Bacaan Ekaristi : Ef 1:11-14; Luk
12:1-7
Roh Kudus tidak hanya memberikan orang-orang Kristiani jati diri, tetapi juga "uang muka" warisan surgawi kita. Paus Fransiskus menyatakan
hal ini dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 17 Oktober 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus merenungkan Bacaan Pertama (Ef
1:11-14), yang
di dalamnya Santo Paulus mengatakan
bahwa orang-orang Kristiani telah "dimeteraikan dengan Roh
Kudus yang dijanjikan".
"Jati diri kita justru meterai ini, kekuatan Roh Kudus ini, yang kita semua telah terima dalam Baptisan", kata Bapa Suci.
"Roh ini, yang dijanjikan kepada kita – yang dijanjikan Yesus kepada kita - Roh ini tidak hanya memberi kita jati diri, tetapi juga uang muka warisan kita. Dengan-Nya, Surga dimulai. Kita sudah sedang hidup di Surga ini, kekekalan ini, karena kita telah dimeteraikan oleh Roh Kudus, yang merupakan benar-benar permulaan Surga : itu merupakan uang muka kita; kita memegangnya. Kita memegang Surga dengan meterai ini".
Paus Fransiskus melanjutkan dengan mengatakan bahwa meskipun warisan surgawi ini, orang-orang Kristiani kadang-kadang dapat tergoda "belum tentu membatalkan jadi diri ini, tetapi memudarkannya". Dengan melakukan
demikian, beliau berkata, mereka menjadi "orang-orang Kristiani yang suam-suam kuku".
"Ini adalah seorang Kristen yang, ya, pergi ke Misa pada hari Minggu, tetapi jati dirinya tidak terlihat dalam cara hidupnya. Ia bahkan mungkin hidup seperti seorang kafir, tetapi ia
adalah seorang Kristiani", kata Paus
Fransiskus.
"Dosa lain, yang tentangnya Yesus berbicara kepada para murid-Nya, dan yang kita dengar : ‘Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi’. ‘Kepura-puraan' : Saya berpura-pura menjadi seorang Kristiani, tetapi saya bukan. Saya tidak transparan, saya mengatakan satu hal – ‘ya, ya saya seorang Kristiani'- tetapi saya melakukan lainnya, sesuatu yang tidak bersifat Kristiani".
Mengakhiri homilinya, Paus Fransiskus mengingatkan umat beriman tentang karunia-karunia yang datang dari suatu kehidupan Kristiani yang bersatu dengan Roh Kudus. "Kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri", beliau menekankan, adalah karunia-karunia
yang menuntun kita di jalan menuju Surga ini.
"Mari kita memohon kepada Tuhan rahmat untuk berhati-hati dengan meterai ini, dengan jati diri Kristen kita ini, yang tidak hanya merupakan sebuah janji, tidak, kita sudah memegangnya di tangan kita, kita memiliki uang muka", pungkas beliau.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.