Liturgical Calendar

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 17 Februari 2015 : DIBUNUH KARENA MEREKA ADALAH ORANG-ORANG KRISTIANI

Bacaan Ekaristi : Kej 6:5-8,7:1-5,10; Mrk 8:14-21

Paus Fransiskus mempersembahkan Misa harian Selasa pagi 17 Februari 2015 untuk ketenangan jiwa-jiwa 21 orang Kristen Koptik yang menjadi martir karena iman mereka kepada Kristus. Misa dihadiri oleh sekretaris pribadi Paus Fransiskus, Abuna Yoannis Lahzi Gaid, yang adalah seorang Katolik Koptik.

Ketika beliau mempersiapkan untuk memulai Misa di Kapel Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengajak umat untuk bergabung dengannya dalam doa bagi saudara-saudara Koptik kita, yang lehernya digorok karena satu-satunya alasan yaitu orang Kristiani, sehingga Tuhan menyambut mereka sebagai martir, bagi keluarga-keluarga mereka, bagi saudara saya Tawadros, yang sedang sangat menderita.

Beliau kemudian berdoa: "Jadilah pelindungku, ya Allah, benteng yang berkuasa untuk menyelamatkanku. Karena Engkaulah gunung batuku, bentengku! Pimpinlah aku; bimbinglah aku, demi nama-Mu".

Senin sore 16 Februari 2015) Paus Fransiskus telah melakukan panggilan telepon pribadi kepada Patriark Tawadros, yang adalah Patriark Gereja Ortodoks Koptik Alexandria, untuk mengungkapkan kesedihannya atas pembunuhan brutal tersebut.

Selama homilinya Paus Fransiskus berbicara tentang kemampuan manusia terhadap kejahatan dan kehancuran serta mengutuk apa yang disebutnya 'para pedagang kematian', orang-orang bisnis yang menjual senjata kepada mereka yang berperang, melanjutkan siklus kebencian, pembunuhan saudara dan kekerasan.

Paus Fransiskus merefleksikan perikop dari Kitab Kejadian yang berbicara tentang murka Allah pada kejahatan manusia yang merupakan awal dari air bah. Paus Fransiskus mencatat dengan menyayangkan bahwa manusia, "tampaknya lebih kuat daripada Allah", karena ia mampu menghancurkan hal-hal baik yang Allah telah diciptakan Allah.

Paus Fransiskus menunjukkan bahwa dalam bab-bab pertama Alkitab kita menemukan banyak contoh - Sodom dan Gomora, Menara Babel - yang di dalamnya manusia mengungkapkan kejahatannya. "Sebuah kejahatan yang mengintai di kedalaman hati".

Paus Fransiskus mencatat beberapa orang akan mendesaknya untuk tidak terlalu negatif, tetapi - beliau melanjutkan - "ini adalah kebenaran. Kita juga mampu menghancurkan persaudaraan: Kain dan Habel di halaman pertama Alkitab. Mereka menghancurkan persaudaraan. Di sinilah perang dimulai. Kecemburuan, iri hati, begitu banyak keserakahan karena kekuasaan, memiliki kekuasaan yang lebih. Ya, ini terdengar negatif, tetapi realistis. Anda hanya perlu mengambil sebuah surat kabar, surat kabar apapun - sayap kiri, sayap tengah, sayap kanan ... apa pun. Dan Anda akan melihat bahwa lebih dari 90% berita adalah berita kehancuran. Lebih dari 90%. Kita melihat ini setiap hari".

Paus Fransiskus kemudian mengajukan pertanyaan: "Apa yang sedang terjadi di dalam hati manusia?". Beliau mengatakan Yesus mengingatkan kita bahwa "dari batin, dari hati manusia, datang kejahatan". "Hati kita yang lemah terluka".

Paus Fransiskus mengamati bahwa manusia selalu "menginginkan otonomi": "Saya melakukan apa yang saya inginkan dan jika saya ingin melakukan sesuatu, saya berkehendak! Jadi, jika saya ingin berperang, saya berkehendak!".

