Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 Desember 2014 : KESELAMATAN ADALAH KERENDAHAN HATI YANG PERCAYA KEPADA ALLAH




Bacaan Ekaristi : Zef 3:1-2,9-13; Mat 21:28-32

Allah menyelamatkan "hati yang bertobat", sementara ia yang tidak percaya kepada-Nya menarik "kutukan" atas dirinya sendiri. Pesan ini berada pokok homili Paus Fransiskus selama Misa harian Selasa pagi di Casa Santa Marta, Vatikan. Kerendahan hati menyelamatkan manusia di mata Allah, sedangkan kesombongan adalah pecundang. Kuncinya terletak pada hati. Hati orang yang rendah hati terbuka, ia mengenal pertobatan, ia menerima pembetulan dan percaya kepada Allah. Hati orang yang sombong tepat sebaliknya: ia arogan, tertutup, tidak mengenal rasa malu, ia tidak mempan terhadap suara Allah. Bacaan dari Kitab Nabi Zefanya (Zef 3:1-2,9-13) dan dari Injil hari itu (Mat 21:28-32) menuntun Paus Fransiskus dalam permenungan sejajar. Kedua teks, beliau mencatat, berbicara tentang "penghakiman" yang atasnya keselamatan dan kutukan tergantung.

Situasi yang digambarkan oleh Nabi Zefanya adalah situasi sebuah kota pemberontak yang di dalamnya, bagaimanapun, ada sekelompok orang yang bertobat dari dosa-dosa mereka: kelompok ini, Paus Fransiskus mengatakan, adalah "umat Allah" yang memiliki "tiga karakteristik", yaitu "kerendahan hati, kemiskinan, dan kepercayaan kepada Tuhan". Namun di kota ada juga orang-orang, Paus Fransiskus mengatakan, yang "tidak menerima pembetulan, mereka tidak percaya kepada Tuhan". Mereka akan dihukum :

"Orang-orang ini tidak dapat menerima
keselamatan. Mereka tertutup bagi keselamatan. Saya akan membiarkan di dalam diri Anda orang-orang yang lemah lembut dan rendah hati;mereka akan percaya dalam nama Tuhan sepanjang hidup mereka. Dan itu masih berlaku hari ini, bukan? Ketika kita melihat umat Allah yang kudus yang rendah hati, yang memiliki kekayaannya dalam iman kepada Tuhan, dalam kepercayaannya di dalam Tuhan orang-orang yang rendah hati, miskin yang percaya di dalam Tuhan: ini adalah orang-orang yang diselamatkan dan ini adalah cara Gereja, bukan? Ini adalah jalan yang harus saya ikuti, bukan jalan yang di dalamnya saya tidak mendengarkan suara-Nya, tidak menerima pembetulan dan tidak percaya kepada Tuhan".

Adegan Injil menceritakan tentang kontras antara dua anak laki-laki yang diundang oleh ayah mereka untuk bekerja di kebun anggur. Anak laki-laki yang pertama menolak, tetapi kemudian berbalik dan pergi bekerja di kebun anggur; anak laki-laki yang kedua mengatakan ya kepada sang ayah tetapi sebenarnya menipu dirinya. Yesus menceritakan kisah ini kepada imam-imam kepala dan tua-tua bangsa yang menyatakan dengan jelas bahwa merekalah yang tidak ingin mendengarkan suara Allah melalui Yohanes dan itulah sebabnya Kerajaan Surga akan dimasuki, bukan oleh mereka tetapi oleh para pemungut cukai dan para pelacur yang mempercayai Yohanes. Dan skandal yang dipicu oleh pernyataan ini, Paus Fransiskus mengatakan, identik dengan skandal banyak orang Kristiani merasa "tahir" semata karena mereka pergi ke Misa dan menerima komuni. Tetapi Allah, beliau mengatakan, membutuhkan lebih banyak:

"Jika hati Anda bukanlah hati yang bertobat, jika Anda tidak mendengarkan Tuhan, jika Anda tidak menerima pembetulan dan Anda tidak percaya kepada-Nya, hati Anda tidak bertobat. Orang-orang munafik ini yang tersinggung dengan apa yang dikatakan Yesus tentang para pemungut pajak dan para pelacur, tetapi kemudian diam-diam mendekati mereka untuk melampiaskan hasrat mereka atau untuk melakukan bisnis - tetapi semua dalam kerahasiaan semata! Tuhan tidak menginginkan mereka".

Penghakiman ini "memberi kita harapan" - Paus Fransiskus meyakinkan umat beriman - disediakan, beliau mengakhiri, sehingga kita memiliki keberanian untuk membuka hati kita kepada Allah tanpa syarat, memberi-Nya bahkan "daftar" dosa-dosa kita. Dan dalam penjelasan kata-kata ini Paus Fransiskus teringat kisah Santo yang mengira dia telah memberikan segalanya kepada Tuhan, dengan kemurahan hati yang luar biasa :

"Ia mendengarkan Tuhan, ia selalu mengikuti kehendak-Nya, ia memberikan kepada Tuhan, dan Tuhan berkata kepadanya: masih ada satu hal yang belum Anda berikan kepada-Ku’. Dan orang miskin tersebut yang baik itu mengatakan : Tetapi, Tuhan, apa itu yang tidak kuberikan kepada-Mu? Aku telah memberikan hidupku kepada-Mu, aku bekerja untuk orang miskin, aku melakukan katekese, aku bekerja di sini, aku bekerja di sana ...’. 'Tetapi ada sesuatu yang belum kamu berikan' Apa itu Tuhan?'. ‘Dosa-dosamu’. Ketika kita akan bisa mengatakan kepada Tuhan : Tuhan, ini adalah dosa-dosaku - mereka bukan miliknya, mereka adalah milikku... Mereka adalah milikku. Ambillah mereka dan aku akan diselamatkan'- ketika kita akan mampu melakukan hal ini kita akan menjadi orang-orang itu, 'orang-orang yang lemah lembut dan rendah hati itu', yang percayai dalam nama Tuhan. Semoga Tuhan memberikan kita rahmat ini".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.