Bacaan Ekaristi : Ef 2:19-22; Luk
6:12-19
Paus Fransiskus mendesak orang-orang Kristiani untuk merasakan diri mereka adalah bagian menyeluruh
Gereja. Berbicara dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan bahwa Yesus tidak mencari
dosa-dosa manusia, tetapi melihat hatinya, dan Ia mengundang semua orang percaya tidak berleha-leha di ambang Gereja, tetapi masuk ke dalam
sekarang juga.
Yesus melakukan "pekerjaana" 2000 tahun yang
lalu ketika Ia memilih dua belas pilar yang di atasnya dibangun Gereja-Nya, dan menempatkan
diri-Nya sebagai dasar dan batu penjuru. Yesus, Paus Fransiskus mengatakan, membuka pintu-pintu Gereja tersebut untuk semua orang, tanpa membeda-bedakan, karena Kristus tertarik
mengasihi dan menyembuhkan hati manusia, bukan menimbang dosa-dosa
mereka.
Merenungkan Bacaan Injil hari itu (Luk 6:12-19) yang menceritakan tentang kelahiran Gereja "yang dibangun di atas dasar para rasul dengan Yesus Kristus sendiri sebagai batu penjuru" yang melaluinya seluruh struktur diadakan bersama-sama, Paus Fransiskus mengingatkan "tindakan-tindakan" yang dilakukan Yesus ketika Ia mendirikan Gereja: menyendiri dalam doa, memilih murid-murid-Nya dan sekaligus menyambut dan menyembuhkan orang banyak :
"Yesus berdoa, Yesus memanggil,
Yesus memilih, Yesus
mengutus para murid-Nya keluar,
Yesus menyembuhkan orang banyak. Di dalam bait suci ini, Yesus ini yang adalah batu penjuru melakukan semua pekerjaan ini: Dialah yang mengantar Gereja. Sebagaimana dikatakan Santo Paulus, Gereja ini dibangun
di atas dasar para Rasul; Ia memilih dua belas orang dari mereka. Mereka semua orang-orang berdosa. Yudas bukanlah satu-satunya orang paling berdosa : Saya tidak tahu siapa yang paling
berdosa ... Yudas, orang miskin, adalah
orang yang menutupi dirinya untuk
mengasihi dan itulah sebabnya ia menjadi seorang pengkhianat. Dan mereka semua melarikan diri selama masa sengsara yang sulit dan meninggalkan Yesus sendirian. Mereka semua orang-orang berdosa. Tetapi Ia memilih".
Yesus - Paus
Fransiskus mengatakan - ingin kita "di
dalam" Gereja. Bukan seperti tamu atau orang asing, tetapi dengan "hak-hak seorang warga negara". Kita tidak hanya sedang melewati - beliau melanjutkan - tempat kita memiliki akar kita. Tempat kehidupan kita: "Kita adalah warga negara, sesama warga Gereja ini. Jika kita tidak masuk ke dalam bait
suci ini untuk menjadi bagian bangunan ini
agar Roh Kudus dapat tinggal
di dalam diri kita, kita bukanlah Gereja. Kita berada di ambang pintu dan melihat ke dalam : “Betapa indahnya ... ya ini indah ...". Orang-orang Kristiani ini yang tidak melampaui penerimaan Gereja: ‘mereka berada di sana, di pintu ...’. Ya, saya Katolik, tetapi tidak terlalu Katolik ... "
Ini adalah sikap yang
tidak memiliki perasaan hormat dengan kasih dan belas kasih penuh yang Yesus miliki bagi setiap orang. Bukti hal
ini adalah sikap Kristus terhadap Petrus, yang telah ditempatkan pada kepala Gereja. Meskipun pilar pertama adalah
mengkhianati Yesus, Yesus
menjawab dengan pengampunan,
menjaganya agar tetap di tempatnya: Ini
adalah sikap yang tidak memiliki akal sehubungan dengan kasih dan belas kasihan penuh
yang Yesus miliki bagi setiap orang. Bukti dari hal ini adalah sikap Kristus terhadap
Petrus, yang telah diletakkan di kepala Gereja. Meskipun pilar pertama adalah
untuk mengkhianati Yesus, Yesus menjawab dengan pengampunan,
menjaganya agar tetap di tempatnya: "Bagi Yesus, dosa Petrus tidak penting: Ia melihat hati-Nya. Dapat menemukan hati ini dan menyembuhkannya, beliau berdoa. Yesus yang
berdoa dan Yesus yang
menyembuhkan. Ini adalah sesuatu yang
Ia lakukan untuk kita
masing-masing. Kita tidak dapat
memahami Gereja tanpa Yesus yang berdoa dan
menyembuhkan. Semoga Roh Kudus membantu kita memahami bahwa Gereja ini memiliki kekuatan dalam doa Yesus
yang dapat menyembuhkan
kita semua".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.