Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 24 Oktober 2014 : ORANG-ORANG KRISTIANI DIPANGGIL UNTUK MEMBANGUN KESATUAN GEREJA


Bacaan Ekaristi : Ef 4:1-6; Luk 12:54-59

Setiap orang Kristiani dipanggil untuk membangun kesatuan Gereja, membiarkan diri mereka dibimbing oleh Roh Kudus yang menciptakan kesatuan dalam keberagaman. Inilah tema utama homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Jumat pagi 24 Oktober 2014 di Casa Santa Marta, Vatikan.

Bapa Suci mendasarkan homilinya pada Bacaan Pertama dari Surat Santo Paulus kepada jemaat di Efesus (4:1-6) yang di dalamnya Sang Rasul – seorang tahanan karena Tuhan – mendesak jemaat untuk menghidupi secara layak panggilan yang telah mereka terima, berusaha memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera". Membangun kesatuan Gereja – kata Paus Fransiskus – adalah karya Gereja dan karya setiap orang Kristiani sepanjang sejarah.

Paus Fransiskus mencatat bahwa ketika Rasul Petrus "berbicara tentang Gereja, ia berbicara tentang sebuah bait Allah yang terbuat dari batu-batu hidup, yaitu kita". Paus Fransiskus memperingatkan bahwa berlawanan dengan ini adalah "bait Allah lainnya yakni kebanggan, yang adalah Menara Babel". Bait Allah yang pertama "membawa kesatuan ", bait Allah yang kedua "adalah lambang perpecahan, kurangnya pemahaman, keberagaman bahasa".

"Membangun kesatuan Gereja, membangun Gereja, bait Allah ini, kesatuan Gereja ini : Inilah tugas dari setiap orang Kristiani, setiap orang dari kita Ketika membangun sebuah bait Allah atau sebuah bangunan, hal pertama yang kita lakukan adalah menemukan lahan yang cocok. Lalu kita meletakkan batu penjuru, Alkitab mengatakan. Dan batu penjuru kesatuan Gereja, atau lebih tepatnya batu penjuru Gereja, adalah Yesus dan batu penjuru kesatuan Gereja adalah doa Yesus pada Perjamuan Malam Terakhir: 'Bapa, supaya mereka menjadi satu!. Dan inilah kekuatannya!".

Paus Fransiskus melanjutkan dengan mengatakan bahwa Yesus adalah "batu karang yang padanya kita membangun kesatuan dalam Gereja", "tanpa batu ini, segala yang lainnya tidak mungkin. Tidak ada kesatuan tanpa berlandaskan Yesus Kristus : Ia adalah kepastian kita". Paus Fransiskus kemudian bertanya, siapa yang "membangun kesatuan ini?" : "Ini adalah karya Roh Kudus. Roh Kudus adalah satu-satunya yang mampu membangun kesatuan Gereja. Dan itulah sebabnya Yesus mengutus-Nya : untuk membuat Gereja bertumbuh, untuk membuatnya kuat, untuk menjadikannya satu". Roh Kudus membangun "kesatuan Gereja" dalam "keberagaman bangsa, budaya, dan orang-orang".

Sekali lagi Paus Fransiskus mengajukan sebuah pertanyaan: Bagaimana "bait Allah ini dibangun?". Berbicara tentang topik ini, Rasul Petrus mengatakan "bahwa kita adalah batu-batu hidup dalam bangunan ini". Santo Paulus di sisi lain "menasihati kita untuk tidak menjadi batu-batu, menjadi batu-batu bata yang lemah". Nasihat Rasul bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi tentang bangunan kesatuan ini adalah "nasihat yang lemah, menurut pemikiran manusia".

"Kerendahan hati, kelembutan, kemurahan hati : Ini adalah hal-hal lemah, karena orang yang rendah hati menimbulkan kebaikan bagi kesia-siaan, kelembutan, kelemahlembutan menimbulkan ketidakbergunaan, kemurahan hati, yang terbuka untuk semua orang, memiliki hati yang besar ... Dan kemudian beliau berkata lebih lanjut : Saling menanggung melalui kasih. Saling menanggung melalui kasih, memiliki apa di hati? Memelihara kesatuan. Semakin lemah kita berada dengan keutamaan kerendahan hati, kemurahan hati, kelembutan, kelemahlembutan ini, semakin kuat kita menjadi seperti batu-batu dalam bait Allah ini".

Paus Fransiskus melanjutkan bahwa hal ini adalah "jalan yang sama seperti Yesus" yang "menjadi lemah" sampai mati di kayu Salib "dan kemudian menjadi kuat!". Kita juga, seharusnya melakukan sebanyak itu : "Kebanggaan, kecukupan diri tidak berguna". Ketika Anda membangun sebuah bangunan, "arsitek harus menyusun rencana. Dan apa rencana dasar untuk kesatuan Gereja?".

"Harapan yang kepada kita telah dipanggil: harapan perjalanan menuju Tuhan, harapan hidup dalam sebuah Gereja yang hidup, yang terbuat dari batu-batu hidup, dengan kuasa Roh Kudus. Hanya dalam rencana dasar harapan dapat menggerakkan kita maju dalam kesatuan Gereja. Kita telah dipanggil untuk sebuah harapan besar. Mari kita pergi ke sana! Tetapi dengan kekuatan yang diberikan doa Yesus untuk kesatuan kepada kita; dengan kepatuhan kepada Roh Kudus, yang mampu membuat batu-batu hidup dari batu-batu bata; dan dengan harapan menemukan Tuhan yang telah memanggil kita, berjumpa Dia dalam kepenuhan waktu".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.