Bacaan Ekaristi : Kis 2:1-11; 1Kor
12:3b-7,12-13; Yoh 20:19-23
“Penuhlah mereka dengan Roh Kudus” (Kis 2:4).
Berbicara kepada para
Rasul pada Perjamuan Terakhir, Yesus berkata, setelah kepergian-Nya dari dunia
ini, bahwa Ia akan mengutus kepada mereka karunia Bapa, yaitu Roh Kudus (bdk.
Yoh 15:26). Janji ini dipenuhi dengan kuasa pada hari Pentakosta, ketika Roh
Kudus turun atas para murid yang berkumpul di Ruang Atas. Pencurahan itu, meskipun
luar biasa, tidak tinggal secara khas dan terbatas pada saat itu, tetapi merupakan
suatu peristiwa yang diperbarui dan terus diperbaharui. Kristus yang dimuliakan
di sebelah kanan Bapa terus mewujudkan janji-Nya, mengutus kepada Gereja Roh
yang menghidupkan, yang mengajarkan kita dan mengingatkan kita serta membuat
kita berbicara.
Roh Kudus mengajarkan
kita : Ia adalah Guru batin. Ia menuntun kita pada jalan yang benar, melalui
situasi-situasi kehidupan. Ia mengajarkan kita jalan, jalan tersebut. Dalam
Gereja perdana, Kekristenan disebut "Jalan" (bdk. Kis 9:2), dan Yesus
sendiri adalah jalan tersebut. Roh Kudus mengajarkan kita untuk mengikuti-Nya,
berjalan dalam jejak-jejak langkah-Nya. Lebih dari seorang guru ajaran, Roh
Kudus merupakan guru kehidupan. Tentu saja mengetahui adalah bagian dari kehidupan
namun dalam cakrawala keberadaan orang Kristiani yang lebih luas dan selaras.
Roh Kudus mengingatkan
kita, Ia mengingatkan kita akan segala sesuatu yang dikatakan Yesus. Ia adalah
memori Gereja yang hidup. Dan seraya Ia membantu kita untuk mengingat, Ia
membantu kita memahami sabda Tuhan.
Pengingatan dalam Roh
dan berterima kasih kepada Roh ini bukan hanya sesuatu yang membantu ingatan tetapi
merupakan suatu segi penting kehadiran Kristusi dalam diri kita dan dalam Gereja-Nya.
Roh kebenaran dan amal mengingatkan kita segala sesuatu yang dikatakan Kristus,
Ia membuat kita masuk semakin dalam ke dalam makna kata-kata-Nya. Kita semua
memiliki pengalaman ini : satu saat, dalam situasi apapun, ada sebuah gagasan dan
kemudian saat lainnya menghubungkannya dengan suatu bagian Kitab Suci... Roh
Kuduslah yang menuntun kita menuruni jalan ini, jalan memori Gereja yang hidup.
Dan ini memohon sebuah tanggapan dari kita. Semakin berlimpah tanggapan kita, semakin
berlimpah kata-kata Yesus menjadi hidup dalam diri kita, menjadi sikap-sikap,
pilihan-pilihan, perbuatan-perbuatan, kesaksian-kesaksian. Dalam hakekat
tersebut, Roh Kudus mengingatkan kita akan perintah kasih dan memanggil kita
untuk menghidupkannya.
