Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA PENTAKOSTA 8 Juni 2014 : ROH KUDUS MENGHIDUPKAN GEREJA

Bacaan Ekaristi : Kis 2:1-11; 1Kor 12:3b-7,12-13; Yoh 20:19-23

“Penuhlah mereka dengan Roh Kudus” (Kis 2:4).

Berbicara kepada para Rasul pada Perjamuan Terakhir, Yesus berkata, setelah kepergian-Nya dari dunia ini, bahwa Ia akan mengutus kepada mereka karunia Bapa, yaitu Roh Kudus (bdk. Yoh 15:26). Janji ini dipenuhi dengan kuasa pada hari Pentakosta, ketika Roh Kudus turun atas para murid yang berkumpul di Ruang Atas. Pencurahan itu, meskipun luar biasa, tidak tinggal secara khas dan terbatas pada saat itu, tetapi merupakan suatu peristiwa yang diperbarui dan terus diperbaharui. Kristus yang dimuliakan di sebelah kanan Bapa terus mewujudkan janji-Nya, mengutus kepada Gereja Roh yang menghidupkan, yang mengajarkan kita dan mengingatkan kita serta membuat kita berbicara.

Roh Kudus mengajarkan kita : Ia adalah Guru batin. Ia menuntun kita pada jalan yang benar, melalui situasi-situasi kehidupan. Ia mengajarkan kita jalan, jalan tersebut. Dalam Gereja perdana, Kekristenan disebut "Jalan" (bdk. Kis 9:2), dan Yesus sendiri adalah jalan tersebut. Roh Kudus mengajarkan kita untuk mengikuti-Nya, berjalan dalam jejak-jejak langkah-Nya. Lebih dari seorang guru ajaran, Roh Kudus merupakan guru kehidupan. Tentu saja mengetahui adalah bagian dari kehidupan namun dalam cakrawala keberadaan orang Kristiani yang lebih luas dan selaras.

Roh Kudus mengingatkan kita, Ia mengingatkan kita akan segala sesuatu yang dikatakan Yesus. Ia adalah memori Gereja yang hidup. Dan seraya Ia membantu kita untuk mengingat, Ia membantu kita memahami sabda Tuhan.

Pengingatan dalam Roh dan berterima kasih kepada Roh ini bukan hanya sesuatu yang membantu ingatan tetapi merupakan suatu segi penting kehadiran Kristusi dalam diri kita dan dalam Gereja-Nya. Roh kebenaran dan amal mengingatkan kita segala sesuatu yang dikatakan Kristus, Ia membuat kita masuk semakin dalam ke dalam makna kata-kata-Nya. Kita semua memiliki pengalaman ini : satu saat, dalam situasi apapun, ada sebuah gagasan dan kemudian saat lainnya menghubungkannya dengan suatu bagian Kitab Suci... Roh Kuduslah yang menuntun kita menuruni jalan ini, jalan memori Gereja yang hidup. Dan ini memohon sebuah tanggapan dari kita. Semakin berlimpah tanggapan kita, semakin berlimpah kata-kata Yesus menjadi hidup dalam diri kita, menjadi sikap-sikap, pilihan-pilihan, perbuatan-perbuatan, kesaksian-kesaksian. Dalam hakekat tersebut, Roh Kudus mengingatkan kita akan perintah kasih dan memanggil kita untuk menghidupkannya.

Seorang Kristiani tanpa memori bukanlah seorang Kristiani sejati. Ia hanya setengah orang Kristiani, Ia adalah laki-laki atau perempuan yang merupakan seorang tawanan waktu, yang tidak melihat sejarahnya sebagai khazanah, tidak tahu bagaimana membacanya atau menghidupinya sebagai sejarah keselamatan. Tetapi dengan bantuan Roh Kudus, kita dapat menafsirkan ilham batin dan peristiwa kehidupan dalam terang kata-kata Yesus. Dan, dengan demikian, ada tumbuh dalam diri kita kebijaksanaan memori, kebijaksanaan hati, yang merupakan sebuah karunia Roh. Semoga Roh menghidupkan kembali memori Kristiani dalam diri kita masing-masing! Dan hari itu, bersama Rasul, merupakan Sang Perempuan memori, ia yang sejak awal merenungkan segala hal di dalam hatinya. Ia adalah Maria, Bunda kita. Semoga ia membantu kita di sepanjang jalan memori ini. Roh Kudus mengajarkan kita, mengingatkan kita, dan - hal lain - Ia membuat kita berbicara, dengan Allah dan dengan manusia. Kita bukan orang-orang Kristiani yang bisu, jiwa yang bisu; bukan, tidak ada ruang untuk ini.

Ia membuat kita berbicara dengan Allah dalam doa. Doa adalah sebuah karunia yang kita terima secara cuma-cuma; merupakan dialog dengan Allah dalam Roh Kudus, yang berdoa di dalam diri kita dan memungkinkan kita untuk berpaling kepada Allah dan memanggilnya Pater, Bapa, Abba (bdk. Roma 8:15; Galatia 4:4); dan ini bukan hanya sebuah "cara berbicara", tetapi merupakan kenyataan, kita benar-benar merupakan anak-anak Allah. "Pada kenyataannya, semua orang yang dipimpin oleh Roh Kudus Allah, mereka adalah anak-anak Allah" (Roma 8:14).

Dia membuat kita berbicara dalam tindakan iman. Tak seorangpun dari kita bisa mengatakan "Yesus adalah Tuhan" - kita mendengar ini hari ini - tanpa Roh Kudus. Dan Roh membuat kita berbicara dengan manusia dalam dialog persaudaraan. Ia membantu kita berbicara dengan orang lain mengakui mereka sebagai saudara dan saudari; berbicara dengan cara yang lembut, yang ramah, memahami kecemasan dan harapan, kesedihan dan kebahagiaan orang lain.

Tetapi lebih dari itu : Roh Kudus bahkan membuat kita berbicara dengan manusia dalam kenabian, yaitu, Ia menjadikan kita "saluran-saluran" Sabda Allah yang rendah hati dan patuh. Kenabian dibuat dalam keberanian, untuk menunjukkan kontradiksi dan ketidakadilan secara terbuka, tetapi selalu dengan maksud yang lemah lembut dan membangun. Dihembusi oleh Roh kasih, kita dapat menjadi tanda dan alat Allah yang mengasihi, melayani, dan memberikan hidup kita.

Kesimpulannya : Roh Kudus mengajarkan kita kehidupan; Ia mengingatkan kita akan kata-kata Yesus; Ia membuat kita berdoa dan mengatakan "Bapa" kepada Allah, Ia membuat kita berbicara dengan manusia dalam dialog persaudaraan dan membuat kita berbicara dalam kenabian.


Hari Pentakosta, ketika para murid "dipenuhi dengan Roh Kudus", adalah baptisan Gereja, yang lahir dan "pergi keluar", "berangkat" untuk mewartakan kepada semua orang Kabar Baik. Gereja Bunda yang bersuara untuk melayani. Mari kita ingat Bunda yang lain, Bunda kita yang bergegas berangkat untuk melayani. Gereja Bunda dan Bunda Maria: keduanya perawan, keduanya bunda, keduanya perempuan. Yesus melarang para Rasul : mereka harus tidak meninggalkan Yerusalem sebelum menerima kuasa Roh Kudus atas mereka (bdk. Kis 1:4,8). Tanpa-Nya tidak ada perutusan, tidak ada evangelisasi. Karena alasan ini,bersama seluruh Gereja, Bunda kita Gereja Katolik kita menyerukan : Datanglah, Roh Kudus!

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.