Bacaan
Ekaristi : Gal 3:7-14; Luk 11:15-26
Untuk mencegah kejahatan masuk ke dalam hati kita, ada sebuah praktek kuno, tapi sangat baik : pemeriksaan batin. Itulah pesan Paus Fransiskus selama homili pada Misa harian Jumat pagi 10 Oktober 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan. Injil hari itu (Luk 11:15-26) mengingatkan kita bahwa setan selalu datang kembali kepada kita; ia tidak pernah
berhenti menggoda manusia. "Setan memiliki kesabaran", kata Paus Fransiskus. "Ia tidak pernah
meninggalkan apa yang ia inginkan bagi
dirinya sendiri", yaitu, jiwa-jiwa kita:
"Setelah godaan-godaan, di padang gurun, ketika Yesus dicobai oleh iblis, dalam versi Lukas dikatakan bahwa Iblis meninggalkan-Nya untuk sementara waktu, tetapi selama kehidupan Yesus ia kembali lagi dan lagi: ketika mereka menguji-Nya, ketika mereka mencoba menjebak-Nya, dalam Kesengsaraan, akhirnya di kayu Salib. ‘Tetapi meski Engkau Putra Allah ... meski Engkau datang, Engkau datang dari kami, maka
kami tidak bisa percaya’. Dan kita semua tahu bahwa kata-kata ini menyentuh hati: ‘Tetapi bisakah Engkau melakukannya? Perlihatkan kepadaku! Tidak, Engkau
tidak bisa’. Begitulah iblis bahkan sampai akhir [berurusan] dengan Yesus ... dan demikian juga dengan kita".
Kita perlu menjaga hati kita, di mana Roh Kudus berdiam, Paus Fransiskus mengatakan, "sehingga roh-roh lain tidak masuk. Untuk menjaga hati, sebagaimana sebuah rumah dijaga, dengan sebuah kunci". Dan kemudian untuk menjaga hati, seperti sebuah spasukan
pengawal : "Seberapa sering",
beliau bertanya, "pikiran jahat, niat jahat, iri hati, kedengkian masuk? Begitu banyak hal yang masuk. Tetapi siapa telah membuka pintu itu? Darimanakah mereka masuk? Jika saya tidak menyadari [berapa banyak] masuk ke dalam hati saya, hati saya menjadi sebuah lapangan, di mana segala sesuatu datang dan pergi. Sebuah hati tanpa keintiman, sebuah hati di mana Tuhan tidak dapat berbicara dan bahkan tidak bisa didengar".
"Dan Yesus mengatakan sesuatu yang lain di sini - bukan? - Kedengarannya agak aneh: ‘Barangsiapa yang
tidak berkumpul bersama-Ku tercerai-berai’. Ia menggunakan kata ‘berkumpul’. Memiliki hati yang berkumpul, hati yang di
dalamnya
kita tahu apa yang
terjadi, serta di sini dan di sana Anda dapat menunjukkan sebuah praktik setua Gereja, tetapi baik : pemeriksaan batin. Siapa dari kita, pada malam hari, pada akhir hari, tinggal sendirian, dan mengajukan pertanyaan : apa yang terjadi hari ini dalam hati saya? Apa yang terjadi? Hal-hal apa telah melewati hati saya? Jika kita tidak melakukan hal ini, kita benar-benar telah gagal untuk memahami bagaimana mengawasi dan menjaga [hati kita] dengan baik".
Pemeriksaan batin "adalah sebuah rahmat, karena menjaga hati kita adalah menjaga Roh Kudus, yang ada di dalam diri kita": "Kita tahu - Yesus mengatakan dengan jelas - bahwa setan selalu kembali. Bahkan di akhir kehidupan, Ia, Yesus, memberi kita teladan hal ini. Dan untuk menjaga, untuk mengawasi, sehingga setan tidak masuk ke dalam, kita harus mampu mengumpulkan diri kita sendiri, yaitu, berdiri dalam keheningan di hadapan diri kita sendiri dan di hadapan Allah, dan pada akhir hari bertanya pada diri kita sendiri: ‘Apa terjadi hari ini dalam hati saya? Apakah ada seseorang
yang masuk tetapi saya tidak tahu? Adakah kunci di tempatnya?’ Dan ini akan membantu kita untuk membela diri kita dari begitu banyak kejahatan, bahkan dari apa yang bisa kita lakukan jika iblis-iblis ini, yang sangat pandai dan pada akhirnya akan menipu kita semua, bahkan jika mereka masuk".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.