Bacaan Ekaristi : Sir 42:15-25; Mrk 10:46-52
Orang-orang Kristen ruang pamer - entah mementingkan diri sendiri, para pengusaha, duniawi atau orang-orang kaku - mencoba untuk mengesampingkan orang-orang yang mencari Yesus. Paus Fransiskus memperingatkan godaan ini dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 28 Mei 2015, di Casa Santa Marta, Vatikan. Sambil mengundang setiap orang untuk melakukan "pemeriksaan hati nurani", Paus Fransiskus mengingatkan bahwa orang-orang Kristen harus mampu mendengar "berteriak minta tolong" orang-orang dan mendukung mereka dalam perjalanan mereka untuk mendekati Tuhan.
Orang-orang Kristen ruang pamer - entah mementingkan diri sendiri, para pengusaha, duniawi atau orang-orang kaku - mencoba untuk mengesampingkan orang-orang yang mencari Yesus. Paus Fransiskus memperingatkan godaan ini dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 28 Mei 2015, di Casa Santa Marta, Vatikan. Sambil mengundang setiap orang untuk melakukan "pemeriksaan hati nurani", Paus Fransiskus mengingatkan bahwa orang-orang Kristen harus mampu mendengar "berteriak minta tolong" orang-orang dan mendukung mereka dalam perjalanan mereka untuk mendekati Tuhan.
Paus Fransiskus memulai homilinya dengan menyoroti peristiwa-peristiwa dalam Bacaan hari itu dari Injil menurut Markus (10:46-52). "Yesus pergi bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak", beliau berkata, "yang berbondong-bondong mengikuti-Nya karena Ia berbicara seperti seorang guru, dengan kuasa yang nyata". Bartimeus, seorang buta, "mendengar suara tersebut dan bertanya, 'Apa yang terjadi?'. Itu Yesus". Dengan demikian, Bartimeus "mulai berseru dan, dalam suatu tindakan iman, ia berteriak keras 'Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!'". Kata-katanya "benar-benar sebuah tindakan iman", Paus Fransiskus mencatat.
Tetapi, "di antara orang-orang yang berada di sana bersama Yesus, masing-masing orang memiliki kepribadiannya sendiri, caranya sendiri dalam melihat kehidupan, caranya sendiri dalam merasakan kehidupan", Paus Fransiskus menjelaskan. Pertama-tama, "ada sekelompok orang yang tidak mendengar teriakan" orang buta tersebut. Ini adalah "sekelompok orang yang, bahkan hari ini, tidak mendengarkan jeritan banyak orang yang membutuhkan Yesus". Singkatnya, ini adalah sekelompok orang yang "acuh tak acuh : mereka tidak mendengar, mereka percaya bahwa kehidupan adalah kelompok kecil mereka di sana; mereka bahagia, mereka tuli terhadap suara gemuruh dari begitu banyak orang yang membutuhkan keselamatan, membutuhkan bantuan Yesus, membutuhkan Gereja". Namun, Paus Fransiskus berpendapat, "ini adalah orang-orang yang mementingkan diri sendiri, mereka hidup untuk diri mereka sendiri", tidak mampu "mendengar suara Yesus".
Paus Fransiskus melanjutkan dan mengatakan "maka ada orang-orang yang mendengar teriakan yang memohon bantuan ini, tetapi mereka ingin membungkamnya". Bahkan, dalam Injil, Markus menunjukkan bahwa banyak orang menegur Bartimeus untuk membungkamnya, mengatakan kepadanya "jangan berteriak", dan meninggalkan sang guru "dalam damai". Memang, "bahkan para murid" melakukannya. Paus Fransiskus mengingatkan bahwa "para murid mengusir anak-anak" juga, "sehingga mereka tidak mengganggu sang guru". Dengan demikian, para murid juga mencoba membungkam Bartimeus, "karena sang guru milik mereka, Ia berada bagi mereka, bukan untuk semua orang". Dengan demikian, "orang-orang ini tetap terpisah dari Yesus. Mereka yang berteriak, yang membutuhkan iman, yang membutuhkan keselamatan".
