Bacaan Ekaristi : Ef 4:32-5:8; Luk
13:10-17
"Kita seharusnya bertanya pada diri kita
sendiri: Apakah saya orang Kristiani terang atau orang Kristiani kegelapan?". Inilah pertanyaan yang diajukan oleh Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 27 Oktober 2014 di Casa Santa Marta,
Vatikan.
Berkaca pada Bacaan Pertama (Ef 4:32-5:8), yang di dalamnya Paulus memberi “sebuah katekese tentang kata”, mengajak orang-orang Kristiani Efesus untuk menjadi "penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih", Paus Fransiskus mengatakan bahwa hal ini membantu untuk membedakan apakah kita adalah anak terang, anak kegelapan atau anak "daerah abu-abu".
“Apakah
kata-kata kita munafik? Mengambil sedikit dari sini, sedikit dari sana, untuk menyesuaikan diri dengan setiap orang? Maka mereka hampa, tidak berhakekat, kosong. Apakah mereka kata-kata tidak sopan, sepele, atau duniawi? Kata kotor, cabul? Keempat [jenis] kata-kata yang bukan dari anak-anak terang, mereka tidak Roh Kudus, mereka bukan dari Yesus, mereka bukan kata-kata dari Injil ... ini cara berbicara, selalu berbicara tentang hal-hal kotor atau dari keduniawian atau kekosongan atau kemunafikan. Keempat [jenis] kata-kata ini bukan
kata-kata anak-anak terang, mereka bukan Roh Kudus, mereka bukan kata-kata Yesus, mereka bukan kata-kata Injil ... cara berbicara ini, selalu berbicara tentang hal-hal kotor atau keduniawian atau kekosongan atau kemunafikan".
Lalu, apa kata-kata orang-orang kudus, kata-kata anak-anak terang? Lebih lanjut, Paus
Fransiskus mengatakan : "Paulus berkata : ‘Jadilah penurut-penurut Allah, berjalanlah dalam kasih; berjalanlah dalam
kelembutan. Mereka yang berjalan dengan cara ini .... ‘Berbelas kasihlah – kata Paulus – saling mengampuni sebagaimana
Allah telah mengampuni kamu dalam Kristus. Lalu, jadilah penurut-penurut Allah
dan berjalanlah dalam kasih’, yaitu, berjalan dalam belas kasih, pengampunan, kasih. dan ini adalah kata-kata dari seorang anak terang".
"Ada orang-orang Kristiani yang cerah, [yang] penuh cahaya – catat Paus Fransiskus - yang
berusaha untuk melayani Tuhan dalam
terang ini" dan "ada orang-orang Kristiani kegelapan" yang menempuh "sebuah kehidupan dosa, sebuah kehidupan jauh dari Tuhan" dan yang
menggunakan keempat jenis kata-kata
yang "milik si jahat".
"Tetapi ada kelompok ketiga orang-orang Kristiani", yang bukan "terang maupun gelap": Mereka adalah orang-orang Kristiani daerah abu-abu. Dan orang-orang Kristiani daerah abu-abu ini pertama-tama
berada di satu sisi dan kemudian di sisi lain. Orang-orang
mengatakan tentang
hal ini: ‘Apakah orang ini bersama Allah atau setan?’ Hah? Selalu dalam wilayah abu-abu. Mereka suam-suam
kuku. Mereka bukan terang
maupun gelap. Dan Allah tidak
menyukai ini. Dalam Kitab
Wahyu, Tuhan berkata kepada orang-orang Kristiani daerah abu-abu
ini : ‘Bukan, engkau tidak dingin dan tidak
panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau
suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari
mulut-Ku’. Tuhan memiliki kata-kata
yang keras bagi orang-orang Kristiani daerah abu-abu
ini. ‘Saya seorang Kristiani, tetapi tanpa melakukannya berlebihan!’. Mereka mengatakan, dan dengan berbuat demikian menyebabkan
begitu banyak kerusakan, karena kesaksian Kristiani mereka adalah
sebuah
kesaksian yang pada akhirnya hanya menabur kebingungan, menabur sebuah kesaksian negatif".
Janganlah kita tertipu oleh kata-kata kosong
- Paus Fransiskus mengakhiri - "kita mendengar begitu banyak, beberapa yang bagus, dilafalkan
dengan baik, tetapi kosong, tanpa makna". Sebaliknya marilah kita berperilaku sebagai anak-anak terang. "Ada baiknya kita semua
merenungkan kata-kata kita hari ini dan bertanya kepada diri kita
sendiri: ‘Apakah saya orang Kristiani terang? Apakah saya orang Kristiani kegelapan? Apakah saya orang Kristiani daerah abu-abu? Dan dengan demikian kita bisa mengambil sebuah langkah maju untuk bertemu Tuhan’".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.