"Mengapa kita seperti ini? Karena kita mampu menghancurkan, itulah masalahnya. Ada perang, perdagangan senjata ... 'Tetapi, kita adalah para pengusaha!' Ya, tetapi pengusaha apa? Pengusaha kematian? Dan ada negara-negara yang menjual senjata, berperang di satu sisi tetapi juga menjual senjata kepada mereka, sehingga perang berlanjut. Kemampuan untuk kehancuran. Itu tidak datang dari sesama kita: itu datang dari kita! 'Setiap niat pemikiran hatinya terus menerus merupakan kejahatan semata'. Setiap orang memiliki benih ini di dalam batin, kemungkinan ini, tetapi kita juga memiliki Roh Kudus yang menyelamatkan kita! Kita harus memilih, dalam perkara-perkara kecil".

Paus Fransiskus melanjutkan dengan memperingatkan tentang menggunakan gosip atau fitnah terhadap sesama kita : "Bahkan dalam paroki-paroki dan lembaga-lembaga", "kecemburuan" dan "iri hati" dapat mendorong orang-orang untuk pergi kepada pastor mereka untuk menjelek-jelekkan orang lain.

Beliau memperingatkan: "Ini adalah kejahatan dan kita semua memiliki kemampuan untuk menghancurkan ini". Ketika Masa Prapaskah dimulai, Gereja "mengajak kita untuk merenungkan hal ini". Merujuk kepada Bacaan Injil hari ini di mana Yesus menegur para murid yang sedang berbantah di antara mereka tentang lupa membawa roti. Tuhan mengatakan kepada mereka untuk "berjaga-jaga dan awas terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes". Beliau memberikan contoh dua orang: Herodes yang "jahat, seorang pembunuh, dan orang-orang Farisi yang munafik". Dengan demikian, Yesus mengingatkan mereka tentang ketika Ia memecah-mecahkan lima roti dan mendesak mereka untuk berpikir tentang Keselamatan, tentang apa yang telah dilakukan Allah bagi kita semua. Paus Fransiskus melanjutkan dengan mencatat bahwa "mereka tidak mengerti, karena hati mereka mengeras oleh gairah ini, oleh kejahatan ini perlu saling berbantah dan melihat siapa yang bersalah karena telah melupakan roti".

Paus Fransiskus mengatakan kita harus mengambil pesan Tuhan "secara serius". "Tidak ada yang aneh dalam hal ini, ini bukan kata-kata dari orang Mars", "manusia mampu melakukan begitu banyak kebaikan",beliau melanjutkan dengan mengutip teladan Bunda Teresa, "seorang perempuan dari masa kita". Kita semua, beliau berkata, "mampu berbuat baik, tetapi kita semua juga mampu menghancurkan; kehancuran besar dan kecil dan bahkan di dalam keluarga kita sendiri. [Kita mampu menghancurkan] anak-anak kita", tidak memungkinkan mereka untuk tumbuh "dalam kebebasan, tidak membantu mereka untuk dewasa; mengerahkan anak-anak kita". Kita mampu ini dan ini berarti bahwa kita perlu terus-menerus "bermeditasi, berdoa, saling mendiskusikan hal-hal, agar tidak jatuh ke dalam kejahatan ini yang menghancurkan segalanya":

"Dan kita memiliki kekuatan, Yesus mengingatkan kita. Ingatlah. Ia mengatakan kepada kita hari ini: "Ingatlah. Ingatlah Aku, Aku menumpahkan darah-Ku bagimu; ingatlah Aku, Aku telah menyelamatkan kamu, Aku telah menyelamatkan kamu semua; Ingatlah Aku, Aku memiliki kekuatan untuk menemani kamu dalam perjalanan hidup, bukan pada jalan kejahatan, tetapi pada jalan kebaikan, berbuat baik kepada orang lain, bukan jalan kehancuran, tetapi jalan yang membangun: membangun sebuah keluarga, membangun sebuah kota, membangun sebuah budaya, membangun sebuah rumah dan banyak lagi".

Paus Fransiskus mengakhiri : "Kita memohon kepada Tuhan, hari ini, sebelum awal Masa Prapaskah untuk anugerah ini : Selalu memilih jalan yang benar dengan bantuan-Nya dan tidak disesatkan oleh godaan-godaan ke jalan yang salah".

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.