Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN 6 Januari 2015

Bacaan Ekaristi ; Yes 60:1-6; Ef 3:2-3a,5-6; Mat 2:1-12

Anak itu, yang lahir di Betlehem dari Perawan Maria, datang bukan hanya untuk orang-orang Israel, yang diwakili oleh para gembala Betlehem, tetapi juga untuk seluruh umat manusia, yang diwakili hari ini oleh orang-orang majus dari Timur. Berkenaan dengan orang-orang Majus dan perjalanan mereka dalam mencari Mesias Gereja hari ini mengajak kita untuk merenung dan berdoa.

Orang-orang majus dari Timur ini adalah orang-orang pertama dalam arak-arakan besar itu yang dikatakan nabi Yesaya dalam bacaan pertama hari ini (bdk. 60:1-6) : sebuah arak-arakan yang sejak saat itu terus berlanjut; di setiap zaman arak-arakan itu mendengar pesan dari bintang dan menemukan Sang Anak yang mengungkapkan kelembutan Allah. Orang-orang baru selalu diterangi oleh bintang itu; mereka menemukan jalan dan datang ke hadirat-Nya.

Menurut tradisi, orang-orang majus tersebut orang-orang bijak, para pengamat rasi bintang, para pemerhati langit, dalam konteks budaya dan agama yang melihat bintang-bintang memiliki makna dan kekuasaan atas hal ihwal manusia. Orang-orang majus mewakili para laki-laki dan para perempuan yang mencari Allah dalam agama-agama dan filsafat-filsafat dunia : suatu pencarian tanpa akhir.

Orang-orang majus menunjukkan kepada kita jalur perjalanan kita melalui kehidupan. Mereka mencari Terang yang sesungguhnya. Sebagaimana dikatakan sebuah himne liturgi Epifani yang berbicara tentang pengalaman mereka : "Lumen requirunt Lumine"; dengan mengikuti sebuah terang, mereka mencari terang. Mereka berangkat mencari Allah. Setelah melihat tanda bintang, mereka memahami pesannya dan memulai sebuah perjalanan panjang.

Roh Kuduslah yang memanggil mereka dan mendorong mereka untuk berangkat; selama perjalanan mereka, mereka juga memiliki sebuah perjumpaan pribadi dengan Allah yang sesungguhnya.

Sepanjang jalan, orang-orang majus menemui banyak kesulitan. Begitu mereka mencapai Yerusalem, mereka pergi ke istana raja, karena mereka memikirkannya dengan jelas bahwa raja baru tersebut akan lahir di istana raja. Di sana mereka kehilangan pandangan bintang dan bertemu dengan sebuah godaan, yang ditempatkan di sana oleh iblis: itu adalah tipu muslihat Herodes. Raja Herodes tertarik pada Sang Anak, bukan untuk menyembah-Nya, tetapi untuk mengenyahkan-Nya. Herodes adalah orang yang berkuasa yang melihat orang lain hanya sebagai saingan. Jauh di lubuk hati, ia juga menganggap Allah saingan, memang saingan yang paling berbahaya dari semua saingan. Di istana Herodes orang-orang majus mengalami sebuah momen ketidakjelasan, momen kehampaan, yang mereka berhasil atasi berkat dorongan Roh Kudus, yang berbicara melalui nubuat-nubuat Kitab Suci. Ini menunjukkan bahwa Mesias harus lahir di Betlehem, kota Daud.

Pada titik itu mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan sekali lagi mereka melihat bintang itu; penginjil mengatakan bahwa mereka "sangat bersukacita" (Mat 2:10). Datang ke Betlehem, mereka menemukan "Anak itu bersama Maria ibu-Nya" (Matius 2:11). Setelah itu Yerusalem, ini adalah godaan besar mereka yang kedua : mengesampingkan kekecilan ini. Tetapi sebaliknya, "sujud menyembah Dia", memberikan hadiah-hadiah simbolis mereka yang berharga. Sekali lagi,kasih karunia Roh Kuduslah yang membantu mereka. Kasih karunia itu, yang melalui bintang telah memanggil mereka dan menuntun mereka sepanjang jalan, sekarang biarlah mereka masuk ke dalam misteri. Dipimpin oleh Roh, mereka menyadari bahwa kriteria Allah sangat berbeda dari kriteria manusia, bahwa Allah tidak mewujudkan diri-Nya dalam kekuatan dunia ini, tetapi berbicara kepada kita dalam kerendahan hati kasih-Nya. Jadi orang-orang majus merupakan model-model pertobatan kepada iman yang benar, karena mereka semakin mempercayai kebaikan Allah daripada kemegahan kekuasaan semu.

Dan jadi kita bisa bertanya kepada diri kita sendiri: apa misteri yang di dalamnya Allah tersembunyi? Di mana saya bisa menemukan-Nya? Di sekitar kita, kita melihat peperangan, eksploitasi anak-anak, penyiksaan, perdagangan senjata, perdagangan manusia ... Dalam semua kenyataan-kenyataan ini, dalam ini, paling tidak saudara dan saudari kita yang sedang menanggung situasi-situasi sulit kita, ada Yesus (bdk. Mat 25:40,45). Palungan mengarahkan kita ke jalan yang berbeda dari jalan yang dihargai oleh pemikiran dunia ini: jalan perendahan diri Allah sendiri, kemuliaan-Nya tersembunyi di palungan Betlehem, di kayu salib di atas Kalvari, dalam setiap saudara dan saudari kita yang mengalami penderitaan.

Orang-orang majus masuk ke dalam misteri. Mereka luput dari perhitungan-perhitungan manusia terhadap misteri tersebut : ini adalah pertobatan mereka. Dan kita sendiri? Mari kita mohon Tuhan untuk membiarkan kita menjalani perjalanan pertobatan yang sama dengan yang dialami oleh orang-orang majus. Mari kita mohon kepada-Nya untuk melindungi kita dan membebaskan kita dari godaan-godaan yang menyembunyikan bintang. Mari kita selalu merasakan pertanyaan yang mengganggu: "Di mana bintang itu?", kapan saja - di tengah-tengah tipu muslihat dunia ini - kita melupakan rupanya. Marilah kita dengan cara baru memahami misteri Allah, dan tidak akan tergunjing oleh "tanda" yang menunjuk pada "seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan" (Luk 2:12), dan memiliki kerendahan hati untuk memohon kepada Sang Bunda, bunda kita. untuk menunjukkan-Nya kepada kita. Menemukan keberanian untuk dibebaskan dari khayalan-khayalan kita, anggapan-anggapan kita, "terang-terang" kita, dan untuk mencari keberanian ini dalam kerendahan iman dan dengan cara ini menjumpai Sang Terang, Lumen, seperti orang-orang majus yang kudus. Amin.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.