Seorang Kristiani
tanpa memori bukanlah seorang Kristiani sejati. Ia hanya setengah orang
Kristiani, Ia adalah laki-laki atau perempuan yang merupakan seorang tawanan waktu,
yang tidak melihat sejarahnya sebagai khazanah, tidak tahu bagaimana membacanya
atau menghidupinya sebagai sejarah keselamatan. Tetapi dengan bantuan Roh
Kudus, kita dapat menafsirkan ilham batin dan peristiwa kehidupan dalam terang
kata-kata Yesus. Dan, dengan demikian, ada tumbuh dalam diri kita kebijaksanaan
memori, kebijaksanaan hati, yang merupakan sebuah karunia Roh. Semoga Roh
menghidupkan kembali memori Kristiani dalam diri kita masing-masing! Dan hari
itu, bersama Rasul, merupakan Sang Perempuan memori, ia yang sejak awal merenungkan
segala hal di dalam hatinya. Ia adalah Maria, Bunda kita. Semoga ia membantu kita
di sepanjang jalan memori ini. Roh Kudus mengajarkan kita, mengingatkan kita,
dan - hal lain - Ia membuat kita berbicara, dengan Allah dan dengan manusia. Kita
bukan orang-orang Kristiani yang bisu, jiwa yang bisu; bukan, tidak ada ruang
untuk ini.
Ia membuat kita
berbicara dengan Allah dalam doa. Doa adalah sebuah karunia yang kita terima secara
cuma-cuma; merupakan dialog dengan Allah dalam Roh Kudus, yang berdoa di dalam diri
kita dan memungkinkan kita untuk berpaling kepada Allah dan memanggilnya Pater,
Bapa, Abba (bdk. Roma 8:15; Galatia 4:4); dan ini bukan hanya sebuah "cara
berbicara", tetapi merupakan kenyataan, kita benar-benar merupakan anak-anak
Allah. "Pada kenyataannya, semua orang yang dipimpin oleh Roh Kudus Allah,
mereka adalah anak-anak Allah" (Roma 8:14).
Dia membuat kita
berbicara dalam tindakan iman. Tak seorangpun dari kita bisa mengatakan
"Yesus adalah Tuhan" - kita mendengar ini hari ini - tanpa Roh Kudus.
Dan Roh membuat kita berbicara dengan manusia dalam dialog persaudaraan. Ia
membantu kita berbicara dengan orang lain mengakui mereka sebagai saudara dan
saudari; berbicara dengan cara yang lembut, yang ramah, memahami kecemasan dan
harapan, kesedihan dan kebahagiaan orang lain.
Tetapi lebih dari itu :
Roh Kudus bahkan membuat kita berbicara dengan manusia dalam kenabian, yaitu, Ia
menjadikan kita "saluran-saluran" Sabda Allah yang rendah hati dan
patuh. Kenabian dibuat dalam keberanian, untuk menunjukkan kontradiksi dan
ketidakadilan secara terbuka, tetapi selalu dengan maksud yang lemah lembut dan
membangun. Dihembusi oleh Roh kasih, kita dapat menjadi tanda dan alat Allah
yang mengasihi, melayani, dan memberikan hidup kita.
Kesimpulannya : Roh
Kudus mengajarkan kita kehidupan; Ia mengingatkan kita akan kata-kata Yesus; Ia
membuat kita berdoa dan mengatakan "Bapa" kepada Allah, Ia membuat
kita berbicara dengan manusia dalam dialog persaudaraan dan membuat kita
berbicara dalam kenabian.
Hari Pentakosta,
ketika para murid "dipenuhi dengan Roh Kudus", adalah baptisan Gereja,
yang lahir dan "pergi keluar", "berangkat" untuk mewartakan
kepada semua orang Kabar Baik. Gereja Bunda yang bersuara untuk melayani. Mari
kita ingat Bunda yang lain, Bunda kita yang bergegas berangkat untuk melayani.
Gereja Bunda dan Bunda Maria: keduanya perawan, keduanya bunda, keduanya perempuan.
Yesus melarang para Rasul : mereka harus tidak meninggalkan Yerusalem sebelum
menerima kuasa Roh Kudus atas mereka (bdk. Kis 1:4,8). Tanpa-Nya tidak ada perutusan,
tidak ada evangelisasi. Karena alasan ini,bersama seluruh Gereja, Bunda kita
Gereja Katolik kita menyerukan : Datanglah, Roh Kudus!
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.