Bacaan
Ekaristi : 1 Raj 21:17-29; Mat 5:43-48
Seperti hari Senin kemarin, dalam Misa
harian Selasa pagi 17 Juni 2013 di Casa Santa Marta, Paus Fransiskus kembali memusatkan
homilinya kepada tema korupsi dalam Gereja dan dalam masyarakat. Beliau mengatakan selalulah orang miskin yang membayar harga untuk korupsi tersebut, dan mereka yang melakukan kejahatan ini harus memohon pengampunan Allah.
Paus Fransiskus mendasarkan
permenungannya pada bacaan liturgi hari itu yang diambil dari Kitab Pertama
Raja-raja (21:17-29) yang menceritakan bertobatnya Raja Ahab setelah menerima
peringatan Nabi Elia. Sebagaimana diceritakan dalam bacaan liturgi hari Senin
kemarin, Raja Ahab dengan bantuan istrinya Izebel, telah membunuh Nabot untuk
merampas tanahnya. Penyebab tindakan Raja Ahab tersebut adalah keserakahan dan
korupsi yang dilakukannya dan juga istrinya. Ketika kita memulai jalan
korupsi, Paus Fransiskus mengatakan, kita kehilangan kemanusiaan kita dan memperbudak
diri kita, persis seperti yang dikatakan nabi Elia kepada Ahab, "Memang
sekarang aku mendapat engkau, karena engkau sudah memperbudak diri dengan
melakukan apa yang jahat di mata Tuhan".
"Questa è la definizione: è una
merce!.... Inilah definisi korupsi, Paus menegaskan, korupsi adalah sebuah komoditas yang kita beli dan jual. Mengingat homili kemarin
yang
di dalamnya beliau memperkenalkan tiga bidang
korupsi - dalam
politik, dalam bisnis dan dalam Gereja – beliau
mengatakan ketiganya
menyakiti orang miskin yang
selalu membayar harga untuk keuntungan
orang
lain. Kepada semua orang-orang ini, Paus Fransiskus mencatat, Allah
mengatakan dengan jelas bahwa Ia akan mendatangkan
malapetaka atas mereka dan keluarga-keluarga mereka. Korupsi,
beliau
berkata, menjengkelkan Allah dan menghebohkan orang-orang karena mengeksploitasi,
memperbudak, bahkan membunuh orang-orang rentan, tetapi mereka yang melakukan kejahatan ini hanya berfokus pada uang
dan kekuasaan.
"Sono traditori i corrotti..... Orang-orang yang korup, Paus
Fransiskus
berkata, adalah para pengkhianat yang mencuri dan membunuh, yang mengeksploitasi orang-orang yang tidak bersalah, tetapi mereka melakukannya di
kejauhan dengan sarung tangan anak sehingga mereka tidak harus mendapati tangan mereka kotor. Orang-orang ini, beliau berkata, dikutuk
oleh Allah, tetapi sama
seperti Ahab yang
mengoyakkan jubahnya dan berpuasa serta merendahkan dirinya di hadapan Tuhan,
maka
orang-orang yang korup harus bertobat dan menebus atas apa yang telah mereka lakukan.
Tugas kita sebagai orang-orang Kristiani, Paus menyimpulkan, adalah memohon pengampunan dari Allah atas orang-orang ini yang kita baca di surat kabar, mendoakan pertobatan
hati mereka dan rahmat agar kita tidak
akan pernah menjadikan diri kita sendiri
korup.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.