Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 2 September 2014 : WIBAWA KRISTIANI BERASAL DARI ROH KUDUS


Bacaan Ekaristi : 1Kor 2:10b-16; Luk 4:31-37

Wibawa Kristiani berasal dari Roh Kudus, bukan dari hikmat atau derajat manusia dalam teologi, kata Paus Fransiskus pada Misa harian Selasa pagi 2 September 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan, saat beliau menjelaskan bahwa jatidiri Kristiani adalah memiliki Roh Kristus, bukan "roh dunia".

Orang-orang takjub akan pengajaran Kristus karena Ia berbicara dengan wibawa. Diilhami oleh perikop Injil hari itu (Luk 4:31-37), Paus Fransiskus berpaku pada sifat wibawa Tuhan kita dan, sebagai konsekuensi sifat orang Kristiani.

Paus Fransiskus mengatakan bahwa Yesus "bukanlah seorang pengkhotbah biasa”, karena "wibawa"-Nya berasal dari "urapan khusus Roh Kudus". Yesus, beliau berkata, adalah "Putera Allah, yang diurapi dan diutus" untuk "membawa keselamatan, untuk membawa kebebasan". Dan beberapa orang, beliau mencatat, "merasa tersinggung" dengan gaya milik Yesus ini, dengan jatidiri dan kebebasannya :

"Kita juga bisa bertanya kepada diri kita sendiri, apa jatidiri kita sebagai orang-orang Kristiani? Paulus menempatkannya dengan sangat baik hari ini ketika ia mengatakan: Dan kita berbicara tentang mereka tidak dengan kata-kata yang diajarkan oleh hikmat manusia'. Khotbah Paulus bukanlah hasil sebuah kursus di [Universitas Kepausan] Lateran, atau Gregoriana ... Tidak, tidak, tidak! Bukan hikmat manusia, bukan. Tetapi diajarkan oleh Roh : Paulus berkhotbah dengan urapan Roh, mengungkapkan hal-hal rohani dari Roh dalam istilah rohani. Manusia tidak dapat memahami hal-hal dari Roh Allah dengan kekuatannya sendiri: Manusia sendiri tidak dapat memahami hal ini!.

Paus Fransiskus melanjutkan bahwa inilah mengapa "jika kita orang-orang Kristiani tidak sepenuhnya memahami hal-hal dari Roh, jika kita tidak memberikan atau menawarkan kesaksian, maka kita tidak memiliki jatidiri". Bagi beberapa orang, beliau berkata, "hal-hal dari Roh ini adalah suatu kebodohan, mereka tidak dapat memahami mereka". Tetapi, orang yang digerakkan oleh Roh, "menilai segalanya : Ia bebas dan tidak dapat dinilai oleh siapapun".

"Sekarang, kita memiliki pemikiran Kristus dan itu adalah Roh Kristus. Inilah jatidiri Kristiani. Tidak memiliki roh dunia, cara berpikir tersebut, cara menilai tersebut ... Anda dapat memiliki lima gelar dalam teologi, tetapi tidak memiliki Roh Allah! Mungkin Anda akan menjadi seorang teolog besar, tetapi Anda bukanlah seorang Kristiani karena Anda tidak memiliki Roh Allah! Itulah yang memberikan wibawa, yang memberikan jatidiri adalah Roh Kudus, urapan Roh Kudus".

Paus Fransiskus mengatakan bahwa ini adalah mengapa "orang-orang tidak mencintai para pengkhotbah, para ahli Taurat, karena mereka hanya berbicara teologi, mereka tidak berbicara dengan hati, mereka tidak memberikan kebebasan". Ini, beliau menambahkan, "tidak dapat membantu orang-orang untuk menemukan jatidiri mereka sendiri, karena mereka tidak diurapi oleh Roh Kudus".

"Wibawa Yesus – dan wibawa Kristiani – berasal dari kemampuan untuk memahami hal-hal  Roh ini, berbicara dalam bahasa Roh. Ia dari pengurapan Roh Kudus ini. Seringkali, begitu sering, kita menemukan di antara umat beriman kita, para perempuan tua yang sederhana yang mungkin bahkan tidak menyelesaikan sekolah dasar, tetapi ia bisa berbicara kepada kita tentang hal-hal secara lebih baik daripada ahli teolog manapun, karena mereka memiliki Roh Kristus. Persis seperti Santo Paulus. Kita semua perlu untuk meminta hal ini. Tuhan menganugerahi kita jatidiri Kristiani, yang Anda miliki. Anugerahilah kami Roh-Mu. Anugerahilah kami cara berpikir, cara merasa, cara berbicara-Mu : Semoga Tuhan menganugerahi kita urapan Roh Kudus".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.