Kemudian, Paus Fransiskus menegaskan, ada kelompok lain, yang terdiri dari "para pengusaha: mereka religius, tampaknya, tetapi Yesus mengusir mereka keluar dari Bait Allah karena mereka sedang melakukan bisnis di sana, di rumah Allah". Ini adalah orang-orang "yang tidak mendengar, tidak mau mendengar teriakan minta tolong, tetapi lebih memilih untuk melakukan bisnis mereka dan menggunakan Umat Allah, menggunakan Gereja, untuk melakukan bisnis mereka". Bahkan "para pengusaha ini menjauhkan orang-orang dari Yesus" dan tidak memungkinkan orang-orang untuk "meminta bantuan".
"Kelompok lain yang menjauhkan orang-orang dari Yesus", Paus Fransiskus melanjutkan, adalah orang-orang yang "Kristen dalam nama saja, tanpa kesaksian, yang tidak memikul kesaksian orang-orang Kristen". Ya, "mereka adalah orang-orang Kristen dalam nama, orang-orang Kristen ruang pamer, orabg-orang Kristen penerima tamu, tetapi kehidupan batin mereka bukan Kristen, mereka duniawi". Dan "orang yang menyebut dirinya seorang Kristen tetapi hidup sebagai seorang sosialita menjauhkan mereka yang meneriakkan 'bantuan' kepada Yesus".
Akhirnya, "ada orang-orang yang kaku", Paus Fransiskus menambahkan, "orang-orang yang ditegur Yesus" karena "mereka meletakkan beban sedemikian berat di bahu orang-orang". Dan "kepada mereka Yesus mendedikasikan seluruh Bab 23 Injil Santo Matius". Ia mengatakan kepada mereka : "orang-orang munafik, engkau mengeksploitasi orang-orang!". Bahkan, "bukannya menanggapi seruan untuk keselamatan, mereka mengesampingkan orang-orang".
"Kelompok pertama", Paus Fransiskus merangkum, terdiri dari "orang-orang yang tidak mendengar". Kelompok kedua, bagaimanapun, termasuk "banyak orang yang berbeda-beda, yang beragam" yang "mendengar panggilan, tetapi memisahkan" orang-orang dari Yesus. Dan "ada juga kelompok ketiga" dan mereka adalah orang-orang "yang membantu" orang-orang "untuk mendekati Yesus" dan yang berkata kepada Bartimeus: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau!". Ini adalah "kelompok orang-orang Kristen yang memiliki perpaduan antara apa yang mereka yakini dan apa yang mereka hidupi". Ini adalah kelompok orang-orang Kristen yang membantu "orang-orang yang berteriak, meminta keselamatan, meminta rahmat, meminta kesehatan rohani bagi jiwa mereka", membantu mereka untuk mendekati Yesus.
Dalam terang permenungan ini, Paus Fransiskus mengusulkan "suatu pemeriksaan batin" yang "akan melakukan pada kita kebaikan", melalui serangkaian pertanyaan-pertanyaan langsung: "Termasuk kelompok manakah aku? Pada bagian pertama, dengan mereka yang tidak mendengar banyak teriakan meminta bantuan keselamatan? Apakah aku hanya mempedulikan pertalianku dengan Yesus, yang tertutup, mementingkan diri sendiri? Apakah aku termasuk dalam kelompok kedua, dengan mereka yang memisahkan orang-orang dari Yesus, entah dengan kurangnya perpaduan dalam kehidupan, kurangnya kesaksian, entah dengan menjadi terlalu melekat pada uang, atau melalui kekakuan?". Beliau melanjutkan : "Apakah aku menjauhkan orang-orang dari Yesus? Atau apakah aku termasuk dalam kelompok ketiga, dengan mereka yang mendengar teriakan begitu banyak orang dan membantu mereka untuk mendekati Yesus?". Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang, Paus Fransiskus mengakhiri, "kita masing-masing bisa menjawab dalam hati kita".
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.