. "Ini bukan sikap yang tepat. Kesombongan tidak baik, kesombongan menyebabkan kita tergelincir pada kebanggaan
kita dan semuanya berujung di sana. Maka saya mengajukan pada diri saya pertanyaan : dan
saya? Bagaimana saya mengikuti Yesus?
Ketika saya berbuat baik, apakah saya melakukannya di bawah tatapan umum, atau apakah saya melakukannya secara pribadi?". "Saya juga memikirkan para gembala, karena seorang gembala
yang sombong tidak berbuat baik bagi umat Allah : bahkan jika ia adalah seorang
imam atau seorang uskup, ia tidak mengikuti Yesus jika ia diperbodoh oleh
kesombongan".
Sikap kedua yang harus dihindari orang adalah haus kekuasaan. Paus Fransiskus mengatakan kepada mereka yang hadir bahwa ada beberapa orang yang mengikuti Yesus dan berada dalam sebuah pencarian kekuasaan. Beberapa orang, mungkin, bahkan melakukannya tanpa sadar. "Sebuah contoh yang jelas dari hal ini ditemukan dalam Yohanes dan Yakobus, anak-anak Zebedeus yang meminta Yesus untuk mendudukkan mereka di tempat-tempat kehormatan, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya dalam Kerajaan-Nya", Paus Fransiskus menjelaskan. "Dan dalam Gereja ada para pendaki, orang-orang yang digerakkan oleh ambisi! Mereka ada banyak! Tetapi jika Anda suka mendaki, pergilah ke gunung-gunung dan dakilah mereka : itu sehat! Jangan datang ke Gereja untuk mendaki! Dan Yesus menegur orang-orang dengan sikap semacam ambisius ini dalam Gereja". Bapa Suci mencatat bahwa sikap para murid berubah hanya ketika Roh Kudus turun ke atas mereka. Namun, beliau melanjutkan dengan mengatakan, mereka harus terus-menerus bertanya pada diri mereka sendiri: dengan cara apa mereka mengikuti Kristus?
Sikap akhir yang harus dihindari adalah nafsu akan kekayaan atau uang. Beberapa orang hari ini, beliau
mengatakan, yang
mengikuti
Yesus masih mencoba "mengambil keuntungan
ekonomi dari paroki, keuskupan, jemaat Kristiani, rumah sakit, atau perguruan tinggi
mereka".
"Mari kita memikirkan tentang jemaat Kristen perdana yang terpengaruh oleh niat ini : Simon, Ananias dan Safira... ini telah menjadi sebuah godaan sejati sejak awal",
beliau berkata. "Dan
sejak
itu, kita telah mendengar begitu banyak orang Katolik yang baik, orang Kristiani yang baik, teman-teman dan dermawan-dermawan Gereja yang - telah terungkap - bertindak untuk keuntungan pribadi. Mereka menampilkan diri mereka
sebagai dermawan-dermawan Gereja dan menjadikan uang di sampingnya...".
Mengakhiri
homilinya, Paus Fransiskus mengundang umat beriman untuk memohon kepada Allah rahmat mengikuti Kristus dengan niat baik dan bukan dengan tiga sikap yang menyimpang dari jalan menuju Dia.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.