Bacaan Ekaristi : Ef 3:14-21; Luk
12:49-53
"Kita tidak bisa menjadi orang-orang Kristiani tanpa rahmat Roh Kudus" yang
memberi kita kekuatan untuk mengasihi, kata Paus
Fransiskus dalam
homilinya pada Misa harian
Kamis pagi 23 Oktober 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus memusatkan homilinya pada Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus (3:14-21) yang
di dalamnya Rasul Paulus menjelaskan pengalamannya tentang Yesus, sebuah pengalaman "yang menuntunnya untuk meninggalkan segalanya" karena "ia
berada
dalam kasih bersama Kristus". Kepunyaannya adalah "tindakan penyembahan": pertama-tama, ia sujud di hadapan Bapa, yang "memiliki
kekuatan untuk melakukan lebih daripada yang
pernah kita bisa pikirkan atau minta". Ia menggunakan sebuah
"bahasa tanpa batas": Ia menyembah Allah ini, "yang seperti laut tanpa pantai, tanpa batas, samudra
yang
sangat besar". Paulus memohonkan
kepada Bapa bagi kita semua, "untuk
dengan kuat diteguhkan dalam batin
kita, oleh Roh-Nya".
"Dia meminta Bapa untuk
mengutus Roh Kudus untuk memperkuat
kita, untuk memberi kita kekuatan.
Kita tidak bisa maju tanpa kuasa Roh
Kudus. Kekuatan kita sendiri lemah. Kita tidak bisa
menjadi orang-orang Kristiani tanpa rahmat Roh Kudus. Roh
Kuduslah yang mengubah hati, yang membuat
kita bergerak maju dalam keutamaan, untuk memenuhi perintah-perintah".
"Ia kemudian, meminta anugerah lain dari Bapa", "kehadiran Kristus, untuk membantu kita tumbuh dalam amal". Kasih Kristus "yang melampaui segala pengetahuan", hanya dapat dipahami melalui "tindakan penyembahan kesangatluasan yang demikian besar".
"Ini adalah sebuah pengalaman mistik Paulus dan itu mengajarkan kita doa pujian dan
doa penyembahan. Di hadapan kepicikan kita, banyak, kepentingan diri kita, Paulus
membersitkan pujian, dalam
tindakan penyembahan ini dan
meminta Bapa mengutus Roh Kudus untuk memberi kita
kekuatan dan mampu untuk bergerak
maju, ia membantu kita memahami kasih
Kristus dan bahwa Kristus mempererat kita dalam kasih. Dan ia berkata kepada Bapa: ‘Terima
kasih, karena Engkau dapat melakukan
apa yang tidak berani kita pikirkan'. Ini adalah sebuah doa yang indah ... ini adalah sebuah doa yang indah ".
Paus Fransiskus mengakhiri homilinya: "Dan
dengan kehidupan batin ini kita dapat memahami bagaimana Paulus menyerahkan segalanya dan menganggapnya seluruhnya sampah, untuk mendapatkan Kristus dan didapati dalam Kristus. Ada
baiknya kita memikirkan tentang hal ini, ada
baiknya kita memuji
Allah. Ada
baiknya kita memuji Allah, untuk
memasuki dunia lebarnya ayunan, dunia
keagungan, kemurahan hati dan kasih ini. Ada baiknya kita, karena dengan begitu kita dapat bergerak maju dalam perintah besar - satu-satunya
perintah, yang merupakan dasar dari semuanya - kasih, mengasihi
Allah dan mengasihi sesama Anda".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.