Bacaan
Ekaristi : 1Kor 3:18-23; Luk 5:1-11
Paus Fransiskus merenungkan rahmat Sabda Allah yang mengubah serta mengundang orang-orang Kristiani untuk mengakui dosa-dosa mereka dan membiarkan diri
mereka diubah oleh perjumpaan mereka dengan Kristus. Itulah inti pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Kamis pagi 4 September 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan.
Selama homilinya, Paus Fransiskus merenungkan Surat Pertama Santo Paulus kepada jemaat di Korintus yang berbunyi: "Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya
berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat. Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah"
(3:18-19). Paulus – beliau mengatakan – sedang berbicara kepada kita bahwa kekuatan Sabda Allahlah yang membawa perubahan hati yang sesungguhnya, yang memiliki kekuatan untuk mengubah dunia, memberi kita harapan, memberi kita kehidupan.
Beliau menunjukkan bahwa
kekuatan ini tidak dapat ditemukan dalam pengetahuan manusia atau kecerdasan
manusia. "Menjadi orang bodoh" – Paus Fransiskus mendesak - tidak
mencari keamanan dalam pengetahuan Anda atau dalam pengetahuan dunia".
Dan Paus Fransiskus mengatakan bahwa
meskipun Paulus telah belajar dengan para guru yang paling berpengetahuan
luas pada masanya, ia
tidak pernah menyombongkan pengetahuannya. Dalam sebuah jalan "pengunjingan" – Paus Fransiskus mengatakan - ia membanggakan dosa-dosanya dan perjumpaannya dengan Kristus dan
salib, karena perjumpaan antara dosa-dosanya dan
darah Kristus itu adalah satu-satunya perjumpaan keselamatan yang ada. Dan ketika kita melupakan perjumpaan itu - Paus Fransiskus mengatakan - kita
kehilangan daya kekuatan Kristus dan
kita berbicara tentang perkara Allah dengan sebuah bahasa manusia, Dan ini – beliau mengatakan - tidak berguna.
Paus Fransiskus juga mengingat kisah Injil tentang Petrus dan hasil tangkapan ikan yang ajaib yang di dalamnya Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, pergilah dari
padaku, karena aku ini seorang berdosa". Pada saat pertemuan antara dosa-dosanya dan Kristus ini, Paus Fransiskus berkata, Petrus menemukan keselamatan. Jadi, Paus mengatakan : "tempat istimewa bagi sebuah
perjumpaan
dengan Kristus adalah dosa-dosa kita. Jika seorang Kristiani tidak mampu melihat dosa-dosanya dan keselamatannya dalam darah Kristus, ia hanya telah pergi setengah jalan. Ia adalah seorang Kristiani yang suam-suam
kuku. Dan Paus menunjuk kepada mereka Gereja-gereja yang menurun
martabatnya, paroki-paroki yang menurun
martabatnya, lembaga-lembaga yang menurun
martabatnya ini di mana tentunya orang-orang Kristiani tidak pernah benar-benar bertemu Kristus atau juga mereka melupakan perjumpaan itu.
Paus Fransiskus mengakhiri homilinya dengan mengundang umat beriman untuk bertanya pada diri mereka sendiri apakah mereka mampu mengatakan kepada Tuhan mereka adalah orang-orang berdosa; apakah mereka benar-benar percaya Tuhan telah memberi mereka sebuah kehidupan baru; apakah mereka percaya di dalam Kristus. Karena – beliau berkata - seorang Kristiani bisa membanggakan tentang dua hal : tentang dosa-dosanya dan tentang Kristus di kayu salib.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.